Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 102 Setelah Ini Aku Tidak Akan Pernah Datang Lagi

Dia menunduk menatapku, sudut bibirnya naik dan tersenyum menyindir: “Kau sedang menyembunyikan apa, Jane Tsu?”

Aku hanya merasa tidak mengerti, ditambah lagi dengan kemarahanku sore tadi, aku hanya merasa diriku seperti singa yang sedang marah. Tapi aku berubah fikiran, tiba-tiba aku tersenyum mengikuti caranya yang penuh dengan sindiran: “Kenapa aku seperti menyembunyikan sesuatu? aku punya apa untuk aku sembunyikan? Direktur Huang apa kau tidak salah tuduh?”

“Aku salah tuduh apa?” ucapnya sambil tiba-tiba memegang daguku: “Jane Tsu, kau merasa puas kan? Cedrix Xu sudah tergila-gila padamu, sekarang ditambah Mike Qi!”

Ucapannya membuat hatiku sakit, aku menatap wajahnya dengan marah,di kepalaku terdengar suara: Timothy Huang apa kau sedang cemburu?

Saat kalimat itu baru saja muncul dikepalaku, aku langsung menepisnya. Aku hanya merasa diriku ini lucu, dan merasa Timothy Huang juga lucu: “Aku merasa puas atau tidak, itu tidak ada urusannya denganmu?”

Aku bicara, lalu berhenti dan menengakkan kepala menatapnya, sepatah demi sepatah kata keluar dengan geram: “Apa urursannya ini denganmu? Timothy Huang!”

Kata-kataku baru saja selesai, wajah Timothy Huang sudah seperti terselimuti langit gelap, ia terdiam dalam hening, sorot matanya melihatku dengan tatapan sangat dingin yang seperti es.

Aku menengakkan kepala menatapnya, tidak terlihat lemah sedikitpun.

“Jane Tsu, kau....”

“Tok tok”

Tidak tau Timothy Huang ingin bicara apa, kalimatnya terpotong oleh suara ketokan pintu. Aku melihat pegangan tangannya merenggang, lalu mendorongnya dan segera berlari ke arah pintu.

“Jane Tsu, handphonemu terjatuh didalam kamarku.”

Aku menganggukkan kepala dan mengambil handphone. Baru saja ingin bicara, Timothy Huang yang ada dibelakang tiba-tiba datang menyusul,satu tangannya menarikku dari pintu yang ku pegang, satu tangannya lagi mendorong Mike Qi keluar.

Aku yang tadinya memegang pintu dan kemudian pintu itu ditarik Timothy Huang dengan keras pun terdorong oleh tenaganya dan terjatuh ke lantai.

Semua terjadi dengan cepat, aku bahkan belum menyadari apa-apa tapi Mike Qi dan Timothy Huang sudah saling memukul.

Saat tersadar, aku segera berdiri dan mencoba melerai mereka.

Tidak ku sangka Mike Qi yang terlihat dingin pun bisa berkelahi. Timothy Huang dan dia berkelahi hebat, melihatnya hatiku sangat khawatir,tapi bagaimanapun aku tidak bisa melerai mereka berdua, hanya bisa berteriak dari samping: “Sudah cukup! Kalian berhentilah.”

Kalimatku baru saja selesai, Mike Qi didorong oleh Timothy Huang dengan keras. Dia terhuyung sebentar, lalu tinju Timothi Huang melayang kearahnya...

Dalam kondisi seperti ini aku sama sekali tidak punya waktu untuk bingung dan berpikir banyak, aku bisa melihat sorot kedua mata Timothy Huang yang ingin membunuh orang, kalau tinjunya kali ini mendarat, Mike Qi pasti akan muntah darah!

Tanpa berpikir panjang, aku berlari ke arah Mike Qi dan memeluknya.

“Jane Tsu!”

Tinju yang ia siapkan tidak ia daratkan, saat aku membuka mata terlihat sepasang mata Timothy Huang yang memerah sedang menatapku, seolah ingin menelanku mentah-mentah.

Aku menengakkan kepala melihatnya dengan dingin: “Timothy Huang, apa kau sakit? Kalau kau sakit, harusnya kau pergi ke rumah sakit, jangan datang menggangguku! Dan jangan mengganggu orang yang ada didekatku!

Entah ini hanya perasaanku atau bukan, aku melihat tubuh Timothy Huang mengeras.

“Jane Tsu! Kau sangat berani! Benar-benar berani!”

Dia mengulang kalimatnya dua kali dan melihatku dengan sorot mata yang belum pernah ku temui sama sekali.

Aku takut dia akan memukul Mike Qi, aku menarik Mike Qi mundur selangkah:”Aku tidak seberani kau , Timothy Huang. Baru saja bicara dua patah kata tapi kau sudah memukul orang!”

Dia sepertinya mengeras lagi, pandangan matannya melirikku sebentar, sepatah kata pun tidak ia katakan dan langsung berlalu pergi.

Aku langsung melihat kearahnya, ku dapati tangannya mengepal erat disamping tubuhnya, bayangan tubuhnya yang besar terlihat kosong dan kesepian.

Aku juga tidak mengerti kenapa rongga mataku tiba-tiba menghangat.

“Jane Tsu, kau tidak terluka kan?”

Suara Mike Qi membuatku tersadar, aku melihat Timothi Huang yang sudah beranjak beberapa meter itu, lalu menghela nafas dan memanggilnya: “Timothy Huang.”

Dia tidak menoleh, aku juga tidak berhenti bicara: “Cincinnya akan aku ganti rugi, bagus kalau kau setujui, tapi kalau tidak kau setujui pun tidak apa-apa. Cincin dan kalung itu tidak pernah ku ambil, dan kenapa dia bisa ada didalam koperku, itu hanya kau yang tahu. Kalau kau memang sengaja menyulitkanku, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Semakin ku katakan semakin sakit, lebih sakit dari saat kami bercerai.

Tapi aku tahu, aku harus mengatakan semua ini dengan jelas: “Aku tidak akan pernah kembali lagi ke kota A ini, walaupun kau membawa masalah ini ke pengadilan, aku tidak akan pernah datang lagi!”

Selesai bicara, Timothy Huang tertegun dan menjadi kaku sesaat. Tapi dia tidak menolehkan kepala, berdiri disana, membuat hatiku sesak.

Aku memaksa diriku untuk memalingkan pandanganku, menatap bibir Mike Qi yang berdarah: “Ayo kita pergi ke rumah sakit.”

“Tidak usah, tidak apa-apa, beli sedikit obat sudah cukup.”

Aku masih saja tidak tenang,”Tidak bisa, kau sudah berdarah begitu, ini...”

“Tenang saja, aku sangat paham diriku, cukup merepotkanmu membeli obat di apotik saja.”

Melihat Mike Qi meyakinkan, aku hanya bisa mengiyakan dan pergi ke apotik.

Keluar dari hotel, kudapati Timothy Huang belum pulang. Dia duduk didalam mobilnya, kaca jendelanya dibuka, tangannya diatas jendela sedang merokok.

Saat aku melihat kearahnya ia juga sedang melihatku, bengkak diwajahnya terlihat jelas, aku baru ingat dia juga terkena pukulan.

Aku hanya melirik sebentar dan langsung memalingkan pandanganku, memaksa kakiku melangkah ke arah apotik.

Tatapan mata dibelakangku sangat panas, untungnya saat aku berbelok itu sudah tidak terlihat.

Selesai membeli obat Timothy Huang sudah tidak ditempat, aku berdiri di pintu hotel, melihat lekat kearah mobilnya diparkir tadi, aku merasa hatiku terasa sangat kosong.

Entah sudah berapa lama aku berdiri disitu, handphone yang ku pegang ditanganku pun bergetar. Dari Mike Qi, ia mengirim pesan bertanya apakah aku sudah kembali atau belum.

Aku tidak berpikir banyak dan langsung kembali melangkahkan kakiku kedalam hotel.

Selangkah demi selangkah, entah kenapa aku merasa sangat ingin menangis.

Sebelum masuk dan menghampiri Mike Qi, aku memejamkan mataku dan menarik nafas dalam baru kemudian aku mengetukkan pintu.

“Tidak ada masalahkan?”

Dia menunduk melihatku, pandangannya lurus.

Aku memalingkan pandangan darinya, menggelengkan kepala: “Tidak ada apa-apa. Apotik agak jauh, jadi aku pergi agak lama.”

Mike Qi tidak bicara apa-apa, aku memapahnya duduk di sofa, mulai membersihkan luka di wajahnya.

“Sakit ya?”

Timothy Huang kehabisan tenaga, Mike Qi bibirnya bengkak sebesar batu.

“Tidak sakit.”

Aku tahu Mike Qi tidak ingin membuatku merasa bersalah dan khawatir. Aku tersenyum sebentar, tidak mematahkan kalimatnya sama sekali.

Aku mengemas obat, menengakkan kepala melihatnya, merasa sedikit bersalah: “Maaf, aku tidak menyangka dia akan tiba-tiba memukulmu.”

Dia menggelengkan kepala, dan tidak mengambil hati: “Dia juga kena tinjuanku.”

Aku membasahkan bibirku, menundukkan kepala melihat ke bungkusan obat. Terkenang wajah Timothy Huang yang bengkak, terasa pedih di relung hati.

“Jane Tsu.”

Mendengar suara Mike Qi, aku langsung menengakkan kepala melihat kearahnya: “Ada apa?”

“Apa kau benar tidak akan kembali ke kota A lagi?”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu