Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 71 Timothy, Sudah cukup?

" Kamu datang dengan Timothy?"

Aku mengangguk, buru-buru menelan kue yang ku makan, dan malah tersedak, Cedric Xu langsung memberi ku segelas jus buah: " Tak apa-apa kan?"

Aku langsung meneguk jus buah itu, dan menggeleng-deleng: " Tak apa, hanya tersedak saja, untung saja kamu cepat."

Dia tersenyum sambil menunjuk mata: " Tersedak sampai keluar air mata."

Aku mengusap kepala, tak berani meneteskan air mata, kalau tidak dandanan ku akan luntur.

" Direktur Timothy dimana?"

" Dia disana, aku kesini untuk makan sesuatu."

Dia berkata: " apakah pesta seperti ini tak melelahkan?"

" Biasa saja, karena terus berbicara, mudah haus."

Cedric Xu tertawa: " sepertinya hanya kamu yang berpikir begitu."

Aku meneguk jus buah: " Aku bicara jujur."

Saat itu aku baru sadar bahwa dia hanya sendiri: " Tuan Cedric, dimana pasangan mu?"

" Aku datang sendiri."

dia mengambil segelas jus buah dari pelayan yang lewat, dan meminumnya.

Aku tak menyangka dia datang sendiri, dengan sedikit kaget: " begitu kah, bukan kah bisa saja mengambil pasangan dari kantor anda?

Dia tertawa tak berdaya: " Tidak berlebihan seperti itu."

" Tidak ada yang datang menggoda mu?"

Cedric Xu hari ini memakai setelan putih, tubuh nya tinggi, dan gagah, aku tak percaya tak ada wanita yang menggodannya.

" Mana ada."

Aku sengaja menghela nafas: " Nah kasihan sekali, padahal wajah anda lebih tampan dari Alfred."

" Itu berlebihan, Alfred kalau mendengar ini pasti akan marah."

Aku tak bisa menahan tawa, mengobrol dengan Cedric Xu lebih menarik daripada mengobrol dengan Direktur-direktur yang lain, dan saat itu, aku tak ingin mencari Timothy Huang, dan juga dia bisa menghadapinya sendiri.

Terpikir tentang proyek, aku akhirnya bertanya: " Bagaimana jalannya proyek?"

Raut wajah Cedric Xu sedikit berubah: " Perkembangannya lamban, Jane, aku pikir kamu cocok untuk perencanaan, idenya bagus. Acara yang kamu bikin kemarin, sampai sekarang masih menjadi pembicaraan di kantor kami."

Mendengar kalimat itu, aku salah tingkah: " orang selalu harus memilih."

Dia setuju dan mengangguk: " Benar juga."

Aku tidak mau mengobrol dengan topik yang berat, dan dengan cepat mengeluarkan pandangan ku: " Produk kali ini bukan kah ditunjukan untuk orang muda? aku pikir kita bisa mulai berbalik, mulai dari orang tua."

Cedric Xu mengangkat alisnya, seperti tertarik: " Teruskan."

" Orang tua juga pernah muda, aku pikir muda adalah cara berpikir, bukan keadaan, dan produk kali ini harusnya ditujukan untuk orang muda, tapi semua orang bisa menjadi tua di kemudian hari, kalau kita balikan, bila waktu mulai dari tua ke muda, bukan kah itu menambah dalam maknanya?"

Cedric Xu berpikir sejenak, lalu tertawa: " Jane, kalimat mu membuat orang yang bermimpi sadar! kamu sangat bagus!"

Aku di puji nya hingga merasa malu: " tidak, aku hanya kebetulan terpikir saja."

" Kamu jangan merendah, proyek yang kamu pegang kemarin sangat bagus."

Aku tertawa, dan baru saja mau membuka mulut, pinggul ku mengencang, dan suara Timothy Huang terdengar disamping ku : " Aku pikir kamu kemana, ternyata mengobrol dengan tuan Cedric."

Timothy yang aneh, membuat orang yang mendengarnya merasa tak nyaman, aku mengulurkan tangan mencoleknya, " Kamu lapar?"

Mulut beracun Timothy Huang bisa membunuh seseorang, aku dan Cedric Xu biasa saja, tapi yang tidak sabar juga cuma dia, aku hanya bisa mengubah topik pembicaraan.

"Aku tak lapar!" Dia menunduk melirik ku dingin lalu memandang ke arah Cedric Xu: " Tuan Cedric mana pasangan mu? sudah begini lama, kamu belum menemukan nya juga, bukan kah tak terlalu baik?"

" Aku datang sendiri."

Cedric Xu tertawa, tapi aku bisa melihat tawa nya sedikit pudar.

" Sendiri saja? Tuan Cedric------"

Aku buru-buru menyuapi kue ke mulut Timothy Huang, untuk menghentikan kalimatnya: " Aku tahu kamu lapar, jangan menolak, cepat makan."

Timothy Huang menunduk menatap ku, Cedric Xu tersenyum pada ku: " aku pergi kesana dulu, ngobrol di lain waktu ya, Jane."

" Iya."

Dia mengangguk, " Direktur Timothy, sampai jumpa."

" Sampai Jumpa."

Raut wajah Timothy sangat dingin, aku tahu orang ini mulai berpikir macam-macam: " aku ingin ngobrol dengan nya sepuluh menit."

" Kamu ingin ngobrol berapa lama? aku lihat kalian mengobrol dengan gembira, kalau aku tidak mencari mu, kalian akan terus begitu?"

Aku tak memperdulikannya, tak ingin berdebat dengannya, lalu mengambil sepotong kue dan menyuapi nya: " baiklah Direktur Timothy, kue yang begitu enak ayo makan semuanya!"

Dia memandang ku, melepas tangan nya dan pergi.

Aku buru-buru mencegatnya: " Kamu mau kemana?"

" Nyonya Huang peduli aku mau kemana?"

Setelah bersama Timothy Huang begitu lama, akan menyadari bahwa dia sangat kekanak-kanakan.

Mendengar kalimatnya, aku pun tertawa: " jangan marah, banyak orang disini."

Dia membalas dengan nada dingin: " Kamu ngobrol dengan Cedric begitu bahagia, kenapa tak memikirkan ada banyak orang disini?"

Melihatnya masih membahas tentang hal itu, raut wajah ku berubah dingin: " Timothy, sudah cukup?"

Raut wajahnya suram, dan berbalik pergi.

Aku tak berdaya, hanya bisa mengikutinya.

Hanya saja setengah jam sesudah itu, aku tidak bicara dengan Timothy Huang.

Timothy Huang juga bisa diam, sudah satu jam, masih belum bicara dengan ku.

Aku tak bisa diam sepertinya, saat di mobil aku tak bisa menahan, menarik lengannya, " Direktur Timothy? masih marah?"

Dia tak bergerak, hanya melirik ku saja.

Dia melirik ku, Raut wajahnya masih suram, aku memeluknya, dan mencium-cium tubuhnya: " siapa yang cemburu nih?"

Raut wajahnya kaku, lalu menarik tangan ku: " Duduk yang benar!"

Mendengar ucapannya, awalnya aku tak marah, sebentar saja diriku emosi, aku pindah ke sisi lain dan duduk, memandang jendela dan tidak lagi berbicara.

Sampai nya dirumah, Timothy Huang juga belum bicara.

Aku marah dan merasa lucu, tak menyangka seorang pria, karena hal kecil itu, bisa marah selama ini.

Aku juga tak memperdulikannya, aku ingin melihatnya dia bisa diam sampai kapan.

Aku membereskan pakaian dan berancana mandi dan tidur, baru saja masuk, belum menutup pintu, Timothy Huang masuk.

Aku tertegun, mendongak melihatnya: " Kamu kenapa masuk?"

Dia mengunci pintu: " Mandi!"

" Aku mau mandi!"

" Aku juga mau mandi!"

Dia berbicara, berdiri di sampingku, lalu mengambil shower, membuka air nya, sebentar saja aku menjadi basah.

Timothy menarik ku sekejap saja aku ditindihnya kedinding, dan diam menundukan kepala mencium ku, tangannya menarik rok ku seperti ingin merobeknya.

suasana di kamar mandi semakin panas, air hangat di kepala tak berhenti mengeluarkan uap, aku merasa suhu badan ku meningkat.....

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu