Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 113 Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?

Kali ini ia melepaskan tangan nya, dan berjalan mengikuti Mike Qi keluar.

Aku buru-buru menutup pintu, bersandar di pintu, teringat kalimat Timothy Huang tadi, aku menjadi gemetaran karena emosi.

Kelewatan!

Bagaimana bisa dia berkata begitu!

Kalimat Timothy Huang membuat ku bermimpi buruk di malam hari, aku bermimpi Timothy Huang tiba-tiba berkata Victor Tsu adalah anaknya, dan ingin merebut Victor Tsu.

Bagaimanapun aku memohon, dia tidak memperdulikannya, aku berlutut memohon padanya untuk tidak membawa Victor Tsu, dan dia langsung menendang ku, membawa Victor Tsu dan pergi bersama Nicole Shen dengan pesawat.

Saat aku bangun, aku sadar itu hanya mimpi buruk.

Tapi mimpi itu terlalu nyata, Ekspresi Timothy Huang sama seperti dulu ketika menyadari aku yang menjual perusahaan.

sangat menakutkan.

Di bangun kan oleh mimpi buruk tadi, aku tersadar dan melihat Victor Tsu yang tidur di samping.

Victor Tsu tidur sangat nyenyak, wajahnya yang bulat, walaupun tidak seratus persen mirip dengan Timothy Huang, tapi bisa terlihat ia sangat mirip dengan Timothy Huang.

Victor Tsu besok akan vaksin, aku bangun di tengah malam, takut keesokan hari aku tak bisa bangun, aku pun memasang alarm di ponsel.

Mike Qi awal nya berkata akan menemani ku, tapi aku tahu dia baru pulang dari perjalanan kerja, pasti sangat sibuk, dan sekarang cuaca sudah membaijk, jadi aku menolaknya.

Besoknya aku di bangunkan alarm, semalam aku tidak tidur nyenyak, saat bangun aku agak pusing.

Victor Tsu masih bangun, aku pergi mandi dan mengganti popok victor dan menyuapinya makan.

Setelah sarapan sudah jam delapan lewat, sekarang banyak orang yang memiliki dua anak, dan ada banyak vaksinasi untuk bayi baru lahir.

Aku buru-buru membereskan barang dan keluar, tak menyangka baru saja keluar, sudah bertemu Timothy Huang.

Mimpi buruk semalam membuat ku semakin tak ingin melihatya, pandanganan ku teralih dari nya.

Dia diam, dan berjalan mengikuti ku.

Di dalam lift hanya ada aku dan dia, aku menunduk melihat Victor Tsu, menganggap di samping ku tak ada orang.

Sampai di koridor, Timothy Huang tiba-tiba menarik ku: " Aku antar kalian kerumah sakit."

Aku tidak melihatnya: " Tak usah, aku sudah memesan mobil."

Timothy Huang diam, sedetik kemudian, dia tiba-tiba menggendong Victor Tsu dari kereta dorong.

Aku takut Victor Tsu terluka, jadi aku tak berani merebutnya, hanya bisa mengomelinya: " Timothy, kamu gila ya, aku sudah bilang tak usah!"

Dia menaruh Victor Tsu di belakang mobil, lalu menoleh melihat ku: " Kamu ikut gak?"

Aku tahu aku tak bisa merebutnya, dan lagi hari ini sudah mulai siang, kalau aku ribut dengan nya, tak tahu akan antri berapa panjang di rumah sakit.

Aku geram, dan akhirnya masuk juga ke mobil.

Dia melirik ku, diam, dan pergi ke tempat duduk kemudi.

Sudah sepuluh menit mobil berjalan, aku memegang tempat duduk bayi, menutup mulut tak bicara sepatahpun.

Didepan ada lampu merah, mobil berhenti, Timothy Huang menoleh ke arah ku: " kamu tak penasaran pembicaraan aku dengan Mike semalam?"

saat bicara, wajahnya seperti menyidir.

aku menoleh meliriknya, dengan tawa dingin: " tak ada yang membuat penasaran."

" Heh."

Timothy Huang mendengus, wajahnya berubah suram, seperti aku meminjam uang 10 miliyar darinya.

Sampai di rumah sakit, aku juga diam.

Mobil baru saja berhenti, aku membuka pintu dan turun, baru saja mengulurkan tangan menggendong Victor Tsu, dia menarik ku: " Aku saja."

Selesai bicara, dia mengambil kereta dorong bayi.

Aku mengakui bahwa, Timothy Huang adalah ayah yang baik, tapi sayangnya, dia bukan suami yang baik. atau, dia bukan suami yang baik untuk ku.

Ironis sekali.

Heh.

karena jalan yang padat, sesampai di rumah sakit sudah jam sepuluh, aku melihat ruangan vaksin, seperti yang ku pikirkan, sangat ramai.

Aku menoleh melihat Timothy huang, dia tak buru-buru, berlutut bermain dengan Victor Tsu.

Aku mendorong kereta dorong, menunduk melihat Victor Tsu, merasa ironis.

Dia bermain dengan Victor Tsu, mereka tertawa.

Melihat mereka berdua, aku merasa sesak, lalu berkata yang tak seharusnya: " Timothy, kamu begitu suka anak kecil, kamu kenapa tidak berencana memiliki anak dengan nona Nicole?"

Tiba-tiba ia berhenti bermain dengan Victor Tsu, mendongak melihat ku: " Jane, kamu sangat memperdulikan Nicole?"

Aku sangat menyesal akan kalimat itu, telah mengungkit Nicole Shen.

Sekarang dia melihat ku, aku merasa tak nyaman, mengalihkan pandangan, memutuskan diam.

Aku seperti memberi celah luka pada Timothy Huang dan dia bisa merobeknya.

Timothy Huang berhenti bermain dengan Victor Tsu, berdiri melihat ku: " Jane, kamu sangat peduli tentang aku dan Nicole ya?"

Aku diam.

Dagu ku di pegang olehnya aku berputar melihatnya, aku akhirnya tak tahan, dan menepis tangannya: " Jangan sentuh aku!"

Aku hilang kontrol, tapi aku harus teguh. aku tak bisa kehilangan seperti dua tahun yang lalu, dan sekarang masih sama.

" Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?"

kata demi kalimat, menusuk hati ku.

Aku tak bisa menahannya, dan berbalik menjawab: " Kamu tahu dari mana aku merasa bersalah?"

Dia tersenyum dengan sengaja: " Jawab dulu pertanyaan ku tadi."

Aku mengerutkan kening, tak mengingatnya: " Pertanyaan apa?"

" kamu peduli tentang aku dan Nicole?

Aku pikir aku telah menjatuhkan batu di kaki senditi, aku sangat menyesal.

Tapi bagaimana pun aku sudah bilang, bila aku terus diam, Timothy Huang akan semakin senang.

Aku mencibir, berpura-pura tenang: " Direktur Timothy, kamu mungkin masih tidak jelas satu hal, sekarang sudah dua tahun, kita sudah cerai dua tahun, aku tidak tertarik dengan hal yang ada kaitan dengan mantan suami ku, aku tak punya niat untuk peduli."

" Tak ada niat, atau tak berani untuk peduli?"

Dia melihat ku agresif, seolah-olah bisa melihat semuanya.

Aku mendorong kereta doronga bayi: " Menurut mu?"

Wajahnya menjadi dingin, aku melihat antrian di depan, anak kecil menangis, di layar tertulis ada sepuluh orang.

Aku tak bisa terus disini dengan Timothy Huang, setelah berpikir, aku melihatnya: " Aku ke toilet, kamu jaga Victor sebentar."

Selesai bicara, aku tak peduli jawabannya, dan langsung pergi.

Air dingin mengenai wajah aku , aku merasa agak tenang.

Hanya karena pertanyaan Timothy Huang tadi membuat aku kebingungan, setelah dua tahun, aku masih dengan mudah kehilangan kendali di depannya.

aku benar-benar tidak tahu, dia mendekat langkah demi langkah, berapa lama aku bisa bertahan, aku bahkan tidak tahu apa yang dia inginkan saat ini?

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu