Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 150 Selamat pagi Jane
“Maaf.”
Jempol dia mendarat di wajahku, seperti mendarat di hatiku.
Aku mengerjapkan mata, lalu mengalihkan pandangan : “Sebenarnya ada apa soal kecelakaan kamu itu?”
“Ada beberapa orang di keluarga Huang yang sudah hampir gila kena aku, jadi mulai berbuat sesuatu.”
Semuanya panik.
Aku kira-kira mengerti : “Kaki kamu——“
“Kaki aku tidak apa-apa, sebelum kecelakaan aku sudah menduga, jadi bisa menghindar, meskipun pada akhirnya tetap ketabrak, tapi tidak luka terlalu parah.”
“Tangan kamu?”
“Lecet saja.”
“Aku tidak percaya, tadi kamu——“
“Jane, sebenarnya kamu masih mencintai aku, aku tahu.”
Dia berkata dengan begitu yakin, kalau aku menyangkal lagi bakal kelihatan tidak masuk akal lagi.
Aku tidak menjawab, dalam hatiku masih memikirkan kecelakaan dia : “Kamu gak ke rumah sakit, benaran gak apa-apa?”
“Tidak.”
Begitu jelas dan tegas, tapi membuat aku tercengang : “Kalau begitu kamu buruan——“ Setelah mikir-mikir, aku merasa tidak benar, kuubah ucapanku : “Bukannya ada dokter pribadi? Kenapa kamu tidak suruh dokter pribadi datang, sekarang kamu seperti ini lagi, mana boleh!”
Aku benar-benar emosi kena dia, masih ingin mengatakan sesuatu, tapi dia malah menarik tangan aku : “Dokter tak bisa menangani, Jane, masalah aku, dokter tak bisa menangani.”
Dia menatap aku, ekspresi dari sorotan matanya begitu serius, aku cuma merasa pikiranku jadi kosong.
Apa maksudnya tak bisa ditangani?
Bagaimana mungkin tak bisa menangani?
“Timothy, kamu percaya sama aku, pasti bisa ditangani, asalkan kamu tidak menyerah, kamu——“
“Tidak, kalau pun aku tidak menyerah, juga tak bisa ditangani!”
Perkataan dia membuat air mataku yang susah payah aku tahan itu meledak, tadi pas tahu dia tidak terluka parah aku sangat senang. Tapi sekarang aku malah mendengar dia bilang, masalah dia tak bisa disembuhin.
“Kenapa?”
Bagaimana mungkin tidak bisa disembuhin!
Dia mengangkat tangan mengusap air mataku : “Karena sakit hati ini cuma kamu yang bisa sembuhin.”
Sambil berkata Timothy menarik aku ke dalam pelukannya.
Mendengar perkataan dia, aku baru sadar sudah dipermainkan sama dia.
Aku lepaskan tangannya, tapi malah di cengkram erat sama dia : “Jane, jangan dorong aku lagi.”
Dia memeluk aku dengan erat, dagunya menyangga di pundakku, tidak ada lagi dingin dan cuek yang ada biasanya. Malah mirip seorang anak kecil, setiap perkataannya penuh dengan permohonan.
Pelukan dia erat sekali, sekujur badanku seperti dibungkus rapat oleh dia, aku sama sekali tidak tahu harus bagaimana.
Tidak berapa lama kemudian, rasionalku kembali : “Kamu lepasin aku dulu.”
Akhirnya dia melepaskan tangannya, segera aku menjauh, lalu mundur beberapa langkah.
Dia melihat aku sekilas, tidak mengatakan apa-apa, sambil mendorong kursi rodanya sendiri dia pergi membuka pintu.
Di saat aku tidak mengerti, ada dua orang datang mengantarkan makanan ke meja kecil di samping.
Di saat ini aku baru tahu ternyata ada yang mengtuk pintu, pantas saja tadi Timothy lepasin aku.
Timothy bilang sebenarnya dia tidak gimana terluka, tapi melihat dia di perban begitu, aku merasa ngeri.
Terakhir karena aku memohon terus, akhirnya Timothy memperlihatkan lukanya ke aku.
“Ini yang kamu bilang luka kecil?”
Aku tatap luka besar itu, baru juga lihat sebentar, mata aku sudah sakit rasanya.
“Lagian juga tidak kena tulang yang di dalam.”
Dia malah tidak peduli sama sekali, mendengar perkataan dia aku semakin emosi.
Pas malam Mike telepon aku tanyain Timothy kenapa, refleks aku melihat dia, dia menggeleng-geleng ke aku, lalu berkata dengan suara kecil : “Bilang ke dia, aku masih tak sadarkan diri.”
Aku tahu alasan Timothy berhati-hati, meskipun merasa bersalah sama Mike bohongin dia begini. Tapi demi keamanan Timothy, aku tetap bohong.
Setelah menutup telepon, aku menyadari masalah ini tidak sederhana : “Keadaan kamu sekarang bahaya sekali ya?”
Tak bisa ke rumah sakit, harus pura-pura terluka parah, bahkan sudah sadar apa belum juga tak boleh ketahuan orang lain, semua kabar dirahasiain.
Dia sembunyiin dengan rapat, kelihatan sekali kali ini keluarga Lu bukan tidak main-main.
Tapi Timothy tidak ingin banyak ngomong : “Kamu jangan khawatir, tidak akan ada masalah kok.”
Melihat dia sampai sekarang masih juga main rahasia-rahasia, aku pun emosi jadinya : “Kalau kamu memang tidak apa-apa, besok aku pulang.”
“Tidak boleh!”
Mendengar perkataan aku, air muka dia langsung dingin.
Aku menatap dia dan tertawa dingin : “Kenapa, bukannya kamu bilang tak usah khawatir? Tidak enak selalu menyerahkan Victor ke Mike, aku mau pulang jagain Victor.”
Mendadak dia terdiam : “Jane, kamu tunggu dulu, jangan keras kepala.”
Sambil berkata, tiba-tiba tangannya mengusap kepala aku.
Aku melihatnya sekilas, kukeluarkan pakaian yang tadi dia suruh orang beli lalu masuk ke toilet.
Dari sejak aku mendengar kabar Timothy kecelakaan, selama enam jam ini, kepala aku rasanya berat sekali.
Setelah mandi air panas, aku baru menyadari aku capek sekali, apalagi selama dua bulan terakhir aku lagi sibuk projek aku, dengan susah payah akhirnya sekarang sudah selesai, dan aku sudah berencana untuk menyantaikan diri, tapi ujung-ujung malah dengar kabar Timothy kecelakaan.
Pas keluar aku menguap terus, Timothy menatap aku, seperti tidak tega : “Kamu istirahat dulu saja, beberapa hari lagi, tunggu semua urusan sudah selesai, aku ikut kamu pulang ke kota D.”
Hatiku sekarang kacau sekali, aku tak menyangka kegegabahanku datang ke kota A ini, membuat hubungan aku dan Timothy jadi begini.
Meskipun dia mengakui kesalahannya, tapi aku tidak bercanda kalau bilang aku takut sama dia.”
Sampai sekarang aku masih tidak tahu di antara kami berdua, mana yang serius dan mana yang pura-pura.
Aku tidak merasa nyaman, juga kepercayaan yang kurang, sebenarnya aku dan Timothy tidak seharusnya bersatu kembali.
Sambil memikirkan bermacam-macam kekacauan ini, aku pun tidak tahu kapan aku tertidur.
Mungkin karena semalam aku tidurnya awal, keesokan harinya pas aku bangun baru sadar aku lagi dipeluk Timothy.
Hari sudah pagi, tapi gorden masih tertutup rapat, cahaya di dalam ruangan agak remang-remang.
Aku mengangkat kepala melihat dia, wajah yang familiar itu dekat sekali di depan aku, dia tertidur lelap, dia sama sekali tidak sadar aku lihatin seperti ini.
Jelas-jelas ini pagi yang tenang sekali, tapi hatiku malah ketak ketuk tidak jelas.
Mungkin karena semalam buru-buru, jadinya aku lumayan capek, tanpa disadari aku tertidur lagi.
Ketika aku bangun lagi, Timothy sudah terduduk di atas kursi roda, dia lagi telepon dengan suara yang sengaja dikecilin, mungkin karena takut membangunkan aku.
Aku bangkit sambil menahan di ranjang, melihat dia yang lagi menelepon tidak jauh di sana, tiba-tiba merasa seperti kembali lagi masa-masa aku baru menikah dengan Timothy.
Sepertinya dia menyadari aku lagi memandanginya, mendadak dia menoleh melihat aku.
Aku termangu, refleks aku mengalihkan pandangan, tapi tiba-tiba kulihat dia tertawa ke aku , lalu datang mendekat sambil masih memegang handphonenya, kemudian menundukkan kepala mencium aku : “Selamat pagi, Jane.”
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniMenantu Hebat
Alwi GoMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiLove Is A War Zone
Qing QingEverything i know about love
Shinta CharityMy Goddes
Riski saputroAir Mata Cinta
Bella CiaoJika bertemu lagi, aku akan melupakanmu×
- Bab 1 Pacarku selingkuh
- Bab 2 Kamu pantas mendapatkannya
- Bab 3 Jane, kamu berani sekali
- Bab 4 Kamu sedang menolakku?
- Bab 5 Tak membiarkan aku menyentuh mu, lalu siapa lagi?
- Bab 6 Aku benar-benar salah paham
- Bab 7 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 8 Satu-satunya harapan
- Bab 9 – Kau begitu teguh, apakah tidak sulit?
- Bab 10 Jane Tsu, kau cari mati?
- Bab 11 Aku sangat tidak suka ditolak
- Bab 12 Bos Timothy yang menyuruhku untuk memanggilmu
- Bab 13 Sudah Malam, Aku Ingin Pulang
- Bab 14 Aku tidak suka berutang kepada orang lain
- Bab 15 Pria tidak memiliki hal yang baik
- Bab 16 Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri
- Bab 17 Kamu mungkin harus memanggilku Tante
- Bab 18 Hal yang tidak kamu sangka masih sangat banyak
- Bab 19 Kamu hanya bisa ada satu pikiran
- Bab 20 Hanya Anakku yang boleh Memanggilku Ayah
- Bab 21 Identitas bibi Shirley Yao, mungkin cukup menarik
- Bab 22 Aku Ingin Menikah dengan Jane Tsu
- Bab 23 Asalkan Kamu Mau Menikahiku, Aku Mau Menikah Denganmu
- Bab 24 Maaf Sudah Merepotkanmu, Jane
- Bab 25 Anak ku sudah tidak ada
- Bab 26 Aku Tidak Menahan Timothy huang
- Bab 27 Apa Kita Akan Tetap Menikah?
- Bab 28 Jane Tsu, mari kita menikah
- Bab 29 Mengucapkan selamat tinggal pada orang yang pernah dicintai
- Bab 30 Jangan akting lagi, sangat menjijikan
- Bab 31 Tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi
- Bab 32 Aku adalah menantu keluarga huang
- Bab 33 Apakah kamu bersedia menikah denganku
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (1)
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (2)
- Bab 35 Kami telah menikah (1)
- Bab 35 Kami telah menikah (2)
- Bab 36 Memang Untukmu (1)
- Bab 36 Memang Untukmu (2)
- Bab 37 Rencana Jahat (1)
- Bab 37 Rencana Jahat (2)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (1)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (2)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (1)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (2)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (1)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (2)
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu (2)
- Bab 42 Pertengkaran suami istri berakhir di ranjang
- Bab 43 Tolong anakku
- Bab 44 Tidak ada yang lebih penting daripada dirimu
- Bab 45 Siapa yang memohon kepadamu adalah anjing
- Bab 46 Wanitaku, tidak perlu menahan semuuanya sendiri
- Bab 47 Istriku, tidak dapat dengan mudah dirugikan.
- Bab 48 Timothy Huang, kamu sungguh tampan.
- Bab 49 Aku menjaga kakek kamu bisa tenang
- Bab 50 Direktur Huang, jangan marah.
- Bab 51 Berani Kamu Menyentuhku!
- Bab 52 Kembali Kamu, Timothy
- Bab 53 Aku Sungguh Bodoh
- Bab 54 Ada Beberapa Hal, Lebih Penting dari Kesehatan
- Bab 55 Timothy, Kita Berpisah Secara Baik-Baik
- Bab 56 Ini hanya permulaan
- Bab 57 Aku Tidak Mengerti Apa Maksudmu
- Bab 58 Semua sudah ku pikirkan dengan baik
- Bab 59 Aku sangat senang, Jane Tsu
- Bab 60 Direktur Huang, Kenapa Kau Begitu Baik Padaku
- Bab 61 Apa hubunganmu dengan Timothy Huang
- Bab 62 Kalau begitu kita bercerai
- Bab 63 Jane Tsu, kamu mengundurkan diri saja.
- Bab 64 Kamu bodoh atau tidak?
- Bab 65 Kamu adalah istriku
- Bab 66 Dimana aku, Dimana rumahmu?
- Bab 67 Coba untuk tidak percaya padaku lain kali
- Bab 68 Jangan terlalu kekanak-kanakan
- Bab 69 Balik dan ganti bajumu
- Bab 70 Jelas-Jelas itu kau sendiri
- Bab 71 Timothy, Sudah cukup?
- Bab 72 Apakah semua pria suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama
- Bab 73 Masa depan, tak ada yang tahu.
- Bab 74 Mirip apa sekarang kamu ini
- Bab 75 Kamu adalah Nyonya Timothy, dan sekertaris Jane
- Bab 76 Jane, kemari dengan ku
- Bab 77 Puas dengan yang kamu lihat?
- Bab 78 Pulang ke rumah lebih awal
- Bab 79 Ada hal yang penting yang ingin ku sampaikan
- Bab 80 Jane, kamu punya aku
- Bab 81 Apakah kali ini kamu bisa percaya padaku
- Bab 82 Kamu mencintaiku, tapi kamu tidak percaya padaku
- Bab 43 Timothy Huang, mari kita bercerai
- Bab 84 Kenapa kamu menjebakku
- Bab 85 Mari pergi ke biro urusan sipil untuk mengambil surat perceraian
- BAB 86 Hal yang tidak diketahui ku
- BAB 87 Timothy, Mari berpisah dengan damai
- Bab 88 Hamil
- Bab 89 Aku sudah mau pergi
- Bab 90 Mike Qi
- Bab 91 Anak Yang Gemuk
- Bab 92 Mike Qi adalah Pria Yang Baik
- Bab 93 Jane Tsu, Aku Ingin Menjadi Ayah Victor
- Bab 94 Tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!
- Bab 95 Kembali ke tempat semula
- Bab 96 Sudah lama tak bertemu!
- Bab 97 Direktur Huang, Apa yang ingin kamu lakukan
- Bab 98 Timothy Huang, Kau Jangan Keterlaluan Mengganggu Orang
- Bab 99 Aku Bahkan Belum Melupakannya Sedikitpun
- Bab 100 Lelaki Nona Tsu berganti Dengan Sangat Cepat
- Bab 101 Apa Kau Sudah Gila, Timothy Huang
- Bab 102 Setelah Ini Aku Tidak Akan Pernah Datang Lagi
- Bab 103 Orang Itu Timothi Huang Atau Bukan
- Bab 104 Kau Sedang Marah Apa
- Bab 105 Ayo kembali pergi berobat
- Bab 106 Takut Apa Kamu Jane?
- Bab 107 Manusia Itu Mulia Karena Tahu Keterbatasan Dirinya Sendiri
- Bab 108 Akan Kubunuh Kamu
- Bab 109 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 110 Mau Ngapain Kamu Sebenarnya?
- Bab 111 Jane, Victor tersenyum padaku
- Bab 112 Kamu siapa?
- Bab 113 Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?
- Bab 114 Kamu jangan kelewatan
- Bab 115 Aku menginginkan mu, Jane
- Bab 116 Kelihatan Konyol
- Bab 117 Tidak Seperti Yang Kamu Pikirkan
- Bab 118 Jane, Aku Merasa Tidak Enak Sekali
- Bab 119 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Nicole
- Bab 120 Jangan Pergi, Jane
- Bab 121 Kita tak akan kembali
- Bab 122 Kamu tadi begitu terpesona
- Bab 123 Tidak akan ada hari seperti itu
- Bab 124 Jane, lama tak berjumpa
- Bab 125 aku sudah memikirkan nya.
- Bab 126 Apakah kamu begitu membenciku?
- Bab 127 Kamu pikir aku akan melakukan apa?
- Bab 128 Apakah ada sedikit karenaku?
- Bab 129 Kamu juga tahu bagaimana ia marah
- Bab 130 Mandilah denganku, Jane
- Bab 131 Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa
- Bab 132 Victor Juga Anak Aku
- Bab 133 Bolehkah kamu memberikan aku satu kesempatan lagi?
- Bab 134 Segitu Tak Sabarnya Kamu Mau Pergi Dari Aku
- Bab 135 Ibuku Juga Senang Sama Kamu
- Bab 136 Dengan Begitu Aku Baru Bisa Cium Kamu
- Bab 137 Lepasin Aku, Timothy
- Bab 138 Sebenarnya Kamu anggap apa aku ini?
- Bab 139 Manajer Lin suka kali ya sama kamu?
- Bab 140 Jane, apa maksud kamu?
- Bab 141 Sakit sekali gila!
- Bab 142 Lusa Pergi
- Bab 143 Tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi
- Bab 144 Banyak tuh orang yang mengejar nona Su
- Bab 145 Suatu hal yang menarik
- Bab 146 Kamu mikir terlalu banyak
- Bab 147 Timothy Kecelakaan
- Bab 148 Aku juga merasa diriku lucu
- Bab 149 Sudah, jangan ngomong lagi Jane
- Bab 150 Selamat pagi Jane
- Bab 151 Orang datang dan pergi
- Bab 152 Kamu menyiapkan untuk ku?
- Bab 153 Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu
- Bab 154 Aku tak bisa menerima mu lagi
- Bab 155 ini Paket untuk mu
- Bab 156 Kalau Kamu Sudah Kenyang, Kamu Baru Kuat Untuk Memukulku
- Bab 157 Bukankah Aku Sudah Menolakmu?
- Bab 158 Jangan Menggoda Laki-laki Lain
- Bab 159 Berpikir Memilih Siapa
- Bab 160 Ikuti Kata Hati
- Bab 161 Cepatlah pergi ke sampingnya
- Bab 162 Aku ingin memelukmu
- Bab 163 Tolong temani aku beberapa hari ini
- Bab 164 Apa yang terjadi padamu hari ini?
- Bab 165 Timothy Huang, jangan seperti ini
- Bab 166 Aku Cinta Kamu
- Bab 167 Turun Sendiri atau Aku akan Menggendongmu?
- Bab 168 Kebetulan, Aku Juga Mau Mandi
- Bab 169 Aku Pulang Denganmu
- Bab 170 Kau Jangan Mengucapkan Kata-kata yang Begitu Melukai Orang
- Bab 171 Aku hanya cemburu kepada Michael Qi
- Bab 172 Pria mana lagi yang seperti dia
- Bab 173 Kamu bilang apa yang harus kulakukan
- Bab 174 Terimakasih sudah menungguku
- Bab 175 Masih dengan kata sandi yang sama
- Bab 176 Kau Jangan Pergi Lagi, Ya?
- Bab 177 Aku Mengingat Kata-Kata Mu
- Bab 178 Dia Adalah Isteriku
- Bab 179 Tidak Masalah, Kau Tidak Perlu Bergerak
- Bab 180 Setelah Aku Sadar
- Bab 181 Aku bantu kamu ngomong
- Bab 182 Tunggu aku, tidak lama kok
- Bab 183 Kamu begitu antusias, aku jadi tak bisa menghadapi
- Bab 184 Teman waktu dulu
- Bab 185 Kejutan
- Bab 186 Tidak Bisa Menjualmu
- Bab 187 Jane, Menikahlah Denganku
- Bab 188 Berpura-pura Tidak Melihat Apapun
- Bab 189 Hal Yang Sangat Penting
- Bab 190 Direktur Huang Cemburu
- Bab 191 Rencana Kapan Menikah
- Bab 192 Kapan Menikah
- Bab 193 Sungguh Tidak Tahu Malu
- Ba'b 194 Masalah Tidak Normal Pasti Ada Sesuatu Yang Aneh
- Bab 195 Kamu Sudah Memikirkan Perasaan Aku?
- BAB 196 Terjadi Sedikit Konflik
- Bab 197 Kamu Selamanya Begitu, Selalu Menganggap Sendiri benar
- Bab 198 Jane TsuKamu Mau Ribut Gimana Terserah
- Bab 199 Mungkin Terlalu Mencintaimu
- Bab 200 Tidak Apa, Aku Hanya Sudah Terbiasa
- Bab 201 Timothy Huang, tidak bisakah kamu mempertimbangkannya untukku?
- Bab 202 Tidak ada seorang pria yang bisa bertahan
- Bab 203 Biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya
- Bab 204 Sudah setengah bulan
- Bab 205 Apakah kamu akan merindukanku?
- Bab 206 Telepon dua kali sehari
- Bab 207 Salju lebat
- Bab 208 Aku merindukanmu
- Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 210 Jangan Menggangguku, Timothy
- Bab 211 Direktur Huang Sudah Tidak Sabar Menunggu
- Bab 212 Membuatmu Merindukanku
- Bab 213 Selamat datang kembali Jane Tsu
- Bab 214 Mau aku peluk tidak, Tsu Tsu?
- Bab 215 Jane Tsu, menikah lah denganku
- Bab 216 Terima kasih Jane Tsu
- Bab 217 Silahkan Nyonya Huang mengikuti standar ini
- Bab 218 Timothy, haruskah begitu?
- Bab 219 Apakah kamu tidak memiliki komentar kepada istriku?
- Bab 220 Kamu pikir saja sendiri
- Bab 221 Kamu tidak bercanda kan?
- Bab 222 Lain kali harus ingat
- Bab 223 Aku sangat mencintaimu
- Bab 224 Kalau begitu kamu jangan mengganggunya
- Bab 225 Aku tidak bilang kamu tidak boleh ikut pergi
- Bab 226 Kamu adalah ayah kandung Victor
- Bab 227 Jane, Aku gugup
- Bab 228 Sudah Cukup
- Bab 229 Kamu tidak perlu khawatir, aku ada disini
- Bab 230 Timothy, Aku ingin menciummu
- Bab 231 Aku tidak akan mendengarkan penjelasanmu
- Bab 232 Masalah ini adalah Michelle Lin yang melakukannya
- Bab 233 Kamu sangat berantusias
- Bab 234 Pilihanku adalah Jane Tsu
- Bab 235 Memberitahumu setelah kembali
- Bab 236 Aku akan memperlakukanmu dengan baik selamanya
- Bab 237 Selalu ditindas orang
- Bab 238 Hubunganku dengannya tentu baik
- Bab 239 Sangat terkejut ya, Jane Tsu?
- Bab 240 Kedamaian nyata atau palsu
- Bab 241 Jane Tsu, Jangan Angkuh
- Bab 242 Apa untungnya menipumu!
- Bab 243 Apakah pekerjaan lebih penting dari istri?
- Bab 244 Nyonya Huang, Nyonya Hebat Sekali
- Bab 245 Biarkan suamimu ini menghiburmu
- Bab 246 Alasanmu ini tidak masuk akal
- Bab 247 Playing Victim
- Bab 248 Dengar-dengar ada yang menindasmu
- Bab 249 Jangan ditahan sendiri jika ada yang salah
- Bab 250 Aku Harus Memilih Makanan Yang Paling Mahal
- Bab 251 Kita Tidak Saling Kenal
- Bab 252 Isteriku Tidak Menginginkannya
- Bab 253 Aku Akan Berusaha
- Bab 254 Kamu Tidak Tahu Apa Yang Laki-Laki Inginkan
- Bab 255 Kecuali Kamu Memberinya Obat Dosis Tinggi
- Bab 256 Sangat Merindukanmu
- Bab 257 Kamu Berpikir Terlalu Jauh
- Bab 258 Jangan Harap
- Bab 259 Terlalu Banyak Informasi
- Bab 260 Mengapa Kamu Di Sini?
- Bab 261 Kalian Bicarakan Baik-baik
- Bab 262 Bukan Karena Ini
- Bab 263 Kamu Ini Benar-benar Menyembunyikan Masalah Dari Aku
- Bab 264 Bodoh
- Bab 265 Mendingan Melahirkan Seorang Putra Kandung Sendiri
- Bab 266 Victor Tidak Ada Dirumah
- Bab 267 Aku Setiap Hari Paling Sedikit Telepon Kamu Sekali
- Bab 268 Nyonya Huang, Ingat Status Kamu
- Bab 269 Ini Aku Tidak Bisa Menyetujui Kamu
- Bab 270 Jika Begitu Kamu Mengajarkan Aku Sebentar
- Bab 271 Aku Benar-Benar Mengagumi Anda
- Bab 272 Aku Tentu Saja Tidak Akan Sungkan
- Bab 273 Kamu Jangan Marah
- Bab 274 Cinta Yang Kuat Begitu Juga Tanggung Jawab
- Bab 275 Aku Hanya Ingin Pulang Melihat Victor
- Bab 276 Terima Kasih Atas Susah Payahnya Kamu, Direktur Lu
- Bab 277 Mungkin Ini Baru Namanya Perempuan
- Bab 278 Masih Berkelakuan Seperti Seorang Anak Kecil Saja
- Bab 279 Suara Kamu Kecilan Istri
- Bab 280 Sangat Patuh, Istri
- Bab 281 Aku sedikit iri padanya
- Bab 282 Hal yang dulu
- Bab 283 Seluruh dunia tahu
- Bab 284 menggunakan sisa hidupku
- Bab 285 Masih ada kejutan, Nyonya Huang
- Bab 286 Aku bilang istriku cantik
- Bab 287 Aku tahu kamu ingin kesini
- Bab 288 Semuanya salahmu
- Bab 289 Sayang, bisakah kamu menggendongku?
- Bab 290 Timothy, aku sangat mencintaimu
- Bab 291 Dalam kehidupan ini, hanya kamu
- Bab 292 Nyonya Huang, berani bertaruh?
- Bab 293 Nyonya Huang, kamu kalah
- Bab 294 Lagian bukan belum pernah menyentuhnya
- Bab 295 Aku tidak akan bicara dengan pria tidak dikenal lagi
- Bab 296 Timothy Huang, tenang sedikit.
- Bab 297 Aku hamil
- Bab 298 Aku mencintaimu