Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 110 Mau Ngapain Kamu Sebenarnya?

“Ca, cara apa?”

Tidak tahu kenapa, aku sebenarnya tidak begitu ingin dengar cara Mike. Tapi sorot matanya benar-benar menunjukkan ketegasan, aku tidak bisa menolak.

“Jane, kita nikah saja.”

Mendengar perkataan Mike, aku tercengang : “Ba, bagaimana mungkin! Ka, kamu jangan bercanda!”

Aku awalnya mengira Mike mau menyatakan perasaannya, tapi tak disangka sekali dia ngomong langsung bagaikan sebuah bom.

Tanpa pacaran, langsung bilang mau nikah.

Bahkan mau sama dia apa tidak aku belum pertimbangkan dengan jelas, sekarang dia bilang mau menikah sama aku, aku benar-benar terkejut.

Dia sepertinya juga sadar aku kaget dengan omongan dia, “Jane, kamu jangan salah paham, aku bukan maksa kamu, tapi aku juga bukan bercanda, kamu dengarkan aku dulu.”

Melihat dia begini, aku kira-kira menyadari kayaknya aku yang mikirnya berlebihan, aku tunjuk ke sofa : “Kalau begitu kita duduk dulu baru ngomong?”

Dia mengangguk dan mengikuti aku duduk di sofa.

Begitu lama aku mengenal Mike, aku sedikit banyak tahu dia orang yang bagaimana.

Tadi cuma kaget oleh satu kata ‘menikah’ itu, jadi tidak berpikir jauh.

Sekarang setelah tenang, aku juga mengerti Mike pasti ada alasannya sendiri baru ngomong begitu.

Aku bertanya sambil mengelupas sunkist : “Maksud kamu gimana?”

Dia menatapku sekilas, “Timothy sekarang tahu Victor itu anak dia, Jane, aku pernah nanya orang, sebenarnya dengan keadaan kamu sekarang, kalau mau berebut Victor sama Timothy, kemungkinan buat menang kecil sekali, kalau Timothy menunggu, nunggu sampai Victor lebih besar lagi, kamu pasti kalah.”

Aku mengangguk-angguk, hatiku agak susah menerima kenyataan ini : “Aku mengerti yang kamu bilang, aku juga pernah cari tahu soal ini.”

Ekonominya tidak sebagus Timothy, hidupnya sekarang hanya mengandalkan uang yang dikasih Timothy saat bercerai. Serta waktu dia melahirkan Victor, dia tidak memberitahu Timothy.

Tambah lagi, Timothy sebentar lagi nikah sama Nicole, dia bakal punya keluarga yang lengkap, sedangkan aku hanya single parent, susah untuk berebut sama dia.

“Victor sekarang masih kecil, kurasa Timothy juga kepikiran satu hal ini, jadi sekarang dia tidak berebut Victor sama kamu, tapi belum tentu dua tahun lagi masih akan sama. Pas umur segitu Victor sudah bisa pisah dari ibu kandung, dan Timothy bisa dengan gampang mendapatkan Victor.”

Aku tidak menyela omongan dia, melainkan hanya menggertak gigi dan mendengarkan dia lanjut ngomong.

“Aku nikah sama kamu bukan buat maksa kamu, kamu tahu aku suka sama kamu, aku juga tahu kamu tidak bisa melupakan Timothy. Kamu nikah sama aku cuma buat punya surat nikah, kalau nikah, ekonomi aku bisa untuk menanggung kamu dan Victor, dan Victor tumbuh di dalam keluarga yang lengkap sama kamu, ini akan membuat Timothy susah buat merebut Victor.”

Perkataan Mike yang panjang lebar ini membuat aku merenung, aku tahu omongan dia masuk akal, tapi bagi dia, ini adalah hal yang sangat merugikan dia.

Dan dia sepertinya tahu apa yang aku pikirkan, melihat aku mengangkat kepala menatapnya, dia langsung berkata : “Jane, ini kemauanku sendiri, kamu gak usah merasa bersalah, aku senang bisa bantu kamu.”

“Aku——“

Tiba-tiba aku sadar aku tidak bisa membantah apa-apa lagi.

Tapi menikah itu suatu hal yang penting sekali, aku tidak berharap pernikahan keduaku juga berakhir tanpa hasil.

Aku membasahi bibir, dan tetap belum menyatakan kesediaan aku : “Mike, akan aku pertimbangkan baik-baik dulu.”

Dia mengangguk : “Kamu jangan jadiin beban, aku cuma mau kasih tahu kamu, kalau pun Timothy tahu Victor itu anak dia, kita bukannya tidak ada cara sama sekali. Mengenai soal nikah sama aku, ini tidak usah buru-buru, kamu pikirkan pelan-pelan.”

Setiap perkataannya mempertimbangkan aku, aku menengadah menatap Mike, aku terharu sampai ingin menangis rasanya.

“Sudah malam, kamu istirahat saja.”

Dia menepuk-nepuk aku lalu bangkit dan pergi.

Tapi perkataan Mike membuat aku mulai untuk benar-benar menghadapi sebuah masalah, dulu aku selalu menghindar, tapi ada beberapa hal yang tak bisa aku hindar terus.

Timothy adalah ayah kandung Victor, soal ini bagaimana pun juga adalah kenyataan yang tak bisa aku ubah.

Omongan Mike membuat aku tidak bisa tidur semalaman, aku baru tertidur saat matahari hampir terbit.

Perkataan dia menyadarkan aku, sekarang Victor masih kecil, kalau pun Timothy sungguh melakukan sesuatu, juga tidak bisa mengambil Victor.

Kepikiran ini aku pun jadi lumayan lega.

Kota D di pertengahan april sudah mulai hangat, pas matahari di luar lagi cerah, jadi aku bawa Victor jalan-jalan keluar untuk menghirup udara segar.

Perkataan Mike membuat aku tidak begitu takut sama Timothy lagi, tapi ini bukan berarti aku bersedia untuk ketemu dengannya.

Sehingga pas aku bertemu Timothy lagi, aku agak tak bisa mengontrol emosiku : “Direktur Huang, begitu besar perusahaan yang lagi nunggu kamu atur, kok santai sekali tiap hari datang ke kota D?”

Dia menatapku sekilas lalu mengabaikan omonganku, kemudian menundukkan kepala melihat Victor : “Halo Victor, aku ayah kamu.”

Mendengar perkataan dia, mukaku jadi merah padam : “Timothy, tahu malu gak sih?

Kayaknya omonganku memancing emosinya, dia kembali berdiri tegak dan menatapku : “Kenapa aku harus malu?”

Ketegasannya membuat aku tercekam, seketika aku tidak tahu harus menjawab apa, tapi juga tidak ingin kalah : “Kita——“

“Victor itu anak aku!”

Belum sempat aku mengatakan satu kata ‘cerai’, dia langsung menyela, kedua matanya menatapku sambil tertawa dingin : “Jane, kamu benar-benar ibu yang egois!”

Perkataan dia membuat aku langsung membeku, Teringat jerih payah yang aku lalui sendiri selama dua tahun ini, mataku langsung memerah : “Apa hak kamu ngatain aku?!”

Timothy menatapku dan mengulurkan tangan mau menyentuh aku : “Jane——“

“Jangan sentuh aku!”

Secara refleks aku aku menghindar, serta juga tidak ingin berpanjang lebar sama dia, aku dorong kereta Victor dan langsung pergi.

Aku takut dia akan mengejar, jadi kupercepat langkahku, sampai 1 menit aku berjalan, aku menoleh dan melihat Timothy masih berdiri di situ, barulah aku melambatkan jalanku.

Dia masih berdiri di situ dengan pandangan tidak lepas dari aku, aku menyadari aku semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya mau Timothy lakukan.”

Setelah hari itu ketemu Timothy, beberapa hari kemudian, aku ketemu dia lagi.

Kali ini aku sama Victor baru saja pulang dari supermarket, sekali keluar dari taksi langsung kelihatan Timothy yang berdiri di depan koridor.

Melihat aku dia langsung datang mendekat, aku tetap diam di situ dengan kereta Victor, ingin sekali rasanya aku lempar buah di tanganku ke muka dia.

Tapi pada akhirnya aku tetap menahan diri, Mike sudah bilang, sekarang aku tidak seharusnya memancing emosi Timothy.

Aku menggertakkan gigi dan berusaha untuk tenang : “Mau ngapain kamu sebenarnya?”

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu