Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 224 Kalau begitu kamu jangan mengganggunya

"Nyonya Huang, jangan marah ya, ok?"

Aku memandangi Timothy yang menghalangi di depanku, mengingat kejadian kemarin malam, aku jadi tidak ingin melihatnya lagi, "Lepaskan!"

Dirinya juga seperti tidak mendengar perkataanku, tiba-tiba ia mengangkat tangan, memeluk dan menciumku, aku segera menghindar dengan memutarkan kepala.

Akhirnya ciuman dari Timothy mengenai pipiku, aku mendorongnya sekuat tenaga tapi tidak berhasil. Dirinya tetap bersikeras mau menciumku, sampai akhirnya aku mulai emosi lalu berteriak tanpa memedulikan Victor yang masih tertidur, "Sudah cukup, kalau kamu tidak melepaskanku aku akan terlambat pergi bekerja!"

Tatapannya meredup, ekspresinya pun menjadi sedikit lebih dingin.

Aku memanfaatkan momen ini untuk mendorongnya, melihat dia yang seperti ini, aku ingin mengatakan sesuatu tapi aku takut dia akan semakin menjadi-jadi, akhirnya aku tidak mengatakan apa-apa lalu berbalik badan menuju kamar untuk berdandan dan bersiap ke kantor.

Saat aku sudah mengganti pakaian dan keluar dari kamar, Timothy sudah berdiri menungguku di depan pintu keluar.

Kali ini dia tidak menarikku dengan bernapsu lagi, melihatku yang sudah memakai alas kaki, ia langsung membukakan pintu, kami berdua berjalan bersama, aku mengikutinya dari belakang.

Sebelumnya Timothy selalu menggandeng tanganku, hari ini aku melihat sebelah tanganku kosong, ternyata rasanya agak sedikit aneh.

Lalu aku mengangkat kepala dan melihat Timothy berjalan sendirian, tampak seperti seseorang yang sangat menyedihkan.

Sebenarnya aku tidak benar-benar marah, tapi mengingat kejadian kemarin malam, wajahku terasa mulai memanas.

Pemikiranku lebih tertutup dan protektif, tentu aku tidak dapat menerima bila ada sesuatu alat yang digunakan saat beraktivitas di atas ranjang.

Setelah masuk ke dalam mobil, Timothy juga masih tidak berkata apa-apa padaku.

Selama di perjalanan aku merasa tidak enak, sebenarnya aku tidak ingin perang dingin dengannya, karena sangat menyakitkan.

Mobil sudah berhenti, aku melihat gedung kantor dimana aku bekerja, aku memejamkan mata dan mengambil napas dalam.

Timothy juga tidak bisa dikatakan bersalah dalam hal ini, dia ingin meningkatkan hubungan di antara kami berdua, aku mengerti, hanya saja benda itu merupakan suatu hal yang aneh bagiku.

"Timothy, untuk hal ini aku..."

"Jane, maaf, kalau...."

Kami berdua berbicara bersamaan, mendengar perkataannya aku terdiam, lalu tersenyum dan mengelus pipinya, "Maaf ya, responku terlalu berlebihan."

Dia menundukkan kepalanya lalu menciumku, "Kalau kamu tidak suka, aku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi." katanya, ia berhenti sejanak lalu menambahkan, "Jane, aku hanya ingin membuatmu lebih bahagia."

Seketika pipiku menjadi panas setelah mendengar perkataannya, mengingat diriku saat kemarin malam, aku tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Sebenarnya kamu tidak perlu merasa malu, kita berdua adalah pasangan suami istri, memang harus saling membahagiakan, karena menggunakan alat itu dapat menambah kebahagiaan kita, maka tidak ada salahnya digunakan kan? Lagipula, bukan hanya kita saja yang melakukan hal ini, orang lain juga melakukannya."

Aku mengerti alasannya, tapi hati yang pemalu tidak dapat berubah dalam sekejap.

Setelah ia selesai bicara, bahkan sebenarnya belum selesai bicara, ia hanya diam memandangiku.

Aku dapat merasakan tatapannya yang penuh hasrat, dan aku juga mengerti apa yang ia harapkan keluar dari mulutku.

Tapi kata-kata itu, benar-benar sulit untuk diucapkan.

Setelah beberapa saat, aku baru berkata, "Aku, aku mengerti, nanti kita berdua bicarakan lagi."

Setelah itu aku merasa sangat tidak dapat menerimanya, aku segera membuka pintu mobil dan berlari keluar.

Timothy memanggilku dari belakang, tapi langkah kakiku semakin cepat.

Pipiku sudah memanas, aku mengeluarkan seluruh keberanianku untuk mengatakan hal barusan.

Saat sampai di depan lift, ponsel yang ada di dalam tasku tidak berhenti bergetar.

Saat aku melihatnya, semua adalah pesan dari Timothy.

Di aplikasi wechat ia menyerangku bertubi-tubi, seluruh isinya adalah pertanyaan apakah aku mengiyakannya.

Sementara ini aku tidak ingin membalasnya, berpura-pura tidak meliaht pesan darinya, tapi akhirnya ia langsung meneleponku.

Melihat telepon dari Timothy yang masuk, tanganku langsung bergetar, hampir saja aku menjatuhkan ponselku ke lantai.

Secara bersamaan pintu lift pun terbuka, aku sedikit ragu-ragu tapi tetap menekan tombol menerima panggilan, sambil masuk ke dalam aku bertanya padanya, "Kamu mau apa? cepat pergi bekerja!"

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, apa maksudmu tadi adalah aku boleh menggunakan alat itu?"

Pertanyaannya barusan seluruh tubuhku menjadi panas, aku tidak mungkin membicarakan hal seperti ini karena di sekelilingku ada banyak orang. Aku juga tidak ingin dirinya terus berkutat dalam topik ini, akhirnya aku terpaksa mengiyakan, "Ya, jangan cari aku lagi, hati-hati menyetir mobil, aku matikan teleponnya ya!"

Setelahnya aku tidak menunggu dia menjawab dan langsung mematikan teleponnya.

Karena tadi dibawah memakan sedikti waktu, maka aku baru sampai di kantor pukul 8 lewat 55 menit.

Kebetulan aku bertemu dengan TIffany yang baru mengambil air, ia menatapku, "Jane, mengapa wajahmu merah?"

Aku tersenyum dan menjawab, "Tadi banyak orang di lift, aku terjepit."

Dia mengangguk, "Betul juga, di jam-jam ini sangat banyak orang, hebat sekali kamu bisa berdesak-desakkan di dalam lift."

Aku tersenyum lalu segera kembali ke tempat duduk.

Sangat takut rasanya bila Tiffany lanjut bertanya!

DI siang hari, tiba-tiba aku mendapat panggilan telepon dari Mike.

Di saat itu aku sedang sibuk, begitupun dengannya, sebelumnya kami berdua masih bercakap-cakap di aplikasi wechat, tapi karena kami berdua sangat sibuk, sudah hampir sebulan kami tidak berhubungan lagi.

Aku yang tiba-tiba mendapat panggilan darinya pun terkejut, aku mengambil ponsel dan berjalan keluar, "Mike?"

"Ya."

Sudah lama aku tidak mendengar suaranya, ternyata masih sama dinginnya

Aku tertawa kecil lalu bertanya, "Mengapa kamu meneleponku?"

"Dua hari lagi aku akan pergi ke kotamu, apa kamu memiliki waktu luang di akhir pekan? Sudah lama kita tidak berjumpa."

Aku terdiam beberapa saat, lalu menjawabnya, "Benarkah? kamu akan ada di sini selama berapa hari? Apa waktunya fleksibel? kalau waktunya fleksibel aku akan mengajakmu berjalan-jalan!"

Mike sudah banyak membantuku saat aku berada di kotanya, sekarang setelah mendengar dia akan datang ke sini, aku merasa senang dan antusias.

"Mungkin aku akan berada di sana selama setengah bulan, bukankah ada konferensi di bulan Januari?"

Mendengar Mike yang akan berada di siin selama setengah bulan, aku merasa sangat senang, "Baik, beritahu aku kalau kamu sudang datang, aku akan selalu punya waktu luang untukmu!"

Setelah mematikan telepon, aku teringat Victor, entah apa dia masih ingat atau tidak dengan Mike, ayah angkatnya.

Malam hari setelah pulang ke rumah aku bertanya pada Victor, hasilnya ia bertanya padaku siapa itu ayah angkat.

Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, ingatan anak kecil memang seperti ini, sudah lebih dari setengah tahun tidak bertemu, karena itu Victor tidak mengingatnya lagi, aku rasa ini wajar.

Timothy keluar dari ruangan lalu bertanya hal yang sama seperti Victor, "Siapa itu ayah angkat?"

Aku membalikkan kepala dan melihatnya, "Mike, dua hari lagi dia akan datang kemari."

Tiba-tiba ekspresi Timothy menjadi suram setelah mendengar perkataanku, "Untuk apa dia datang kemari?"

Timothy sangat pencemburu, aku tidak tahu harus bagaimana lagi!

"Apa yang kamu pikirkan, dia datang untuk bekerja, ada konferensi di tanggal 18, dia akan pergi mengikuti rapatnya!"

"Ternyata dia datang untuk bekerja, kalau begitu kamu jangan mengganggunya."

"...."

Kamu ini!

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu