This Isn't Love - Bab 51 Sudah Dikatakan Terlihat Seperti Hampir Gila

Di dalam rumah sakit keluarga Bo, semua orang terlihat sibuk!

Saat keluarga Bo membawa Tisna Bo ke rumah sakit, seluruh dokter yang ada di rumah sakit telah berkumpul!

“Cepat! Cepat! Periksa cucuku, periksa cucuku!” Kakek Bo melangkahkan kakinya yang bergetar dengan panik!

Ivan Bo berlari masih sambil memeluk Tisna Bo yang penuh dengan darah, di belakangnya diikuti Ranny Hang, yang melangkah dengan terhuyung-huyung dan panik......

“Dokter Luo!”

Ivan Bo maju dengan cepat, dengan hati-hati menunjukkan anaknya yang berada di pelukannya ke hadapannya, hanya dengan sekali lihat, Dokter Luo langsung mengerutkan alisnya dalam!

Tatapannya kosong, kesadarannya hilang, tidak bereaksi sama sekali.

Nona muda keluarga Bo ini...... mengalami trauma yang parah?

“Cepat, bawa ke ruang pemeriksaan!” perintah Dokter Luo, para tenaga medis datang menggendong Tisna Bo namun Ivan Bo menghindar.

“Aku akan membawanya masuk, aku akan melihat pemeriksaannya!” Ivan Bo berucap dengan tegas: “Aku ingin menemaninya!”

Dokter Luo menatapnya dalam sejenak, lalu dengan cepat melangkah masuk ke ruangan yang sudah disiapkan: “Kalian lihat dari samping, jangan bicara sembarangan.”

Kakek Bo dan Ranny Hang langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam, Ivan Bo berdiri di ujung ranjang melihat para tenaga medis membuka baju Tisna Bo, alisnya berkerut dengan dalam!

Di tubuh gadis itu...... semuanya penuh dengan bekas goresan benda tajam, bekasnya tidak dalam juga tidak banyak, namun darahnya mengalir cukup banyak!

“Tisna......” Ranny Hang menutup mulutnya tidak bisa menahan diri untuk memanggilnya, Ivan Bo langsung mengulurkan tangannya memeluk istrinya......

Tangan Kakek Bo yang memegang tongkatnya terus bergetar!

Lima tahun!

Anak yang baru berusia lima tahun, berubah menjadi seperti ini, bagaimana mungkin tidak membuat orang merasa sakit hati?

Dokter Luo menatap sejenak luka luar, lalu bersama Dokter Cen dokter psikiter menatap dengan teliti pasien yang terbaring di hadapan mereka, Tisna Bo tidak menangis tidak berteriak bahkan tidak bergerak sedikit pun.

Dokter Cen mengeluarkan senter kecil mengarahkannya pada mata Tisna Bo yang melebar untuk memeriksanya, kemudian kembali mengulurkan tangannya mencubit Tisna Bo di beberapa tempat, masih tidak ada reaksi......

Dokter Cen dan Dokter Luo saling bertukar tatap, mata kedua orang itu terlihat berubah menjadi sendu.

Dokter Cen membalikkan tubuhnya, berucap dengan pelan: “Tuan besar, Nona muda, sekarang ini membutuhkan serangkaian pemeriksaan, setelah itu...... aku baru bisa membuat keputusan.”

Jakun Ivan Bo sedikit bergerak: “Baik.”

Dengan cepat, Tisna Bo telah dibawa oleh tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan, seketika semua orang di ruangan itu seperti kehilangan jiwa mereka.

Semua berjalan dengan lancar, hasil pemeriksaan Tisna Bo keluar dengan sangat cepat!

Saat Dokter Cen mendapatkan hasilnya tanpa bisa menahan diri dia langsung menarik napas dalam, kemudian berucap: “Tuan besar, nona muda...... terlalu terkejut, hingga menyebabkan kesulitan bicara.”

Sama persisi seperti yang dikatakan Olivia Zhi!

Seketika Ivan Bo dan Ranny Hang tercengang di tempat, mereka masih ingat dengan jelas kata ‘bunuh diri’ yang diucapkannya!

“Dia, dia......” Kakek Bo terkejut hingga hampir terjatuh, kalimat di bibirnya tidak bisa dia selesaikan.

Dokter Cen dan Dokter Luo membalikkan tubuhnya keluar dari kamar rawat berdiskusi untuk langkah selanjutnya, di dalam ruangan itu menjadi sunyi seketika......

Wajah Ranny Hang terlihat meratapi: “Tisna, Tisna, bicaralah pada Ibu, katakan pada Ibu, siapa yang mengejutkanmu?”

Mata Kakek Bo memerah lalu membalikkan tubuhnya, berjalan keluar berucap pada Dokter Luo: “Di mana Irsan?”

Alis Dokter Luo berkerut dalam, dengan terpaksa berucap: “Tuan muda...... Tuan muda berada di kamar rawat Nona Chu.”

Selesai berucap, Kakek Bo langsung pergi ke kamar rawat Paula Chu dengan api yang membara di tubuhnya, di belakangnya diikuti oleh Ivan Bo dan Ranny Hang yang telah sadar!

Mereka harus memperjelas ini semua, sebenarnya apa yang terjadi!

Rumah sakit keluarga Bo adalah perusahaan kecil keluarga Bo yang dibentuk oleh perusahaan besar keluarga Bo yang bekerja sama dengan Irsan Bo, mereka tahu dengan jelas jika Paula Chu selalu mendapatkan pengobatan di sini......

Saat ini, di depan kamar rawat Paula Chu, alis Irsan Bo berkerut dalam entah sedang menelepon siapa.

Saat Kakek Bo tiba, langsung berucap: “Di mana Paula?”

Detik berikutnya Irsan Bo langsung menghadang di depan Kakek Bo: “Kakek, Paula baru saja......”

“Minggir!”

Kakek Bo telah melihat Paula Chu yang sudah sadar di dalam kamar, tongkat berkepala naganya itu langsung bergerak menyingkirkannya: “Irsan, pikirkan baik-baik yang mana keluargamu!”

Sambil berucap, Kakek Bo melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar rawat, Paula Chu yang berada di atas ranjang segera berusaha untuk duduk: “Ka, Kakek, aku......”

“Paula, katakan dengan jelas, sebenarnya cucuku terkejut karena apa!” teriaknya dengan menahan marah, Paula Chu ketakutan hingga sekujur tubuhnya bergetar.

Paula Chu menatap Irsan Bo dengan takut lalu menatap Kakek Bo kembali, dan hanya bertanya: “Kakek, Tisna, bagaimana keadaannya, apa baik-baik saja?”

“Jawab aku!”

Seketika, Kakek Bo berteriak dengan keras, alisnya berkerut marah!

Paula Chu terkejut hingga tubuhnya tersentak, Kakek Bo berucap: “Paula, kuperingatkanmu, sebelum kamu menjelaskan semuanya penyakitmu tidak boleh kambuh! Membuat nona muda keluarga Bo terkejut hingga kesulitan bicara, sebelum kamu menjelaskannya padaku, kamu tidak boleh melakukan apapun! Jika tidak, aku akan menghabisi keluarga Chu, aku akan menepati apa yang kukatakan!”

Blam!

Paula Chu segera menarik napas dalam, air matanya terlihat berkaca-kaca, menundukkan wajahnya namun seketika dia telah memikirkan apa yang akan dia katakan!

“Aku, aku juga tidak tahu akan terjadi hal seperti ini, Olivia bilang Tisna hanya dekat dengannya, jadi saat dia pergi membantu mengambilkan barang untukku dia juga membawa Tisna, saat itu Tisna tidak ingin pergi, mengatakan ingin bersamaku menunggu kakeknya kembali, namun Olivia tidak bersedia dan langsung menggendongnya pergi, ternyata dia tidak berhati-hati tersandung dan......” Paula Chu berucap, dengan tatapannya yang penuh dengan ketakutan.

Irsan Bo yang mendengarnya, mengerutkan alisnya merasa ada yang tidak beres.

Tangan Paula Chu mengepal, seperti kembali pada saat mengejutkan itu: “Kemudian, Olivia yang menggendong Tisna hampir jatuh ke bawah, detik berikutnya dia mengulurkan tangannya untuk menggapai sesuatu namun tidak ada yang tergapai, hanya menyenggol vas bunga yang berada di samping, aku, aku segera menahannya, tapi vas bunga menabrak pembatas lalu pecah dan berguling ke bawah, kebetulan berada di belakang Olivia dan Tisna, Tisna juga sempat terbentur......”

Ucapannya ini, sangat sempurna tanpa celah!

Sebelum vas bunga jatuh memang menabrak sejenak, tubuh Tisna Bo juga memang terdapat bekas terkena pecahan vas bunga, jadi semua ini, tidak ada celah sedikit pun!

Anggota keluarga Bo seperti kembali ke saat itu seiring dengan ucapan Paula Chu, dan benar-benar mengira Tisna Bo terkejut karena vas bunga yang jatuh di belakang mereka.

“Olivia!”

Selanjutnya, Kakek Bo berucap dengan marah: “Membuat nona muda keluarga Bo terluka, apa dia sudah tidak ingin hidup lagi?”

Paula Chu segera berucap: “Bu, bukan! Saat itu dia juga tidak berdaya, dia tidak memilih......”

Namun Kakek Bo tidak mendengarkannya, langsung berjalan ke hadapan Irsan Bo: “Irsan, begitukah cara kamu memilih orang?”

Irsan Bo mengerutkan alisnya, menundukkan wajahnya, sepasang tangannya yang menjulur di samping tubuhnya mengepal dengan erat!

Anggota keluarga Bo pergi begitu saja, Paula Chu segera menghela napas lega lalu turun dari atas ranjang: “Irsan, Irsan, bagaimana ini? Apakah Kakek akan melakukan sesuatu pada Olivia......”

Irsan Bo menatap wanita di hadapannya dalam diam, tidak mengatakan apapun.

Raut wajah Paula Chu terlihat tegang: “Bagaimana ini, Olivia masih mengandung...... dia tidak bisa menanggung kemarahan Kakek, semua ini salahku, salahku, sekarang kita......”

Irsan Bo menatap Paula Chu di hadapannya yang terlihat hampir gila, tiba-tiba bertanya dengan dingin: “Paula, saat itu apa kamu tidak takut?”

Jelas-jelas sudah dikatakan terlihat seperti hampir gila, namun berada di tempat melihat semua kejadiannya masih belum menggila, dan hanya pingsan ‘di waktu yang tepat’?

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu