Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 200 Tidak Apa, Aku Hanya Sudah Terbiasa

Timothy Huang mesti menjamin aku sudah tidur, semalam aku tidurnya tidak nyenyak.

Disaat pagi hari besoknya alarm berbunyi, Timothy Huang mematikan alarmku, untungnya aku

dengar, aku mengangkat tangan dan mendorongnya, mengangkat selimut langsung bangun.

AC meniup kemari, satu badan aku gemetar.

“Begitu pagi?”

Timothy Huang yang di kasur telah berduduk, melihati aku, dalam tatapan matanya masih kabur

belum bangun dari tidur.

“Emm.”

Aku bersikap dingin menjawabnya, dan berbalik badan masuk ke dalam toilet mulai mencuci gosok.

Saat Timothy Huang berdinas ke luar daerah, aku selalu bangun jam setengah tujuh, dibanding

biasanya lebih awal setengah jam.

Bahkan jika sekarang dia sudah pulang, aku tiada terkecuali juga, bagaimanapun juga pembicaraan kita semalam, tidak termasuk senang, aku hanya tidak mau perhitungan dengan dia saja.

Setelah selesai mencuci gosok aku mulai membuat sarapan, saat ini Timothy Huang juga sudah bangun, dia selesai cuci muka, melihat aku dan keningnya mengerut sebentar, berjalan ke belakang badanku ingin memeluk aku: “Jane Tsu.”

Aku mengangkat tangan menahannya langsung: “Bersarapan.”

Ekspresi wajahnya segera turun, dan sekarang sudah jam delapan, aku malas banyak berhitungan dengan dia, sendiri duduk di meja makan, sambil minum bubur sambil melihat data projek baru.

Akhirnya Timothy Huang duduk dan sarapan juga, menduga sikap aku tadi terlalu dingin, setelah dia duduk satu katapun tidak bicara.

Walaupun biasanya kami tidak banyak bicara di meja makan, tapi juga tidak sama seperti hari ini, satu katapun juga tidak.

Cuacanya dingin, meskipun buburnya panas, tapi dinginnya juga cepat, aku dengan cepat selesai sarapan.

Saat selesai ganti baju Timothy Huang masih duduk di meja makan, dia menoleh kepalanya

dan melihat aku sebentar: “Kamu sudah mau pergi kerja?”

“Emm.”

Aku menundukkan badan dan menganti sepatu, tidak memperhatikannya.

Menunggu aku selesai pakai sepatu, tidak tau kapan dia berjalan sampai di depan aku, mengangkat tangan dan menarik aku sebentar: “Jane Tsu, apa yang sebenarnya membuat kamu masih ngambek?”

Aku mengangkat tangan dan menggeser tangannya, satu badan begitu tenang: “tidak apa, aku hanya sudah terbiasa.”

“Ini baru berapa hari saja, kamu sudah terbiasa apa, dulu selalu aku yang mengantar kamu kerja! ”

“Kamu tidak perlu repot, aku pergi kerja dulu, ada masalah apa, pulang kerja baru dibicarakan.”

Aku benar-benar sudah tidak ingin berbicara dengannya, dia sebenarnya sama sekali tidak menyadari dimana permasalahan antara aku dan dia.

Jika bertahan terus seperti ini, tentunya aku akan terlambat, sekarang sudah jam delapan dua puluh menit, aku jalan sampai di stasiun bus umum harus tiga menit, sampai perusahaan harus naik lima belas menit kendaraan.

“Jane Tsu, kamu sebenarnya——!”

Aku tarik pergi dia, mendorong pintunya dan pergi langsung.

Jalan keluar dari gedung, sepintas angin bertiup kemari, musim dingin tahun ini benar-benar sangat dingin.

Mengingat perkataan Timothy Huang tadi malam, aku hanya merasa lucu saja.

Dia benar-benar tidak tau, atau sama sekali tidak ingin menghadapi permasalahan aku dengan dia?

Namun persoalan ini, aku sudah tidak ingin memikirnya.

Sekarang, yang dipikirkan, aku dan dia, haruskah benar-benar berpisah sampai ke akar-akarnya baru

menjadi lebih baik.

Kadang orang lagi sial, bahkan minum air putih dingin saja juga bisa nyangkut di lubang gigi, aku sama sekali tidak terpikir, baru turun dari bus umum, aku langsung bertemu Michelle Lin.

Dia juga baru turun dari bus umum, melihat aku seolah-olah dia telah melupakan kejadian kita yang tidak menyenangkan pada beberapa hari yang lalu, memakai sepatu hak tinggi langsung berlari kemari:

“Jane Tsu, kebetulan sekali!”

Aku menatapnya sebentar, benar-benar tidak ada suasana hati untuk menghiraukan dia, mengangkat kaki langsung jalan ke depan.

“Eh, kamu kenapa tidak menghiraukan aku?”

Saat ini adalah jam sibuk kerja, disekitarnya orang semua, dia mengatakannya dengan seperti dipersalahkan begitu, didalam gedung ini ada beberapa orang mengenal dekat dengannya, melihat aku dengan pandangan mata yang membawa sedikit mengamat-gamati .

Kalau dua hari yang lalu, aku masih ada suasana hati untuk membicarakannya dengan Michelle Lin, suasana hati dan energi aku sedikitpun tidak ada.

Michelle Lin mengikuti aku di samping, terus membuat ribut, aku anggap tidak mendengar apapun, masuk ke lift langsung.

Ruang lift lebih sempit, saat ini orang kantoran juga banyak, aku jalan dengan cepat, berdiri di paling belakangnya lift. Michelle Lin memakai sepatu hak tinggi, tidak dapat mendesak masuk dari orang, hanya berdiri di depan pintu lift melihat aku dengan muka yang tidak puas.

Melihat ekspresi dia yang marah sekali, suasana hatiku akhirnya sedikit membaik.

Tidak peduli apa itu Timothy Huang atau Michelle Lim, kedua orang ini adalah orang yang aku tidak ingin menghiraukan selama beberapa waktu ini.

Hari ini datang sedikit awal, saat aku sampai di kantor Tiffany Xiang mereka masih pada belum datang, hanya ada satu teman kerja lelaki yang biasanya juga tidak terlalu kenal.

Setelah aku menyapa dia masing-masing langsung pergi kerja, lima menit kemudian, Tiffany Xiang mereka sudah datang.

“Jane Tsu, ekspresi muka kamu tidak terlalu benar.”

Mendengar perkataan Tifanny Xiang, aku mengangkat tangan dan mengoles muka: “Tidur tidak baik.”

“Kamu minggu ini bersikap tidak benar, kenapa selalu tidur tidak baik.”

Aku bersenyum-senyum, tidak bilang apapun.

Deasy melihat Tifanny Xiang pergi mengisi air, tiba-tiba menarik kursinya dan duduk di samping aku:

“Kamu tidak apa-apakan, kamu dan Direktur Huang telah terjadi masalah bukan?”

Aku bengong, Deasy tidak lebih membuat ribut daripada Tiffany Xiang, dia juga lebih teliti dari Tiffany Xiang, banyak kali perasaan aku yang bersikap tidak benar, selalu Deasy duluan yang dapat melihatnya.

Berkata serius, masalah- masalah ini, aku sendiri saja yang menahan, benar-benar merasa sedih hati.

Walaupun baru kenal Deasy tidak sampai satu bulan, tapi dia benar-benar teman yang patut bergaul dengannya. Biasanya tidak banyak bicara, tapi setiap kali berbicara denganku, selalu berkata sampai ke lubuk hatiku.

Melihat dia sebentar, aku tetap mengoyangkan kepala: “tidak apa, kamu tidak perlu khawatir aku.”

Bagaimanapun juga, itu semuanya masalah secara pribadi aku dan Timothy Huang, bagi Deasy, aku masih belum bisa mengatakannya.

Dia juga tidak memaksa aku: “Tidak apa, kalau kamu merasa sedih hati, boleh cari aku.”

Aku bersenyum: “Terima kasih.”

“Eh, aku pergi mengisi air, kalian sedang diam-diam membicarakan apa?”

Deasy menatap aku sebentar, berdiri menarik Tiffany Xiang: “Sini, konsep kemarin kamu masih belum bilang jelas ke aku. ”

“Aduh, Deasy, sekarang masih belum sampai jam kerja, aku sudah harus——”

“Sudah jam sembilan.”

Perkataannya belum selesai bicara, teman kerja yang satunya lagi mengingatkan juga dengan ejekan.

Tiffany Xiang hatinya tidak puas dan mencibir mulutnya, “sudah sudah, sekumpulan pekerja gila semua.”

Aku melihat mereka ribut, suasana hatinya membaik juga.

Tatapan aku menyimpan kembali, lanjut membaca konsep baru yang di komputer.

Pada saat jam setengah sepuluh John Ding keluar memanggil aku : “Jane Tsu, datang ke kantor sebentar.”

Aku bengong, mengangguk-angguk kepala, mengambil satu notebook dan pen kemudian mengangkat kaki ikut dia masuk.

“Manager Ding?”

“Duduk dulu.”

Aku juga tidak sungkan, mendudukinya.

“Begini, kamu datang ke perusahaan kami juga sudah satu bulan, dalam satu bulan ini, walaupun kamu tidak bertanggung jawab proyek-proyek utama, tapi kemampuan kamu, aku melihatnya semua. Kali ini ada satu proyek yang diluar propinsi, itu perusahaan besar, Bosnya kebetulan berteman dengan Bos kita, makanya memilih perusahaan kita. Kegiatan kali ini kalau sudah mengorganisasi dengan baik, akan sangat menggemparkan. Aku berpikir sana-sini, merasa kamu lebih cocok, tidak tau bagaimana pendapatmu?”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu