Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 115 Aku menginginkan mu, Jane

" Aku bukan nya memaksa mu, aku hanya ingin makan siang saja."

Dia menunduk melihat ku, kata demi kata, dengan nada datar, membuat sepertinya terlihat cuma aku yang berteriak di sana.

Jelas-jelas saja tadi memanas, tapi nada bicaranya menjadi santai, hanya aku sendiri yang marah sampai gemetaran, tapi dia sangat santai.

" keluar!'

" jangan ribut, Victor akan bangun."

Dia dengan tenang menyelesaikan nya, aku marah dan merasa ingin menanggis, akhirnya dia mengulurkan tangan mendorong kereta bayi: " Sudah lah, sudah siang, kamu pergi masak saja."

" Timothy, kamu dengar tidak----"

Aku belum selesai bicara dia mendorong Victor Tsu masuk ke kamar.

Aku berdiri disana, tak tahu bagaimana melampiaskan emosi ku.

Tapi aku tahu, tenagaku tak cukup kuat, dan lagi ada Victor Tsu, dan bila aku masuk dan mengusir nya, aku juga tak mampu.

Daripada menghabiskan tenaga, lebih baik aku pergi memasak, aku hanya berharap setelah makan dia bisa cepat pergi.

Pergi ke dapur untuk mempersiapkan makan siang, sepanjang hari sangat sibuk, aku sudah lapar.

Saat sedang mempersiapkan makan siang, aku menyadari Timothy Huang bersandar di pintu dapur melihatku.

Dia memandang secara langsung, biarpun aku abaikan.

Beberapa menit pertama aku berusaha mengabaikan nya, mengabaikan pandangan nya, karena tidak fokus saat aku memotong daging, tak sengaja pisau mengenai jari ku.

" Sttt----"

Aku menghela nafas, belum sempat melakukan apapun, Timothy Huang langsung menarik tangan ku kebawah keran yang mengalir: " Kamu sedang memikirkan apa?"

Aku mendongak melihatnya, menyadari wajahnya sangat suram.

Hati ku berdebar, untungnya, rasa sakit pada luka di jari membuatku sadar dengan sangat cepat.

Aku menarik tangan ku: " Keluar!"

" jari mu terluka!"

Dia mengerutkan kening, melihat wajah ku yang tak bersahabat.

Aku menyindirnya: " Timothy bukan nya mau makan siang di rumah ku?"

Dia tidak membela diri, mundur dan pergi: " Jangan terlalu banyak omong kosong, dimana kotak obat?"

Melihat nya gugup, aku merasa tak nyaman.

Awalnya aku ingin mengabaikan nya, tak memperdulikan apapun yang di katakan nya.

Tapi melihatnya menunduk memperhatikan luka di tangan ku, aku mulai bicara: " Di dapur,lemari ke dua."

Saat itu dia mendongak melihat ku: " Tahan dulu."

Luka tak terlalu besar, hanya saja darah keluar agak banyak.

Aku menekan luka, Timothy berdiri mencari kotak obat.

Gerakan nya sangat cepat, tak beberapa menit dia kembali dengan kotak obat: " Ulur kan jari mu."

Aku mengulur kan jari ku, masih berdarah, tetesan darah tetap mengalir.

Timothy Huang mengeluarkan kapas dan alkohol, menggunakan cotton bud mengaplikasi kan alkohol, langsung mengusapnya di luka ku.

Aku awalnya, merasa dia sedikit lembut, siapa yang tahu dia menekan nya dengan kasar.

" Timothy, kamu bisa hati-hati?"

Dia mendongak melirik ku, wajahnya dingin: " Tahu sakit?"

" Kalau begitu kamu coba sendiri sakit atau tidak!"

" Heh." Timothy mencibir, gerakan nya menjadi lembut: " Tak tahu apa yang kamu pikirkan, sedang memotong daging pun bisa melamun, aku pikir nanti kamu akan memotong semua jari mu."

Aku membela diri: " Kalau bukan karena mu, kamu berdiri di pintu dapur melihat ku, bagaimana aku bisa fokus?"

Aku menyesal mengatakan itu. kalau pun benar begitu, tapi tak seharusnya aku menyebut itu di depan Timothy Huang.

Ternyata, baru saja aku menyelesaikan kalimat ku, Timothy Huang mendongak melihat ku, seperti ingin tertawa: " Apa? kamu tadi memikirkan ku?"

Karena kalimatnya, wajah ku menjadi panas, sengaja menjadi dingin: " Timothy, kamu sangat ke geer an? kamu beberapa hari ini sudah berprasangka lebih?"

Wajah nya dingin.

Melihat dia yang begini, aku mulai berpikir apakah kalimat ku tadi terlalu menyakitkan.

Belum sempat memikirkan jawabanya, tiba-tiba terdengar: " Berarti kamu terluka karena memikirkan aku."

Ocehan nya membuat aku emosi!

" Timothy, kamu bisa berpikir sebelum bicara?"

Aku berusaha menahan emosi, akhirnya dia mendongak melihat ku, raut wajahnya tenang: " Jane, mengaku saja, kamu belum bisa melupakan aku."

Kata-katanya seperti panah di tengah mata target, dan aku adalah targetnya, aku menatap nya tajam.

Dia tenang.

Tiba-tiba aku berpikir diriku seperti badut di depannya, jelas saja tidak melupakannya, tetapi masih berusaha berpura-pura tidak peduli.

Ini bukan yang paling memalukan, yang paling memalukan adalah kalimat Timothy Huang yang langsung tertuju pada ku.

Dia langsung melihat ku, Dari dulu begitu, Timothy Huang selalu menatap seseorang lebih dulu sebelum mundur.

Aku tak tahan lagi, menunduk menarik tangan ku, dan mengalihkan pandangan, suara ku meninggi: " Jadi? kamu pikir kamu bangga?"

Dia terdiam, mungkin tak menyangka aku langsung mengakui nya.

Tapi aku sudah lelah, beberapa hari ini ribut dengan nya, aku merasa diri ku kosong.

" Jane, bukan begitu maksud ku."

" Lalu apa?"

Aku menoleh melihatnya: " Dua tahun lalu belum puas mempermainkan ku, jadi kamu kembali lagi?"

" Aku tidak!"

Penolakannya membuat aku merasa ironis. Pada awalnya ia melakukan itu, tetapi mengapa harus menyangkalnya sekarang?

" Ya, kamu tidak, kamu hanya ingin Victor kan? dan bila sekarang kamu sudah bersama dengan Nicole, kalian nanti bisa mempunyai banyak anak, kenapa kamu mati-matian menginginkan Victor?"

Dan terpikir orang yang akan menemaninya nanti adalah Nicole, itu membuat hati ku sakit.

Aku pikir aku bisa bersama dengan nya selamanya, tapi ternyata aku hanyalah tamu.

" Jane, aku dan Nicole bukan seperti yang kamu bayangkan!"

Aku merasa perkataan nya sangat lucu: " Kalau bukan yang seperti aku pikirkan, lalu apa? Jangan bilang, orang yang bertunangan dengan mu beberapa bulan yang lalu bukan Nicole, jangan bilang siapa yang bersama mu sekarang!"

Aku tahu, aku tak pantas berdebat tentang ini, aku dengan nya sudah tak ada hubungan!"

Tapi aku tak bisa menahan untuk berdebat.

Cinta itu egois, aku mencintai nya, jadi biarpun ada nyamuk betina di dekat nya aku juga akan terganggu, apa lagi ada wanita yang bertunangan dengan nya!

" Hal tentang Nicole aku tak bisa menjelaskan nya padamu, tapi aku bisa bilang bukan seperti yang kamu pikirkan! Dan sekarang aku ke kota D , bukan hanya untuk melihat Victor saja."

Sambil bicara, tiba-tiba tangan nya berada di ahu ku, memaksa ku melihat nya: " Aku ingin kamu, Jane."

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu