Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 297 Aku hamil

Hari ketiga kami pergi ke pantai yang satunya lagi, bulan madu akan segera berkahir, sejak malam itu Timothy Huang mengatakan menginginkan anak, akhirnya selama beberapa hari kedepan dia terus menempel kepadaku, beberapa hari berturut-turut aku bangun di siang hari untuk keesokan harinya.

Tapi untung saja kami mengatur jadwal kami dengan sangat santai, dan liburan sendirian, juga tidak ada gangguan.

Bulan madu setengah bulan akhirnya berakhir, setelah turun dari pesawat, hal yang pertama aku lakukan adalah pergi menjemput Victor.

Beberapa hari ini aku dan Timothy Huang menjadi hitam karena terbakar matahari, saat Victor melihat kami yang pertama kali dia lakukan bukan memeluk kami tapi menyuruh kami pergi mandi.

Aku dan Timothy Huang tidak tahu ada apa, sampai saat Victor menunjukku sambil berkata kotor, akhirnya aku mengerti.

Meskipun pergi berbulan madu, tapi di dalam hatiku aku selalu merindukan Victor, dia baru melewati ulang tahun keduanya, di hari ulang tahunnya aku dan Timothy Huang tidak menemaninya merayakannya.

Aku merasa bersalah, dan mengajak Timothy Huang untuk menebusnya kepada Victor, tapi Timothy Huang malah berkata Victor terlalu kecil, apa yang perlu di tebus.

Aku di buat marah olehnya, malam hari saat dia menempel kepadaku aku langsung mendorongnya.

Tapi Timothy Huang memiliki cara, aku kembali tidak memiliki pendirian dan akhirnya kembali dibujuk tidur olehnya.

Setelah melewati akhir pekan di rumah, hari senin saat pergi kerja, Tiffany Xiang menarikku dan tidak berhenti bertanya, mencari tahu tentang pemuda barat itu.

Ditanyai olehnya, aku mengingat malam itu Timothy Huang sangat ganas, kakiku langsung gemetar: ”Kenapa malam itu kamu tiba-tiba menutup telepon?”

Aku baru selesai mengatakannya, wajah Tiffany Xiang sudah memerah: ”Itu, itu, ah! Aku ingat, ada yang perlu aku kerjakan!”

Aku tahu, membahas ini dia pasti tidak akan bertanya lagi!

Tiffany Xiang dan aku mengenggam kelemahan masing-masing, dia juga tidak berani menanyakan kejadian hari itu lagi.

Timothy Huang mengatakan dia menginginkan anak, akhirnya hari kedua setelah pulang dari luar negeri, aku menstruasi, saat itu wajahnya membiru.

Pertengahan bulan empat di kota A, malam hari masih sedikit dingin, aku keluar dari kamar Victor, Timothy Huang tiba-tiba memelukku: “Istriku.”

Beberapa hari ini raut wajahnya tidak baik, setiap malam sebelum tidur dia menghitung hari ke berapa aku menstruasi.

Saat ini dia memelukku tidak perlu memikirkannya aku langsung tahu apa yang ingin dia lakukan.

Aku menoleh dan melihatnya, berpura-pura tidak tahu: “Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Menstruasimu sudah selesai?”

Aku menunduk, ”Belum.”

“Masa iya? Hari ini sudah hari ke delapan! Apakah kamu menstruasi satu bulan?”

Mendengar ucapannya yang emosi, aku tidak dapat menahan diri dan tertawa, akhirnya tanpa sengaja ketahuan olehnya, detik berikutnya, dia tiba-tiba menggendongku.

Aku terdiam, “Apa yang sedang kamu lakukan?”

“He, bercinta denganmu!”

Selesai mengatakannya dia menggendongku ke kamar.

Malam itu, Timothy Huang menginginkanku empat kali, yang terakhir kali aku hampir saja pingsan.

Keesokan harinya aku bahkan tidak ingin melihatnya, sampai saat dia pergi kerja aku tidak berbicara dengannya.

Tapi malam hari setelah pulang kerja dia tiba-tiba memberikan sebuket bunga dan meminta maaf kepadaku, dia selalu pandai berbicara, akhirnya aku di buatnya tidak marah lagi.

Malam hari saat di gendongnya dari bathtub, aku tidak dapat menahan diri dan mencubitnya: ”Kamu tidak takut mati karena sex berlebihan?”

“Mati di balik bunga peony menjadi hantu juga romantis!”

Setelah mengatakannya dia menunduk dan menciumku dengan ganas.

Aku memelototinya tapi tidak marah.

Saat hampir tidur, aku menariknya: “Timothy Huang, kamu benar-benar menginginkan anak?”

“Hmm, ingin , aku menginginkan seorang anak, kali ini, aku tidak akan membiarkanmu mengalami penderitaan melahirkan sendirian lagi!”

Aku tahu dia memikirkan apa, tapi dulu saat melahirkan Victor dokter sudah memberitahuku, dulu saat aku keguguran tidak menjaga diri dengan baik, awalnya aku memang sulit untuk hamil, Victor sudah dikarenakan Tuhan membuka mata.

Tapi Tuhan tidak mungkin membukan mata yang kedua kali, aku selalu tidak memberitahunya, yang pertama dikarenakan tidak tahu bagaimana mengatakannya, yang kedua aku lihat dia juga tidak begitu menginginkan anak kedua.

Tapi sejak kami menikah, dia sudah berulang kali mengatakan ingin anak kedua.

Mengerutkan bibir, akhirnya aku memutuskan berkata jujur: ”Timothy Huang, mungkin aku tidak dapat melahirkan anak kedua untukmu.”

Tangan yang awalnya di letakkan di atas tanganku sekarang mengerat, “Kenapa kamu tidak dapat melahirkan anak kedua untukmu? Apakah karena sakit, jika kamu merasa——”

Tidak membiarkannya melanjutkan perkataannya, aku memotong perkatannya: “Bukan dikarenakan hal ini, dokter bilang aku sulit untuk hamil, dulu aku tidak menggugurkan Victor, sebagian besar dikarenakan ini.”

Dulu aku sudah menetapkan hati tidak akan memiliki masa depan lagi dengannya, saat mengetahui aku hamil, aku juga sangat bimbang, tapi akhirnya kau tetap memutuskan melahirkannya.

Tidak dapat mempertahankan anak pertama aku sangat sedih, aku tidak ingin anak kedua tidak dapat dipertahankan lagi.

Dia tidak mengatakan apa-apa, aku juga tidak mendesaknya.

Setelah hampir lima menit, dia baru berkata: ”Tidak apa-apa, sekarang sangat baik.”

Dia berkata sambil memelukku dengan erat.

Aku memejamkan kedua mataku dan tidak membiarkan diriku menangis.

Aku tahu dia sangat menyesali hal yang dulu terjadi, tapi kehidupan manusia tidak dapat selalu sempurna.

Sejak saat itu, Timothy Huang deperesi untuk beberapa saat, tapi tak lama dia dengan cepat kembali seperti semula, dan hanya menginginkanku saat dia ada waktu di malam hari.

Saat Victor berumur dua setengah tahun, Jessy menikah, Tiffany Xiang sudah hamil delapan bulan, dia di perkirakan melahirkan sebelum tanggal sepuluh bulan sebelas.

Pagi hari tanggal sebelas bulan sebelas, Tiffany Xiang melahirkan seorang anak perempuan.

Bulan dua belas di Kota A hampir memasuki musim dingin, Setelah wajah putri Tiffany Xiang berubah, Victor yang satu bulan lalu tidak menyukainya sekarang terus berada di dekat adik perempuan ini.

Satu tahun berlalu dalam sekejap mata, setelah tahun baru berakhir, aku menerima sebuah proyek, harus pergi dinas selama setengah bulan, Victor sudah waktunya masuk TK.

Timothy Huang perang dingin denganku selama satu minggu dikarenakan hal ini, di hari aku naik pesawat dia bahakan tidak berbicara denganku.

Aku bahkan tidak tahu bagaimana mengatakan sikapnya yang semakin tua semakin kekanak-kanakkan, hanya bisa memintanya membantu memperhatikan Victor di TK.

Saat proyek berakhir sudah bulan empat, saat aku menyadari menstruasiku sudah terlambat satu minggu, aku tercengang.

Dalam hati aku sedikit mengharapkannya, tapi takut bukan sungguhan.

Aku tidak berani memberitahu Timothy Huang, aku pergi membeli test pack sendiri, setelah memeriksanya aku menemukan diriku hamil. Tapi aku takut hanya akan menjadi harapan kosong, jadi aku segera meminta izin dan pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya.

Aku menyembunyikan hal ini dari Jessy dan Tiffany Xiang, aku pergi ke rumah sakit sendirian.

Saat aku mengambil laporan kehamilan, aku tercengang, aku berdiri di dalam rumah sakit dan tidak tahu kenapa air mataku menetes.

HP ku tiba-tiba berdering, melihat Timothy Huang yang menelepon, aku segera mengangkatnya: “Timothy Huang.”

“Jane, aku sudah sampai di bawah kantor, kamu segera turun.”

Aku suka dia memanggilku Jane, terkadang memanggilku istriku, saat marah memanggilku Cheng Yun.

Awalnya aku merasa sangat berlebihan, sekarang aku malah merasa hatiku sangat bahagia.

“Suamiku, aku di rumah sakit.”

Saat suasana hatiku sedang baik aku akan memanggilnya suamiku, kebanyakan terbiasa memanggilnya Timothy Huang.

Mendengarkan ucapanku dia langsung khawatir: ”Rumah sakit? Kenapa kamu di rumah sakit?”

“Aku tidak apa-apa, sekarang aku di lobby di lantai satu, kamu datang dulu, nanti aku akan memberitahumu.”

Selesai mengatakannya aku menutup teleponnya.

Timothy Huang sampai dengan sangat cepat, dari jauh aku melihatnya berlari kemari, dia langsung memelukku: “Kamu tidak apa-apa kan? Benar-benar tidak apa-apa? Tidak apa-apa kenapa kamu menangis?”

Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya, langsung memberikan laporan itu kepadanya.

Dia melihatku sebentar, dahinya berkerut: ”Apa ini, laporan kehamilan——”

Dia berkata, lalu berhenti, lalu tiba-tiba menggendongku: ”Istriku, kamu hamil? Kamu hamil, benarkan?

Orang sekitar melihat kearah kami, aku sedikit tidak enak hati, lalu menepuknya: ”Kamu turunkan aku dulu, banyak orang yang melihat!”

Dia sedikit tidak rela, tapi tetap menurunkanku, lalu memelukku dan bertanya sekali lagi: ”Istriku, apakah kamu sedang hamil?”

Aku tahu dia sudah mempercayainya, dia hanya ingin aku mengucapkannya, aku melihatnya, lalu tersenyum dan mengangguk: ”Benar, aku hamil.”

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu