This Isn't Love - Bab 231 Untuk Apa Panggil Dokter, Berlutut !

Ekspresi Ivan Bo tidak berubah, tetapi tangannya di belakang jelas mengerat sejenak.

Kakek Bo berteriak marah, “Ivan Bo, aku tidak pernah mempertanyakan perbuatanmu, tetapi apa yang kamu lakukan sekarang?”

“Dari awal aku tidak menyetujui Paula Chu untuk menikah ke dalam keluarga Bo, lalu Irsan Bo bersikeras ingin menikahinya, aku pun menerimanya. Kemudian, masalah ini dibatalkan, Irsan Bo tidak lagi bersama dengannya, tetapi kamu malah mengacau, dan bersikeras ingin mempersatukan mereka?” Dulu ketika curiga, dia menyuruh orang untuk menyelidikinya, siapa tahu belum mendapatkan hasil, justru mendapat informasi bahwa Ivan Bo bersekongkol dengan Paula Chu.

Saking gusarnya, Kakek Bo ingin sekali membunuh orang, “Kamu jelaskan, jika tidak, pergilah menerima hukuman!”

Tempat yang pernah mengurung Irsan Bo, mungkin juga akan dimasuki oleh Ivan Bo.

Kakek Bo menunggu penjelasan Ivan Bo, tetapi pria itu berbalik badan dan mundur, “Kakek, aku pergi menerima hukuman.”

Tanpa menoleh kepada Kakek Bo, Ivan Bo berbalik badan dan berjalan keluar. Kakek Bo gusar sekali dan hampir membalikkan meja….

Beraninya!

Beraninya!

Sekarang, setiap orang di dalam keluarga ini tidak lagi memandangnya ke dalam mata, jika terus begini, apakah mereka tidak akan menghiraukannya lagi?

“Berhenti!” Kakek Bo berteriak marah, tetapi Ivan Bo bergegas pergi menerima hukuman seolah-olah tidak mendengarnya.

Kakek Bo berdiri di lantai atas melihat Ivan Bo melangkah masuk ke dalam ruangan itu, lalu terdengar suara tongkat yang menghantam daging, membuat hati orang bergetar.

Ranny Hang menunggu di luar pintu dengan khawatir, Tisna Bo yang baru bangun dari tidur siang juga berjalan kemari dan menunggu sambil menarik Ranny Hang dengan prihatin.

Kakek Bo menyerbu turun, dan berseru kepada Ranny Hang, “Kamu! Jelaskan kepadaku, mengapa ini!”

Dia tidak mengerti, sejak kapan Ivan Bo yang paling taat dalam keluarga mereka berubah menjadi begitu keras kepala?

Ranny Hang memeluk erat anakya, dan menjawab dengan patuh, “Kakek, aku benar-benar tidak tahu, Ivan tidak pernah memberitahu aku, dia hanya berkata bahwa Olivia Zhi tidak pantas.”

Jawabannya membuat Kakek Bo kehabisan kata-kata, tampang Ranny Hang yang sedih membuatnya tidak enak hati untuk bertanya lebih lanjut!

Dengan tidak berdaya, Kakek Bo mengeraskan hatinya, “Baik ! Baik ! Baik ! Semuanya tidak katakan bukan, kalau begitu katakanlah setelah keluar nanti!”

Hal yang ingin dia ketahui, belum pernah tidak dia ketahui!

Ranny Hang dan Tisna Bo menunggu di belakang dalam diam, seketika, mereka tidak tahu seharusnya berharap agar Ivan Bo segera keluar, atau keluar lebih lama….

Setengah jam kemudian, Ivan Bo berjalan keluar dari ruangan itu dengan wajah pucat, bagaikan baru sembuh dari sakit. Ranny Hang kaget dan bergegas maju memapahnya, “Ivan, bagaimana denganmu? Aku segera panggil dokter….”

“Untuk apa panggil dokter, berlutut!” Mendengar seruan Kakek Bo, Ivan Bo mendorong istrinya dengan patuh, dan berlutut dengan tegak.

Kakek Bo merasa marah dan sakit hati, alasan yang seperti apa sehingga membuat Ivan Bo tidak ingin untuk mengucapkannya?

Saking gusarnya, Kakek Bo mematahkan sepotong ranting pohon di samping. Tisna Bo pun bersembunyi ke dalam pelukan ibunya karena takut….

Ivan Bo menatap Kakek Bo tanpa suara, seolah-olah tidak peduli sama sekali terhadap benda di tangannya.

“Ivan Bo, kamu katakan atau tidak?” Seketika itu, mereka seolah-olah kembali seperti pada puluhan tahun yang lalu.

Ivan Bo menarik napas dalam-dalam, dan berkata sambil menahan rasa sakit, “Kakek, mengenai hal itu, aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa.”

Kakek Bo mengayun ranting pohon, tetapi tidak mengenai Ivan Bo, melainkan mendarat pada badan Ranny Hang yang tiba-tiba menyerbu kemari….

“Ranny!” Ivan Bo langsung memeluknya, pukulan yang tidak berperasaan itu membuat wajah Ranny Hang menjadi pucat seketika….

Tisna Bo berdiri sendirian di samping, membelalak melihat semua ini. Tiba-tiba dia gemetaran karena merasa takut, tetapi tidak ada yang memperhatikannya.

“Ranny, minggir kamu!” Kakek Bo tertegun, lalu berkata, hari ini dia harus mendapatkan alasan itu.

Namun Ranny Hang berkata, “Kakek, sejak kapan Ivan Bo melakukan hal yang mebuatmu kecewa, tidak bisakah kamu mempercayainya untuk kali ini?”

Ivan Bo adalah suaminya, adalah langit baginya, bagaimana rela dia melihatnya terluka?

Terlebih lagi, dia jelas tahu seperti apa perasaan hatinya pada saat ini….

Kakek Bo tidak menghiraukannya, dan mengayun ranting pohon di tangannya, “Jika kamu tidak minggir, aku akan memukulmu sekaligus!”

Dia adalah orang yang mengambil keputusan dalam keluarga Bo, dia tidak membolehkan seorang pun untuk melawan keinginannya, kalaupun melawannya, setidaknya juga harus memberi dia satu alasan. Sekarang tidak memberinya alasan apapun, adalah mengeluarkan dia dari masalah, jika terjadi masalah pada siapapun dari kedua cucunya nanti, dia harus bagaimana?

Dia adalah orang menyedihkan yang telah kehilangan banyak anggota keluarga, dalam keluarga Bo ini, hanya tersisa dia, Irsan Bo, Ivan Bo, beserta Ranny Hang dan Tisna Bo.

Ada banyak hal yang tidak berani dia pikirkan, apalagi mengalaminya lagi.

Oleh karena itu, kalaupun dia memukul Ivan Bo dan Hanny Rang hingga merasa dendam padanya, dia juga tidak menyesal!

“Kakek!” Mata Ranny Hang penuh dengan air mata, seketika itu, dia ingin sekali memberitahukan kenyataannya kepada orang tua ini, tetapi dia tidak bisa mengatakannya.

Apakah harus membuatnya mengingat kembali akan semua yang dulu, lalu menarik dia kembali ke dalam dunia kebencian?

Ivan Bo mendorong Ranny Hang, “Minggkir kamu, jangan….”

Kakek Bo tidak menghiraukan mereka, dia mengayun ranting pohon yang melambung tinggi, dan menghantam lurus pada sisi Ivan Bo yang tidak dilindungi. Siapa tahu, pukulan kali ini mendarat pada badan Tisna Bo yang menyerbu kemari, dan gadis kecil itu langsung menangis menjerit. Suara yang lantang itu membuat hati semua orang di dalam kediaman tua keluarga Bo bergetar, bagaikan kegairahan karena menyambut hujan setelah kemarau lama….

Entah karena sakit atau apa, suara tangisan Tisna Bo sangat keras, tidak menunggu Ivan Bo dan Ranny Hang menenangkannya, dia memeluk Ivan Bo, “Kakek, Kakek jangan pukul Daddy, jangan pukul Daddy, Daddy sakit….”

Suara yang halus itu seperti meluluhkan hati orang, mata Kakek Bo memerah, dan tangannya yang memegangi ranting pohon pun gemetaran.

“Kakek jangan pukul Daddy, Daddy akan sakit.” Tisna Bo memeluk erat Ivan Bo, dan menangis dengan sedih sekali.

Ivan Bo menatap kaget kepada putrinya, dan napasnya menjadi berhati-hati, sangat khawatir dia akan mengagetinya, dan tidak bersuara lagi.

“Daddy, Daddy….” Tisna Bo memeluk Ivan Bo dengan rasa sakit hati, takut sekali Daddy akan dipukul lagi oleh Kakek.

Wajah Ranny Hang penuh dengan air mata, dan dia berbicara dengan berhati-hati, “Tisna, Tisna, aku, siapa aku?”

Tisna Bo melihat ibunya, dan menangis dengan lebih sedih, “Kakek jahat, Kakek jahat, Kakek pukul Daddy, dan pukul Mommy, Tisna tidak menyukai Kakek lagi.”

Seketika, air mata Kakek Bo bercucuran, sejak kapan dia menjadi begitu bergairah karena mendengar cucu buyutnya berkata ‘tidak menyukai’ dirinya?

Nona kecil dari keluarga Bo, akhirnya kembali menjadi normal?

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu