Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 107 Manusia Itu Mulia Karena Tahu Keterbatasan Dirinya Sendiri
Pandangan mata dia seolah-olah bisa menembus, sampai membuat aku gemetar.
Melihat aku tidak bergerak, Timothy tiba-tiba turun dari ranjang, mendekati aku dan mau mengusap wajahku : “Jane, jangan-jangan kamu takut kalau kamu masih mencintai——“
“Praaakkk!”
Aku marah sampai gemetaran, langsung kuangkat tanganku dan mendaratkan satu tamparan : “Timothy, manusia itu mulia karena mengetahui keterbatasan dirinya sendiri, sayangnya kamu tidak!”
Selesai berkata aku tidak mengindahkannya lagi dan langsung berlari keluar.
Beberapa hari ini salju lagi mencair, pepatah mengatakan turun salju tidak dingin, salju mencairlah yang dingin.
Aku berdiri di depan rumah sakit, padahal cahaya matahari ada di atas kepalaku, tapi belum pernah aku merasa sedingin ini.
Sudah dua tahun, Timothy masih tetap begitu keji!
Bagaimana bisa! Bagaimana bisa dia semudah itu mengatakan perkataan seperti itu!
Aku kira hatiku tidak akan sakit lagi, tapi sekarang, sekali lagi dia disakiti oleh Timothy.
Teringat satu jam yang lalu aku malah masih perhatian sama dia, aku merasa sungguh bodoh sekali.
Karena tidak ingin berlama-lama di sini lagi, aku mengulurkan tangan menghentikan sebuah taksi dan pulang ke rumah.
Taksi itu mulai menjauh, aku teringat hari-hari bersama Timothy dua tahun yang lalu, benar-benar tidak mengerti kenapa sekarang bisa menjadi seperti ini.
“Nona, sudah sampai.”
Panggilan si supir membuyarkan lamunanku, segera aku membayar dan turun dari taksi, hawa dingin meniup wajahku, dalam sekejap aku sadar.
Aku lagi mikirin apa?
Aku masih mikirin apa?
Baru saja aku rasanya ingin menampar diriku sendiri, handphone di tasku berbunyi.
Ternyata dari Mike.
Saat ini aku baru sadar, aku sudah sibuk selama dua jam di rumah sakit.
“Mike?”
“Kamu masih di rumah sakit?”
Tidak terdengar suara Victor, mungkin Victor sudah ketiduran.
“Aku sudah di bawah.”
Aku menempelkan sidik jari, masuk dan memencet lift : “Lagi nungguin lift,”
Mike tidak mengatakan apa-apa lagi, dia matiin telepon setelah menjawab oke.
Dan lift juga pas berhenti, aku melangkahkan kaki masuk, sampai di dalam aku melihat cerminan diriku sendiri, wajah yang pucat, rambut yang berantakan......
Karena tidak ingin Mike menjadi khawatir, aku merapikan diri dulu baru masuk ke rumah.
“Victor sudah tidur?”
Mike menyodorkan segelas air hangat : “Sudah, baik-baik saja kan?”
Aku menggeleng, berusaha untuk rileks : “Baik kok, emang aku bakal kenapa.”
Tanpa berkata apa-apa Mike menatapku lurus.
Aku tidak mengerti, kenapa mereka selalu suka melihat aku seperti ini, pandangan mata yang tidak bisa aku tebat, aku benar-benar tidak bisa menerima.
Aku mengalihkan pandanganku : “Malam mau makan apa?”
“hotpot, biar praktis.”
Aku mengangguk-angguk, lagian juga memang aku sudah tidak mood buat masak yang rumit, aku masuk kedapur dan mulai mencuci sayur.
Mike masuk dan ikut membantu, namun aku menyuruhnya keluar dan dia tetap diam : “Timothy nyusahin kamu?”
Sambil mencuci sayur dia menanyai aku.
Aku tidak berani menatapnya, kukeluarkan kuah ayam yang kemarin : “Tidak.”
“Kayaknya dia akhir-akhir ini selalu di kota D.”
Perkataan Mike membuat tanganku tersentak, hampir menumpahkan kuah itu.
Aku tidak tahu Timothy mau ngapain, sesuatu yang tak bisa kutebak ini memberikan feeling buruk.
“Jane.”
Mendadak Mike mengulurkan tangan memegang tanganku, aku termangu, saat ini aku baru sadar kuah itu aku tuang kepenuhan sampai tumpah keluar.
Aku agak tersipu, dia mengambil panci yang lagi aku pegang : “Sini aku saja, kamu duduk saja dulu.”
“Mike, aku——“
Aku menengadahkan kepala melihatnya, tampak ketegasan dari matanya, karena hati aku sekarang juga tidak konsentrasi, akhirnya aku mengangguk dan duduk di sofa.
“Ini minum air hangatnya.”
Baru saja aku keluar, Mike membawakan segelas air hangat.
Aku menerimanya, jari yang dingin barulah menjadi agak hangat : “Terima kasih.”
Dia menatapku sejenak lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
“Jane.”
Baru saja aku menggendong Victor keluar, Mike memanggil aku.
Aku melihatnya lalu duduk di sofa : “Kamu mau ngomong apa?”
Dia memandangi aku : “Bagaimana perasaan kamu ke Timothy sekarang?”
Pertanyaannya sudah aku duga, tapi juga di luar dugaan aku, membuat aku susah untuk menjawabnya.
Aku mengangkat tangan menutup wajahku, hanya dengan begini aku baru berani menjawab pertanyaan ini : “Tidak boleh dicintai, tapi juga tidak bisa melupakan.”
Aku mengira Mike akan mengatakan sesuatu lagi, ternyata dia tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya mengulurkan tangan mengusap kepalaku : “Baik-baik merubahnya.”
Sambil berkata dia bangkit berdiri.
Otomatis aku langsung ikut berdiri, melihat punggungnya tiba-tiba membuat aku merasa agak lengang.
“Mike!”
Aku tak bisa menahan diri untuk memanggilnya.
Dia menoleh melihatku, “Ada apa?”
Aku menggeleng, rasanya ingin menangis : “Maaf.”
Dia terdiam sebentar, “Tidak apa-apa, sudah malam, istirahatlah, selamat malam.”
Selesai berkata dia membuka pintu dan pergi.
Setelah Mike pergi, akhirnya aku tidak bisa menahan tangisku lagi.
Jelas-jelas, jelas-jelas dia begitu baik sama aku, kenapa hatiku tidak tergerak?”
Terkadang cinta itu sungguh membuat masalah.
Tanpa peraturan, tanpa alasan.
Malam itu aku memimpikan Timothy, sudah lama sekali aku tidak mimpiin dia, selain pas aku ke kota A untuk memberikan kalung ke dia.
Aku mimpiin dia di perayaan ulang tahun ayahnya, dia berlutut melamar aku, dia berkata : Melamar adalah sesuatu yang sewajarnya dilakukan seorang cowok.
Sehingga dia melamar aku.
“Aku bersedia——“
Setelah bangun dengan terkejut, aku baru sadar ini hanya mimpi.
Mungkin itu bukan mimpi, itu nyata, terjadi di tiga tahun yang lalu.
Terlalu nyata, tapi sekarang baru tahu, itu hanya pura-pura, semuanya hanya skenario yang diatur oleh Timothy.
Dia akting semaksimal dia, dan aku sama sekali tidak tahu apa-apa.
Victor yang di ranjang bayi sedang tertidur nyenyak, cahaya lampu yang hangat menyinari wajahnya, dia tumbuh besar hari demi hari, aku tahu, suatu hari Timothy akan tahu Victor itu anaknya.
Hanya saja sekali kepikiran ini, sekujur badanku jadi membeku dan dingin.
Aku menatap Victor yang di ranjang bayi, senantiasa mengkhawatirkan itu.
Perkataan Mike membuatku takut nanti kapan hari bakal ketemu sama Timothy, demi menghindari ketemu sama dia aku bahkan menjadi jarang keluar rumah, tapi meskipun sudah begitu, aku masih tetap tidak bisa menghindar dari dia.
Dua hari yang lalu Mike pergi ke luar kota, untuk mengikuti rapat proyeknya, sebagai kepala penanggung jawab, mau tak mau dia harus pergi.
Tapi sudah sampai waktunya Victor imunisasi, sehingga aku sendiri yang membawa Victor pergi.
Kota D di akhir bulan maret sudah tidak terlalu dingin, tapi daya tahan tubuh anak kecil lebih rendah, jadi aku tetap membungkus Victor dengan tebal.
Sudah setengah bulan berlalu sejak terakhir kali aku ketemu Timothy di rumah sakit, kali ini masuk ke rumah sakit pun hati aku agak was-was.
Setelah keluar dari rumah sakit dan naik taksi baru aku bernapas lega, karena tidak ketemu dia.
Victor yang habis diimunisasi mengamati sekeliling dengan bola mata bulat hitamnya, seketika hatiku jadi tenang.
Baru saja aku berjalan dua langkah sejak turun dari taksi dengan mengendong Victor, aku mendengar suara Timothy dari belakang : “Jane.”
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiKing Of Red Sea
Hideo TakashiThe Sixth Sense
AlexanderPernikahan Kontrak
JennySomeday Unexpected Love
AlexanderWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiJika bertemu lagi, aku akan melupakanmu×
- Bab 1 Pacarku selingkuh
- Bab 2 Kamu pantas mendapatkannya
- Bab 3 Jane, kamu berani sekali
- Bab 4 Kamu sedang menolakku?
- Bab 5 Tak membiarkan aku menyentuh mu, lalu siapa lagi?
- Bab 6 Aku benar-benar salah paham
- Bab 7 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 8 Satu-satunya harapan
- Bab 9 – Kau begitu teguh, apakah tidak sulit?
- Bab 10 Jane Tsu, kau cari mati?
- Bab 11 Aku sangat tidak suka ditolak
- Bab 12 Bos Timothy yang menyuruhku untuk memanggilmu
- Bab 13 Sudah Malam, Aku Ingin Pulang
- Bab 14 Aku tidak suka berutang kepada orang lain
- Bab 15 Pria tidak memiliki hal yang baik
- Bab 16 Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri
- Bab 17 Kamu mungkin harus memanggilku Tante
- Bab 18 Hal yang tidak kamu sangka masih sangat banyak
- Bab 19 Kamu hanya bisa ada satu pikiran
- Bab 20 Hanya Anakku yang boleh Memanggilku Ayah
- Bab 21 Identitas bibi Shirley Yao, mungkin cukup menarik
- Bab 22 Aku Ingin Menikah dengan Jane Tsu
- Bab 23 Asalkan Kamu Mau Menikahiku, Aku Mau Menikah Denganmu
- Bab 24 Maaf Sudah Merepotkanmu, Jane
- Bab 25 Anak ku sudah tidak ada
- Bab 26 Aku Tidak Menahan Timothy huang
- Bab 27 Apa Kita Akan Tetap Menikah?
- Bab 28 Jane Tsu, mari kita menikah
- Bab 29 Mengucapkan selamat tinggal pada orang yang pernah dicintai
- Bab 30 Jangan akting lagi, sangat menjijikan
- Bab 31 Tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi
- Bab 32 Aku adalah menantu keluarga huang
- Bab 33 Apakah kamu bersedia menikah denganku
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (1)
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (2)
- Bab 35 Kami telah menikah (1)
- Bab 35 Kami telah menikah (2)
- Bab 36 Memang Untukmu (1)
- Bab 36 Memang Untukmu (2)
- Bab 37 Rencana Jahat (1)
- Bab 37 Rencana Jahat (2)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (1)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (2)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (1)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (2)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (1)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (2)
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu (2)
- Bab 42 Pertengkaran suami istri berakhir di ranjang
- Bab 43 Tolong anakku
- Bab 44 Tidak ada yang lebih penting daripada dirimu
- Bab 45 Siapa yang memohon kepadamu adalah anjing
- Bab 46 Wanitaku, tidak perlu menahan semuuanya sendiri
- Bab 47 Istriku, tidak dapat dengan mudah dirugikan.
- Bab 48 Timothy Huang, kamu sungguh tampan.
- Bab 49 Aku menjaga kakek kamu bisa tenang
- Bab 50 Direktur Huang, jangan marah.
- Bab 51 Berani Kamu Menyentuhku!
- Bab 52 Kembali Kamu, Timothy
- Bab 53 Aku Sungguh Bodoh
- Bab 54 Ada Beberapa Hal, Lebih Penting dari Kesehatan
- Bab 55 Timothy, Kita Berpisah Secara Baik-Baik
- Bab 56 Ini hanya permulaan
- Bab 57 Aku Tidak Mengerti Apa Maksudmu
- Bab 58 Semua sudah ku pikirkan dengan baik
- Bab 59 Aku sangat senang, Jane Tsu
- Bab 60 Direktur Huang, Kenapa Kau Begitu Baik Padaku
- Bab 61 Apa hubunganmu dengan Timothy Huang
- Bab 62 Kalau begitu kita bercerai
- Bab 63 Jane Tsu, kamu mengundurkan diri saja.
- Bab 64 Kamu bodoh atau tidak?
- Bab 65 Kamu adalah istriku
- Bab 66 Dimana aku, Dimana rumahmu?
- Bab 67 Coba untuk tidak percaya padaku lain kali
- Bab 68 Jangan terlalu kekanak-kanakan
- Bab 69 Balik dan ganti bajumu
- Bab 70 Jelas-Jelas itu kau sendiri
- Bab 71 Timothy, Sudah cukup?
- Bab 72 Apakah semua pria suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama
- Bab 73 Masa depan, tak ada yang tahu.
- Bab 74 Mirip apa sekarang kamu ini
- Bab 75 Kamu adalah Nyonya Timothy, dan sekertaris Jane
- Bab 76 Jane, kemari dengan ku
- Bab 77 Puas dengan yang kamu lihat?
- Bab 78 Pulang ke rumah lebih awal
- Bab 79 Ada hal yang penting yang ingin ku sampaikan
- Bab 80 Jane, kamu punya aku
- Bab 81 Apakah kali ini kamu bisa percaya padaku
- Bab 82 Kamu mencintaiku, tapi kamu tidak percaya padaku
- Bab 43 Timothy Huang, mari kita bercerai
- Bab 84 Kenapa kamu menjebakku
- Bab 85 Mari pergi ke biro urusan sipil untuk mengambil surat perceraian
- BAB 86 Hal yang tidak diketahui ku
- BAB 87 Timothy, Mari berpisah dengan damai
- Bab 88 Hamil
- Bab 89 Aku sudah mau pergi
- Bab 90 Mike Qi
- Bab 91 Anak Yang Gemuk
- Bab 92 Mike Qi adalah Pria Yang Baik
- Bab 93 Jane Tsu, Aku Ingin Menjadi Ayah Victor
- Bab 94 Tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!
- Bab 95 Kembali ke tempat semula
- Bab 96 Sudah lama tak bertemu!
- Bab 97 Direktur Huang, Apa yang ingin kamu lakukan
- Bab 98 Timothy Huang, Kau Jangan Keterlaluan Mengganggu Orang
- Bab 99 Aku Bahkan Belum Melupakannya Sedikitpun
- Bab 100 Lelaki Nona Tsu berganti Dengan Sangat Cepat
- Bab 101 Apa Kau Sudah Gila, Timothy Huang
- Bab 102 Setelah Ini Aku Tidak Akan Pernah Datang Lagi
- Bab 103 Orang Itu Timothi Huang Atau Bukan
- Bab 104 Kau Sedang Marah Apa
- Bab 105 Ayo kembali pergi berobat
- Bab 106 Takut Apa Kamu Jane?
- Bab 107 Manusia Itu Mulia Karena Tahu Keterbatasan Dirinya Sendiri
- Bab 108 Akan Kubunuh Kamu
- Bab 109 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 110 Mau Ngapain Kamu Sebenarnya?
- Bab 111 Jane, Victor tersenyum padaku
- Bab 112 Kamu siapa?
- Bab 113 Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?
- Bab 114 Kamu jangan kelewatan
- Bab 115 Aku menginginkan mu, Jane
- Bab 116 Kelihatan Konyol
- Bab 117 Tidak Seperti Yang Kamu Pikirkan
- Bab 118 Jane, Aku Merasa Tidak Enak Sekali
- Bab 119 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Nicole
- Bab 120 Jangan Pergi, Jane
- Bab 121 Kita tak akan kembali
- Bab 122 Kamu tadi begitu terpesona
- Bab 123 Tidak akan ada hari seperti itu
- Bab 124 Jane, lama tak berjumpa
- Bab 125 aku sudah memikirkan nya.
- Bab 126 Apakah kamu begitu membenciku?
- Bab 127 Kamu pikir aku akan melakukan apa?
- Bab 128 Apakah ada sedikit karenaku?
- Bab 129 Kamu juga tahu bagaimana ia marah
- Bab 130 Mandilah denganku, Jane
- Bab 131 Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa
- Bab 132 Victor Juga Anak Aku
- Bab 133 Bolehkah kamu memberikan aku satu kesempatan lagi?
- Bab 134 Segitu Tak Sabarnya Kamu Mau Pergi Dari Aku
- Bab 135 Ibuku Juga Senang Sama Kamu
- Bab 136 Dengan Begitu Aku Baru Bisa Cium Kamu
- Bab 137 Lepasin Aku, Timothy
- Bab 138 Sebenarnya Kamu anggap apa aku ini?
- Bab 139 Manajer Lin suka kali ya sama kamu?
- Bab 140 Jane, apa maksud kamu?
- Bab 141 Sakit sekali gila!
- Bab 142 Lusa Pergi
- Bab 143 Tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi
- Bab 144 Banyak tuh orang yang mengejar nona Su
- Bab 145 Suatu hal yang menarik
- Bab 146 Kamu mikir terlalu banyak
- Bab 147 Timothy Kecelakaan
- Bab 148 Aku juga merasa diriku lucu
- Bab 149 Sudah, jangan ngomong lagi Jane
- Bab 150 Selamat pagi Jane
- Bab 151 Orang datang dan pergi
- Bab 152 Kamu menyiapkan untuk ku?
- Bab 153 Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu
- Bab 154 Aku tak bisa menerima mu lagi
- Bab 155 ini Paket untuk mu
- Bab 156 Kalau Kamu Sudah Kenyang, Kamu Baru Kuat Untuk Memukulku
- Bab 157 Bukankah Aku Sudah Menolakmu?
- Bab 158 Jangan Menggoda Laki-laki Lain
- Bab 159 Berpikir Memilih Siapa
- Bab 160 Ikuti Kata Hati
- Bab 161 Cepatlah pergi ke sampingnya
- Bab 162 Aku ingin memelukmu
- Bab 163 Tolong temani aku beberapa hari ini
- Bab 164 Apa yang terjadi padamu hari ini?
- Bab 165 Timothy Huang, jangan seperti ini
- Bab 166 Aku Cinta Kamu
- Bab 167 Turun Sendiri atau Aku akan Menggendongmu?
- Bab 168 Kebetulan, Aku Juga Mau Mandi
- Bab 169 Aku Pulang Denganmu
- Bab 170 Kau Jangan Mengucapkan Kata-kata yang Begitu Melukai Orang
- Bab 171 Aku hanya cemburu kepada Michael Qi
- Bab 172 Pria mana lagi yang seperti dia
- Bab 173 Kamu bilang apa yang harus kulakukan
- Bab 174 Terimakasih sudah menungguku
- Bab 175 Masih dengan kata sandi yang sama
- Bab 176 Kau Jangan Pergi Lagi, Ya?
- Bab 177 Aku Mengingat Kata-Kata Mu
- Bab 178 Dia Adalah Isteriku
- Bab 179 Tidak Masalah, Kau Tidak Perlu Bergerak
- Bab 180 Setelah Aku Sadar
- Bab 181 Aku bantu kamu ngomong
- Bab 182 Tunggu aku, tidak lama kok
- Bab 183 Kamu begitu antusias, aku jadi tak bisa menghadapi
- Bab 184 Teman waktu dulu
- Bab 185 Kejutan
- Bab 186 Tidak Bisa Menjualmu
- Bab 187 Jane, Menikahlah Denganku
- Bab 188 Berpura-pura Tidak Melihat Apapun
- Bab 189 Hal Yang Sangat Penting
- Bab 190 Direktur Huang Cemburu
- Bab 191 Rencana Kapan Menikah
- Bab 192 Kapan Menikah
- Bab 193 Sungguh Tidak Tahu Malu
- Ba'b 194 Masalah Tidak Normal Pasti Ada Sesuatu Yang Aneh
- Bab 195 Kamu Sudah Memikirkan Perasaan Aku?
- BAB 196 Terjadi Sedikit Konflik
- Bab 197 Kamu Selamanya Begitu, Selalu Menganggap Sendiri benar
- Bab 198 Jane TsuKamu Mau Ribut Gimana Terserah
- Bab 199 Mungkin Terlalu Mencintaimu
- Bab 200 Tidak Apa, Aku Hanya Sudah Terbiasa
- Bab 201 Timothy Huang, tidak bisakah kamu mempertimbangkannya untukku?
- Bab 202 Tidak ada seorang pria yang bisa bertahan
- Bab 203 Biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya
- Bab 204 Sudah setengah bulan
- Bab 205 Apakah kamu akan merindukanku?
- Bab 206 Telepon dua kali sehari
- Bab 207 Salju lebat
- Bab 208 Aku merindukanmu
- Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 210 Jangan Menggangguku, Timothy
- Bab 211 Direktur Huang Sudah Tidak Sabar Menunggu
- Bab 212 Membuatmu Merindukanku
- Bab 213 Selamat datang kembali Jane Tsu
- Bab 214 Mau aku peluk tidak, Tsu Tsu?
- Bab 215 Jane Tsu, menikah lah denganku
- Bab 216 Terima kasih Jane Tsu
- Bab 217 Silahkan Nyonya Huang mengikuti standar ini
- Bab 218 Timothy, haruskah begitu?
- Bab 219 Apakah kamu tidak memiliki komentar kepada istriku?
- Bab 220 Kamu pikir saja sendiri
- Bab 221 Kamu tidak bercanda kan?
- Bab 222 Lain kali harus ingat
- Bab 223 Aku sangat mencintaimu
- Bab 224 Kalau begitu kamu jangan mengganggunya
- Bab 225 Aku tidak bilang kamu tidak boleh ikut pergi
- Bab 226 Kamu adalah ayah kandung Victor
- Bab 227 Jane, Aku gugup
- Bab 228 Sudah Cukup
- Bab 229 Kamu tidak perlu khawatir, aku ada disini
- Bab 230 Timothy, Aku ingin menciummu
- Bab 231 Aku tidak akan mendengarkan penjelasanmu
- Bab 232 Masalah ini adalah Michelle Lin yang melakukannya
- Bab 233 Kamu sangat berantusias
- Bab 234 Pilihanku adalah Jane Tsu
- Bab 235 Memberitahumu setelah kembali
- Bab 236 Aku akan memperlakukanmu dengan baik selamanya
- Bab 237 Selalu ditindas orang
- Bab 238 Hubunganku dengannya tentu baik
- Bab 239 Sangat terkejut ya, Jane Tsu?
- Bab 240 Kedamaian nyata atau palsu
- Bab 241 Jane Tsu, Jangan Angkuh
- Bab 242 Apa untungnya menipumu!
- Bab 243 Apakah pekerjaan lebih penting dari istri?
- Bab 244 Nyonya Huang, Nyonya Hebat Sekali
- Bab 245 Biarkan suamimu ini menghiburmu
- Bab 246 Alasanmu ini tidak masuk akal
- Bab 247 Playing Victim
- Bab 248 Dengar-dengar ada yang menindasmu
- Bab 249 Jangan ditahan sendiri jika ada yang salah
- Bab 250 Aku Harus Memilih Makanan Yang Paling Mahal
- Bab 251 Kita Tidak Saling Kenal
- Bab 252 Isteriku Tidak Menginginkannya
- Bab 253 Aku Akan Berusaha
- Bab 254 Kamu Tidak Tahu Apa Yang Laki-Laki Inginkan
- Bab 255 Kecuali Kamu Memberinya Obat Dosis Tinggi
- Bab 256 Sangat Merindukanmu
- Bab 257 Kamu Berpikir Terlalu Jauh
- Bab 258 Jangan Harap
- Bab 259 Terlalu Banyak Informasi
- Bab 260 Mengapa Kamu Di Sini?
- Bab 261 Kalian Bicarakan Baik-baik
- Bab 262 Bukan Karena Ini
- Bab 263 Kamu Ini Benar-benar Menyembunyikan Masalah Dari Aku
- Bab 264 Bodoh
- Bab 265 Mendingan Melahirkan Seorang Putra Kandung Sendiri
- Bab 266 Victor Tidak Ada Dirumah
- Bab 267 Aku Setiap Hari Paling Sedikit Telepon Kamu Sekali
- Bab 268 Nyonya Huang, Ingat Status Kamu
- Bab 269 Ini Aku Tidak Bisa Menyetujui Kamu
- Bab 270 Jika Begitu Kamu Mengajarkan Aku Sebentar
- Bab 271 Aku Benar-Benar Mengagumi Anda
- Bab 272 Aku Tentu Saja Tidak Akan Sungkan
- Bab 273 Kamu Jangan Marah
- Bab 274 Cinta Yang Kuat Begitu Juga Tanggung Jawab
- Bab 275 Aku Hanya Ingin Pulang Melihat Victor
- Bab 276 Terima Kasih Atas Susah Payahnya Kamu, Direktur Lu
- Bab 277 Mungkin Ini Baru Namanya Perempuan
- Bab 278 Masih Berkelakuan Seperti Seorang Anak Kecil Saja
- Bab 279 Suara Kamu Kecilan Istri
- Bab 280 Sangat Patuh, Istri
- Bab 281 Aku sedikit iri padanya
- Bab 282 Hal yang dulu
- Bab 283 Seluruh dunia tahu
- Bab 284 menggunakan sisa hidupku
- Bab 285 Masih ada kejutan, Nyonya Huang
- Bab 286 Aku bilang istriku cantik
- Bab 287 Aku tahu kamu ingin kesini
- Bab 288 Semuanya salahmu
- Bab 289 Sayang, bisakah kamu menggendongku?
- Bab 290 Timothy, aku sangat mencintaimu
- Bab 291 Dalam kehidupan ini, hanya kamu
- Bab 292 Nyonya Huang, berani bertaruh?
- Bab 293 Nyonya Huang, kamu kalah
- Bab 294 Lagian bukan belum pernah menyentuhnya
- Bab 295 Aku tidak akan bicara dengan pria tidak dikenal lagi
- Bab 296 Timothy Huang, tenang sedikit.
- Bab 297 Aku hamil
- Bab 298 Aku mencintaimu