Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 77 Puas dengan yang kamu lihat?

Aku sedikit tak enak dengan kalimat Timothy Huang, aku mencoleknya, tapi dia berpura-pura tak mengerti apa yang ku maksud: " kenapa, kamu tak ingin ada Cedric Xu? bukan kah kamu berteman dengannya?"

Timothy Huang melihat ku, seperti ingin tertawa, tapi kalimat itu membuat orang yang mendengarnya tak nyaman.

Aku sedikit malu menatap Cedric Xu, Cerdric Xu mengabaikan nya, lalu memandang Timothy Huang dan tersenyum: " Aku nanti sore akan kembali ke kota A dengan pesawat, Direktur Timothy dan Jane, kalian nikmati saja.

Saat itu, pas sekali rekan kerja Cedric Xu memanggil.

Cedric Xu menoleh dan menjawab rekan kerjanya, lalu berpamitan dengan kami.

Memikirkan perlakuan Timothy Huang tadi, untung saja Cedric Xu pergi, kalau tidak akan menjadi sangat aneh.

"Kalau begitu kamu pergi dulu, nanti akan kuhubungi lagi."

Timothy Huang mendengus, aku menendang kakinya.

Untung saja saat itu Cedric Xu sudah berbalik pergi, Suara Timothy Huang tak terlalu besar, harusnya tidak kedengaran.

Cedrcic Xu pergi, Timothy Huang mendengus kesal: "Nanti kuhubungi, Jane, hubungan mu dengan Cedric sangat baik ya."

Aku merasa tak nyaman mendengar kalimat Timothy Huang, lalu mengganti topik: " Sekarang masih pagi, mari kita pergi ke restoran untuk makan?"

Sambil bicara, aku memberi tatapan ke Diana Yang untuk setuju.

Diana Yang tak melupakan jasa ku menemaninya ke bar kemarin, langsung setuju: " Iya iya, beberapa hari ini Direktur Timothy dan Manager Lee sangat capek, sekarang kita sudah memenangkan proyek, mari kita makan yang enak-enak."

Aku menjawab nya cepat: " Aku sebelumnya sudah memeriksanya, di dekat sini banyak makanan enak."

Timothy Huang melihat aku dan Diana Yang mengobrol dengan asik, melirik ku, dan tidak membahas hal tadi lagi.

Akhirnya Timothy setuju, siang ini kami makan seafood buffet.

Di sore hari ada yang perlu timothy huang dan Austin Lee bahas, aku dan Diana Yang jalan-jalan disekitar situ.

Selesai makan malam kami berempat ke bar untuk bersantai, dan hari ini mood kami mulai membaik, aku juga minum agak banyak.

Saat pulang Diana Yang mabuk, Austin Lee juga minum banyak, tapi ia masih kuat.

Aku tahu aku tak terlalu kuat untuk alkohol, tak meminum terlalu banyak, tapi wajah ku memerah.

Tapi tidak dengan Timothy Huang ia tetap seperti biasa.

Saat pulang ke hotel sudah jam 10 pagi, Diana Yang kali ini tidak muntah.

Aku baru saja menyelimutinya, ada orang yang mengetok pintu.

aku pikir itu Timothy Huang, berpikir sebentar, lalu membuka pintu.

Aku membuka pintu dan ia langsung mendorong ku, aku takut dilihat orang, aku mendorongnya balik: "Apa yang kamu lakukan!"

" Hari ini boleh?"

Aku mengerti maksud nya, hari ini semua orang minum banyak, dan soal semalam, dan bila aku tidur dengan nya pun tak apa-apa.

Aku hari ini tidak terlalu senang, tak ingin membuatnya sedih, aku tersenyum dan mengannguk.

Sedetik kemudian, Timothy Huang memeluk ku.

Aku tak bisa apa-apa: " ah! Timothy!"

Dia menunduk melihat ku, matanya tersenyum, aku bisa merasakan, dia sangat senang.

Aku juga senang, bisa seperti ini menemaninya.

Kami berdua ada di mood yang baik, di tambah dengan alkohol, malam ini, aku dan Timothy agak sulit mengkontrol.

Keesokan harinya, aku hanya merasa pinggang ku sakit.

Dan Timothy Huang juga belum bangun, matahari sudah menyinari wajahnya, saat itu wajahnya tak ada tampak dingin, hanya seperti anak kecil.

Aku menyentuh alisnya, hanya merasa hal di dunia ini sangat ajaib, tak terpikir oleh ku akan begini dengan Timothy Huang.

Tiba-tiba pergelangan tangan ku di genggam, Timothy Huang membuka mata.

Aku sadar dan melepas sentuhan ku, tapi ia menggengamnya: " Lihat apa?'

Dia baru bangun, suaranya masih serak, aku masih ingat saat kemarin memeluk ku dan menempelkan wajahnya di telinga ku suaranya begini.

Wajah nya memanas, Timothy Huang menaikan alisnya: " Jane, kamu sedang memikirkan apa?"

Aku menarik tangan ku: " Tak apa-apa! Timothy cepat bangun dan bersiap-siap, kita sehabis sarapan harus ke bandara."

Aku baru saja selesai bicara, dia tiba-tiba berangkat duduk, selimut terjatuh dari badannya dan memperlihatkan otot di dadanya.

Aku menatapnya, tak bisa tak berkata Tubuh Timothy Huang sangat bagus.

"Puas?"

ketika aku mendongak, Timothy Huang sudah sengaja melihat ku.

Wajah ku panas, dan mendorongnya, membawa pakaian masuk ke kamar mandi.

Pesawat jam 11, sampai di kota A jam 12.

Saat sampai di kantor sudah jam dua, semalam aku dibuat Timothy Huang kecapekan, dan pagi-pagi sudah mengejar penerbangan, aku sedikit mengantuk, dan terpikir tentang laporan perjalanan yang harus ditulis, aku hanya bisa menahannya.

Besoknya perusahaan mengadakan rapat besar, karena aku adalah sekertaris Timothy Huang, dan menemani nya pergi, mendapat sedikit keuntungan, gaji bulan ini naik 30%.

Perusahaan memenangkan proyek besar ini, biasanya akan mengadakan pesta.

Dan aku akan menjadi penanggung jawab acara itu, minggu ini aku sangat sibuk, dan Timothy Huang juga berkata aku lebih sibuk dari dia sang direktur.

Aku juga tak mau sibuk begini, tapi sekertaris dibagian ini juga sedikit.

Aku masuk ke perusahaan sudah beberapa lama, dan lagi aktivitas perencanaan adalah kelebihan ku, aku ingin mengadakan pesta perayaan, jadi beberapa waktu ini aku melihat jadwal acara dan akan mendekorasi juga, aku mau memastikan nya, dan pastinya akan sangat sibuk.

Untung saja, aku sibuk selama setengah bulan, acara itu berakhir sukses.

Komentar orang-orang dikantor yang tidak puas dengan ku menjadi sedikit, sekarang banyak orang yang ramah menyapa ku.

Saat acara itu selesai, Timothy Huang pun mulai sibuk.

Karena tahun lalu perusahaan berinvestasi pada proyek penelitian lingkungan, dan beberapa hari ini hasil penelitian keluar, Timothy Huang beberapa hari ini rapat dan merencanakan akan mengeluarkan produk ini.

"Jane."

Aku sedang merapikan bahan rapat kemarin, tak menyangka Diana Yang datang mencari ku.

" Tak menggangu mu kan?"

Aku tertawa: " Semua nya pergi rapat, ada pa?"

Dia melihat wajah ku, raut wajahnya tak nyaman, aku tahu pasti karena masalah pacarnya, lalu melambaikan tangan menyuruhnya masuk: " Ada apa?"

" Aku....."

Dia memandang ku dan berhenti lagi, aku hanya bisa menenangkannya: " Tak apa, kamu pelan-pelan saja."

" Jane, aku----"

Dan saat dia ingin melanjutkan kata-katanya, telepon kantor berbunyi, telepon dari Timothy Huang, aku hanya bisa memberi tahu Diana Yang, dia juga sekertaris, biasanya mengerti.

Timothy Huang sedang rapat, data penelitian kurang satu, menyuruh ku buru-buru mencetak yang baru.

Aku sekarang tak bisa meladeni Diana Yang: " Diana, Direktur Timothy kekurangan berkas aku harus mengantarnya, kamu tunggu aku kembali ya!"

" Kurang apa?"

"Data produk baru, kurang selembar."

Saat melontarkan kalimat itu, aku sudah mencetak data itu, membawanya keluar: " Aku pergi dulu."

" Iya!"

Aku mengangguk, ragu ingin mematikan komputer atau tidak, tapi aku pikir Diana Yang juga seorang sekertaris, tahu peraturan dan aku pun tak mematikan nya.

Tak menyangka karena kelalaian ku, ternyata memicu reaksi yang besar.....

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu