Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - BAB 87 Timothy, Mari berpisah dengan damai

George menatapku dan senyum di wajahnya tiba-tiba menghilang “Jane, kau harus menceraikan Timothy, ada beberapa hal mungkin lebih baik jika kau tidak tahu.”

Hatiku bergetar, aku mencengkram erat bajuku, “tapi ada beberapa hal, aku tidak tahu, intinya aku tidak akan menyerah.”

Dia tetap tidak ingin mengatakannya, tapi aku sudah bisa menebak beberapa poin “apakah ini karena saham IEC international group?”

Gerakan tangannya terhenti, pandangan mataku merendah.

Aku mengamati sikap George, ketika aku melihat ekspresinya, aku tahu tebakanku benar.

“katakanlah George, aku sudah mempersiapkan hatiku.”

George mengerutkan keningnya, aku berpikir untuk tidak mendesaknya. Jika dia mengatakan hal ini,itu sudah cukup bagiku.

Aku dan dia tidak terlalu akrab, dia mau datang kesini itu sudah cukup.

“apakah kau seorang yatim piatu?”

Aku mengangguk dan mengerutkan kening, tidak tahu apa hubugannya dengan masalah ini.

“Ini ada hubungannya dengan masalah sebelumnya” George menatapku dan berkata “orang tuamu meninggal dunia karena kecelakaan saat kau masih sangat muda, nenekmu lah yang menjagamu hingga kau besar, tapi saat kau berusia 3 tahun, nenekmu tidak dapat menjagamu lagi, lalu dia mempercayakannya kepada kakek dan secara tidak sengaja keluarga kita kehilangan dirimu”

George berhenti sesaat “kau memiliki tanda lahir di tubuhmu, saat itu kakek berkata bahwa siapa saja yang bisa menemukanmu dan menikahimu maka akan diberikan 10% saham IEC international group.”

Ketika aku mendengar itu, wajahku langsung memucat.

Sekarang aku mengerti kenapa Timothy begitu baik padaku.

Laki-laki seperti dia, pasti banyak yang antri dibelakangnya.

“kau baik-baik saja?”

George menatapku dengan khawatir, aku menggelengkan kepalaku tapi air mataku sudah tak bisa ditahan lagi.

Dia memberiku tissue “terima kasih”

“Kau tidak perlu berterima kasih padaku, aku juga bukan orang yang baik.”

Aku sedikit tersentak, mulai membuka mulut dan ingin menanyakan sesuatu tapi kuurungkan niatku.

Sudah tidak ada gunanya lagi.

Aku tidak tahu bagaimana aku pergi, aku juga tidak sadar saat ada yang mendorongku, aku tersesat , tidak tahu harus kea rah mana, tiba-tiba seorang mendorongku dan aku hampir terjatuh dari tangga. Saat itu ada tangan yang menarikku dan aku jatuh ke pelukan pria itu.

Saat aku medongak, ternyata itu adalah George.

“Terima kasih”

George melepaskan pelukannya “kau tinggal dimana? Biar aku yang antar”

“tidak….”

“jangan menolak , aku tidak ingin kau masuk berita utama besok.”

Aku tahu sikapku ini salah, George sangat bersikeras ingin mengantarku, jadi aku memberitahukan nama hotel yang kutinggali sementara ini.

Tidak sampai 15 menit , mobil sudah sampai di depan hotel.

Aku melepas sabuk pengaman dan menatapnya “Aku akan turun, terima kasih untuk hari ini George.”

Dia mengangguk “ Jane”

Aku baru saja akan turun dari mobil, tapi terhenti karena dia memanggilku.

Aku sekarang seperti orang yang kacau, aku mendengar dia memanggilku tapi saat aku menoleh aku seperti melihat orang lain yang tidak jelas.

Dengan air mata berlinang, aku hanya bisa menyeka dengan tanganku “apa masih ada yang lain George?”

Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, dia sepertinya mengerutkan kening “aku tidak memberi tahumu sebelumnya , karena ku pikir dia sudah melupakan Nicole Shen.”

Aku bergetar dan menahan pintu, aku berusaha menenangkan diri untuk beberapa waktu “Bagaimanapun tuan Huang itu bukanlah kewajibanmu”

Itu hanya kebodohanku sendiri, aku pikir aku bertemu anjing yang setia ternyata aku bertemu dengan serigala.

Setelah sampai di kamar, aku langsung berbaring di tempat tidur.

Kata- kata George terus bergema ditelingaku, aku tidak pernah tahu bahwa aku hanya sebuah lelucon.

Moodku begitu kacau 2 hari ini, hari senin saat aku bangun, mataku bengkak dan mukaku bengkak seperti ibu-ibu.

Aku tidak ingin mempermalukan diriku didepan Timothy, butuh waktu 1 jam untuk merias wajahku, jam 8.30 aku bergegas mengambil tas dan memakai heels.

Pergi ke perceraian.

Tempat aku tinggal sekarang tidak jauh dari biro urusan sipil, hanya membutuhkan waktu 10 menit dengan jalan kaki.

Karna hari ini hari senin, jalan tidak terlalu macet, aku langsung berangkat.

Saat itu kurang dari jam sembilan ketika saya tiba di pintu Biro Urusan Sipil. Para staf masih sarapan.

Sudah ada banyak pasangan dalam daftar pernikahan, dan tidak ada staf di bagian perceraian.

Aku hanya berdiri di depan pintu.

Timothy tiba pada pukul 9.05, dia mengenakan jas berwarna perak dan keluar dari mobil hitam, dia terlihat tampan seperti sebelumnya.

Aku menatapnya dan mataku mulai panas.

Ingin sekali bertanya kepadanya mengapa, apakah dia pernah mencintaiku.

Tapi aku hanya bisa memperhatikannya berjalan kemari , aku tersenyum “kau telat”

Dia menatapku “iya macet” jawabnya dingin.

Aku hanya bisa mengangguk “ayo masuk”

Dia menatapku, dia merapatkan bibirnya hingga menjadi 1 garis.

Jendelanya sudah terbuka, aku mengatakan bahwa aku ingin bercerai.

Staf mengajukan beberapa pertanyaan, dan hanya dalam beberapa menit, surat nikah itu sudah berubah menjadi surat cerai.

Ketika hendak menanda tangani surat perceraian, Timothy sepertinya memanggilku sejenak. Tanganku sempat berhenti sejenak sebelum aku menandatanganinya dengan cepat, setelah selesai aku menatapnya.

Dia melirikku dan dengan cepat menanda tanganinya.

Setelah keluar dari sini, aku berdiri di pinggir jalan dan memandangi Timothy , dia menyerahkan disket “meskipun aku tahu itu tidak masuk akal, aku mengatakan bahwa itu yang kulakukan, aku tidak akan menyangkal bahwa bukan aku yang melakukannya, tidak ada yang memaksaku untuk mengakuinya.”

Dia menatapku dengan tatapannya yang dingin.

Aku menghela napas dan berusaha mengontrol emosiku “didalam adalah rekaman yang diakui sendiri oleh Diana Yang, dan bukti-buktinya. Aku tidak bermaksud apa-apa , aku hanya ingin memberitahumu “

Karena itu, aku merasa tenggorokanku seperti begitu kering hingga aku tak bisa membuka mulutku.

Aku menurunkan tatapanku dan melihat dasinya, aku teringat aku selalu mengikat dasinya saat ia hendak pergi bekerja.

Terlalu banyak kenangan, aku hanya bisa meremas tanganku sendiri dan mengingatkan diriku untuk tidak memikirkannya lagi.

Setelah beberapa saat, aku menatapnya “terima kasih, dari awal kau memang sudah tidak percaya padaku”

Sambil menarik napas panjang , aku memaksakan diriku untuk berkata “dan dari awal kau juga tidak pernah mencintaiku”

Setelah itu aku berbalik dan pergi.

“Jane!”

Tiba-tiba dia menarik tanganku “Timothy, mari kita berpisah dengan baik-baik.”

Setelah permainan ini selesai, tidak perlu lagi berpura-pura.

Dia tidak lelah, aku merasa lelah.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu