Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 123 Tidak akan ada hari seperti itu

Aku mengira ia tadi tidak tahu, tak menyangka dia menyadari gerak-gerik ku, saat aku masuk, sekarang dia memperlakukan ku seperti ini.

Wajah ku memanas, tapi aku tahu aku tak boleh mengakui nya, hanya bisa mengeraskan leher ku, dengan wajah datar membantah: " Kamu terlalu berlebihan, tadi aku hanya berpikir kamu memakai baju terlalu tipis, demam mu baru saja reda."

Selesai bicara, aku menarik lepas tangan ku: " Lepaskan aku."

Timothy Huang menatap ku sebentar, sepertinya perkataan ku terlalu serius, dia melepaskan tangannya, lalu menjawab: " Oh."

Melihat ia berbalik, aku sedikit tenang, aku tersadar ingin memanggil nya. Tapi aku akhirnya hanya diam saja, berjalan duduk di sofa.

Timothy duduk di depan, sambil membuka bekal dan bertanya: " Bubur apa."

Aku tak ingin memperdulikan nya: " Kamu makan saja nanti juga tahu."

Dia diam, melirik ke arah Victor Tsu.

Victor Tsu masih tidur, aku tak berniat melihat Timothy Huang, hanya bisa melihat dekorasi rumah nya.

Harus nya Timothy Huang langsung tinggal disini, dekorasi rumahnya sangat berbeda dengan sebelumnya, Rumah ini dekorasinya lebih feminim, dinding nya berwarna hijau muda, mejanya berwarna putih bernuansa eropa, dan sofanya juga berwarna muda.

Berpikir adalah pria yang tinggal disini, aku merasa lucu.

" Apa yang kamu tertawakan?"

Awalnya aku mengira Timothy Huang sedang sibuk menikmati buburnya, tak ada waktu memperdulikan ku, tak menyangka dia tiba-tiba mendongak melihat ku.

Aku buru-buru menghapus senyum ku, menggeleng: " Tidak apa-apa."

Untung saja saat itu Victor Tsu yang berada di kereta dorong memanggil, aku buru-buru memeluk Victor Tsu.

Timothy Huang melahap bubur nya dengan cepat, dan pindah duduk di samping ku,

Aku berpura-pura tak melihatnya," Kamu sudah kenyang? Victor sudah bangun, aku dan Victor mau pulang.

" Jane, kamu dan Victor bisa menemani ku sebentar?"

Aku baru saja berdiri, dia mengulurkan tangan menarik baju ku.

Aku meliriknya, Pria yang tinggi, duduk di sofa mendongak melihat ku, aku jadi kasihan.

Tapi aku tahu aku tak harus lemah begini, bila aku begini tak akan bagus untuk kami berdua.

Aku geram: " Timothy bila kamu bosan, panggil saja Nicole, aku tak punya waktu untuk ini."

Selesai bicara, aku berjalan pergi dan membaringkan Victor Tsu di kereta dorong nya, melihat bekal di meja, aku juga membereskan nya: " Kamu sudah makan, minum obat lalu tidur, aku akan pulang."

Timothy melihat ku membuka mulut, seperti ada sesuatu yang ia ingin katakan, tapi akhirnya ia tetap diam.

Aku pulang dengan Victor Tsu, perasaan ku sedikit suram.

Aku tahu semua ini karena Timothy Huang, jelas saja aku tidak seharusnya memperdulikan nya, tapi aku tak bisa begitu kejam.

Sejak bertemu dengan Timothy Huang, merasa aku bukanlah diriku lagi.

Saat dulu Peter Tan berselingkuh, aku bisa melepaskan nya, tidak seperti sekarang begitu susah menghadapi Timothy Huang.

Aku tidak bisa begini terus, aku bermain dengan Victor Tsu sebentar, saat Victor Tsu tidur, aku juga memaksa diri ku untuk tidur.

Mungkin karena semalam tidak tidur dengan cukup, biarpun banyak pikiran, tapi akhirnya aku juga tidur.

Tidur dengan nyenyak, dan dibangunkan oleh tangisan Victor Tsu.

Aku bangun dan menyadari popok Victor Tsu kotor, aku buru-buru menggantinya, dan membuatkan nya susu, lalu memberikan botol susu nya ke mulutnua, tangisnya berhenti.

Aku tak bisa menahan tawa, dia sangat mudah di puaskan.

Ponsel ku tiba-tiba berdering, ada pesan, aku membukanya, aku baru tahu Irfan Lee sudah membalas pesan ku tadi pagi.

Aku kemarin menanyai nya bagaimana tangan Timothy bisa terluka, dia hari ini baru membalas pesan ku.

Saat itu aku sedang mengurusi administrasi Timothy Huang di rumah sakit, dan tak menyadari nya.

Irfan Lee hanya mengatakan luka itu karena Nicole Shen, Ia meminta ku untuk merawat Timothy Huang dengan baik.

Aku membalas Irfan Lee dan bertanya apa yang terjadi, kali ini, Irfan Lee membalas ku dengan cepat, dia tak bisa menjelaskan nya, kalau aku ingin tahu, aku hanya bisa bertanya dengan Timothy Huang.

Melihat pesan Irfan Lee, aku semakin penasaran.

Irfan Lee memberi tahu ku setengah-setengah, membuat ku emosi.

Aku melempar ponsel ke ranjang, dan berencana pergi makan siang.

Baru saja mengeluarkan daging dari kulkas, bel pintu berbunyi.

Aku mengerutkan kening, berpikir itu adalah Mike Qi, dan ternyata setelah aku membukakan pintu itu adalah Timothy Huang: " Kamu kenapa kesini?"

" Aku baru bangun, sedikit lapar, kamu sudah makan siang?"

Awalnya aku ingin menyuruh nya memesan dari luar, tapi terpikir pesan Irfan Lee tadi, akhirnya aku menyuruhnya masuk: " Akau masak, kamu masuk saja."

Timothy Huang menatap ku, sedikit kaget.

aku berusaha memalingkan pandangan, dan berbalik pergi ke dapur, tak memperdulikannya.

Selesai memasak, Timothy Huang keluar dari kamar utama.

" Victor Tsu sudah bangun?"

" Tidak, tidur dengan nyenyak."

Aku mengangguk, diam: " Makanlah."

Awalnya karena hanya ada aku sendiri aku ingin memasak nasi saja, karena ada dia aku memasak dua tiga macam masakan.

Selesai makan, aku membereskan alat makan, saat aku keluar aku menyadari Timothy Huang masih berada di rumah ku belum pergi.

Aku mengerutkan kening: " Timothy, kamu harusnya pergi?"

Dia melihat ku, " Aku duduk sebentar."

Aku diam, memotong buah dan membawanya keluar, " Luka di tangan mu karena Nicole?"

Timothy Huang menusuk potongan apel dengan garpu, lalu melihat ku: " Irfan yang memberitahu mu?"

" Kamu semalam tak memberitahu ku, aku pun pergi menanyakan Irfan, tapi ia hanya berkata luka itu karena Nicole, tak memberi tahu kejadian nya."

Dia bersandar di sofa, raut wajahnya tak nyaman.

Diam, mengunyah apel.

Setelah beberapa saat, dia membuka suara: " Jane, aku dan Nicole bukan seperti yang kamu bayangkan."

Kalimat itu bukan yang pertama kali, tapi setiap kali ia tak pernah menjelaskan nya.

" Nah apa hubungan kalian?"

Dia diam, ragu.

Aku mencibir: " Sebenarnya apapun hubungan kalian aku tidak masalah, asal kalian tidak menggangu ku."

" Jane---."

Aku tak ingin mendengar apapun lagi, aku berdiri: " Kamu sudah harus pergi."

Dia melihat ku, aku melihatnya.

Beberapa saat, akhirnya dia menyerah: " Baiklah."

Dia keluar, Timothy Huang tiba-tiba berbalik melihat ku: " Jane, suatu hari aku pasti memberi tahu mu segalanya."

Jantungku berdebar, tapi aku dengan wajah dingin menjawab: " Tak usah, hari itu tak akan ada datang."

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu