Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 153 Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu

"Haha!"

Aku berjalan keluar setelah beres mencuci piring, sebelum keluar, aku sudah mendengar tawa Victor Tsu.

Aku mendekat dan melihat, menyadari Timothy Huang menggendong Victor Tsu di lehernya, kelakuannya sangat lucu, aku tak bisa menahan tawa.

Timothy Huang mendengar tawa ku, menoleh dan melirikku.

Aku berubah tenang, sengaja berpura-pura tak melihatnya, mendongak melihat jam.

Sudah jam delapan, Victor Tsu sudah seharusnya mandi.

"Victor, ayo mandi."

Victor Tsu sangat penurut, biasanya ia tak akan menangis, tapi ia tak terlalu suka mandi, setiap malam aku menghabiskan banyak tenaga untuk memandikannya.

Ternyata, mendengar aku berkata untuk mandi, Victor Tsu memeluk Timothy Huang erat-erat.

Dan menanggis, mendengar aku menyuruhnya mandi, ia langsung berada di pelukan Timothy Huang.

Aku tak tahu harus berkata apa, melambaikan tangan" Victor, sini!"

Dia semakin memeluk Timothy Huang erat-erat, aku melihat Timothy Huang duduk disana tak berani bergerak, kedua tangannya melindungi Victor Tsu, wajah nya tegang.

Sebenarnya ia sedikit panik.

Aku menekan pikiran ku, dengan wajah datar: " Timothy, kesinikan Victor."

Tapi Victor, mendongak melihat Timothy Huang dengan wajah memelas: "Ayah, tidak!"

Dia tidak memanggil Ayah semalaman, tapi dia memanggilnya saat ini, apa yang bisa aku katakan? Aku sudah terbiasa dengan perilaku Victor Tsu. Dia juga begitu kepadaku, sehingga setiap kali aku menangkapnya untuk mandi, aku sepertinya melakukan sesuatu yang jahat.

Setiap memandikannya aku harus berkelahi dulu dengannya, aku melihat raut wajah Timothy Huang aku tahu ia tertipu dengan rayu Victor Tsu: "Kamu jangan tertipu, ia tak suka mandi, dulu dia juga begitu kepada ku!"

Timothy Huang tak percaya: " Victor anak baik, malam ini tidak mandi tak apa-apa."

aku telah memastikan bahwa jika Timothy Huang memiliki anak nanti, dia akan menjadi ayah yang baik.

Berpikir sampai disni, aku merasa sedikit suram, anaknya nanti, tidak akan ada hubungannya dengan ku.

"Ibu, hari ini tak mandi, tidak!"

Victor bisa menyambung obrolan, aku tersadar, dan langsung mengulurkan tangan: "Tidak, cepat, mandi!"

"Jane, kamu begini akan mengejutkannya!"

Aku sambil mengambil Victor Tsu dari pelukannya, sambil menjelaskannya: " Kebiasan buruk terjadi karena ini, kamu tahu apa, dia berlarian seharian, berkeringat, cuaca saat ini sangat panas, itu kebiasaan buruk!"

Victor Tsu tahu kalau ia terus ribut aku akan marah, dia tak berani menangis.

Aku menunduk melihatnya yang cemberut dan mengejeknya.

"Ibu jahat!"

Aku tertawa: "Kalau begitu kamu tidur sendiri saja ya?"

Victor Tsu masih kecil, tapi ia sudah bisa tidur sendiri di kamarnya, aku sudah menyiapkan kamarnya. lantainya dialasi karpet, sekarang ia masih kecil, didalam kamarnya hanya ada ranjang dan lemari. dan ranjangnya hanya berukuran setengah meter, bila ia memanjat tidak akan jatuh juga.

Tapi ia sangat manja, aku pernah mencoba sekali, dia memelukku erat, akhirnya aku memutuskan menunggu ia berusia dua tahun baru membiarkan ia tidur sendiri.

Ternyata mendengar perkataan ku, Victor Tsu menjadi diam.

Mandi juga menjadi salah satu olahraga, Victor Tsu sangat nakal, setiap aku memandikannya, tubuh ku selalu basah.

Melihat Timothy Huang masuk, aku tersadar dan menyuruhnya keluar, " Kamu tunggu diluar saja, dia sangat nakal, nanti kamu akan basah!"

“Tak apa."

Aku terdiam melihat dia, jongkok di dekat bath tub, akhirnya aku diam saja.

"Jangan bergerak victor, ibu sedang menggosok sabun!"

Baru saja masuk ke air, tangan kecilnya sudah mencipratkan air.

Aku tak bisa menahnya, Timothy Huang membantuku, Alhasil wajahnya di siram oleh Victor.

Aku melihat Timothy Huang diam kaku, Victor tertawa.

Aku juga tak bisa menahan tawa, siapa suruh ia tak mendengar saran ku.

Aku memeluk Victro kembali ke kamar, kemeja yang Timothy Huang pakai basah sebagian.

Hampir jam sembilan, aku menggosok rambut Victor Tsu, membiarkan ia bermain, aku pergi mandi.

Selesai mandi waktu sudah menunjukan waktu tidur Victor Tsu, selesai menemani Victor tidur, aku teringat Timothy Huang berada disini.

Sebelumnya aku terlalu sibuk mengurusi Victor Tsu, dan melupakannya, tak tahu sejak kapan ia berdiri di belakangku, dan alhasil sekarang aku berbalik menabrak dada Timothy, dahi ku sakit.

Dia langsung menutup mulut ku: "Stt, Jangan berisik."

Aku menatapnya, mengusap dahi ku,"Lepaskan!"

Dia sepertinya takut Victor Tsu bangun, jadi ia melepasku, aku berjalan pergi.

Timothy Huang mengikutiku dari belakang, berjalan ke ruang tamu, aku melirik jam.

Hampir jam sepuluh: "Direktur Huang, sudah seharusnya anda pulang?"

Baru saja aku berkata, dia berjalan duduk di sofa dan berkata: "Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu."

Mendengar perkataannya, aku mengerutkan dahi: " Apa yang harus di perhitungkan?"

Raut wajahnya dingin: " Bukannya aku sudah bilang, setelah urusan mu selesai, kamu akan disini bersama ku?"

Ketika dia menyebutkan hal ini, aku merasa bersalah.

Tapi setelah begini lama, rasa bersalah ku sedikit pudar, aku berpura-pura tenang dan menjawab: "Oh, perusahaan ku ada sedikit urusan mendadak, jadi aku kembali lebih dulu."

"Urusan mendadak? jelas-jelas di hari kedua kamu baru masuk kerja!"

Aku mengerutkan dahi: "Kamu mengutus orang mengikutiku?"

"Aku hanya bertanya pada atasanmu."

aku tak ingin berdebat dengannya tentang hal ini: "Sudah malam, kamu sudah seharusnya pulang, aku ingin istirahat, aku besok harus bekerja."

Dia mencibir: " jika kamu tak menjawab, malam ini aku tak akan pergi."

Aku tersadar dan menjawab: " jawaban apa?"

Baru selesai bertanya, aku menyesal, tak ada jawaban lain.

Aku benar-benar tak mau membahas tentang perasaan, aku merasa sekarang aku baik-baik saja, aku tak ingin memikirkannya.

Mungkin karena sebelumnya Timothy Huang menyakitiku terlalu dalam, dan sekarang masih membekas, dan untuk hal mencintai, aku mengaku, aku tak tahu sejak kapan, aku mulai mundur, mulai takut, dan berlari.

Tapi sepertinya Timothy Huang tak berpikir begitu, dia tiba-tiba berdiri, melangkah ke hadapanku, menunduk melihatku, bola matanya yang hitam menatap ku erta, kata demi kata: "Jane, kita memulai kembali ya?"

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu