Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 46 Wanitaku, tidak perlu menahan semuuanya sendiri

Cedric Xu menahan tangan ibu Peter Tan, dengan kuat menyingkirkannya.

Lalu berbalik melihatku: ”Tidak apa-apa kan?

Aku menggelengkan kepala, memegang pipi kiriku yang yang tertampar, dengan tatapan dingin melihat ibu Peter Tan: ” Bibi, aku menghormati anda sebagai orang tua, tamparan hari ini aku tidak memperhitungkannya dengan anda! Bagaimana cucumu meninggal aku sarankan kamu bertanya baik-baik kepada Peter Tan dan Shirley Yao, jika kamu datang mencari ribut lagi denganku , maka masalah tidak akan terselesaikan dengan mudah seperti hari ini!”

Selesai mengatakannya, aku melihat dua satpam yang bergegas datang: ”Tolong bawa mereka keluar.”

Aku tidak menyangka ibu Peter Tan akan datang mencari ribut, jika tadi bukan karena kemunculan Cedric Xu maka aku akan mendapatkan satu tamparan lagi.

Mengingat hal ini, aku segera berterima kasih kepada Cedric Xu: ”Tuan Xu, masalah hari ini terima kasih kamu sudah membantu.”

Dia tersenyum dengan ramah, dan tidak peduli:” Hanya membantu. Bekas tamparan di wajahmu terlihat sedikit jelas, lebih baik kamu mengobatinya dulu.

Aku menganggukkan kepala, tidak ingin diperhatian oleh rekan kerja, setelah berbasa-basi sedikit dengan Cedric Xu aku segera kembali ke kantor.

“Segera hilangkan bekas tamparan diwajahmu itu.”

Baru saja aku duduk, Felicia segera memberikan aku handuk panas, aku merasa berterima kasih dan melihatnya:” Terima kasih.”

Tamparan ibu Peter Tan ini benar-benar kuat, aku menggunakan handuk panas mengompersnya hampir sepuluh menit, bekas diwajah masih terlihat jelas.

Aku tidak ingin Timothy Huang melihat tamparan diwajahku, menghindari masalah menjadi besar, juga tidak perlu hal itu terjadi, oleh karena itu sebelum pulang kerja aku mengatakan kepada Timothy Huang hari ini aku lembur.

Dan juga sebenarnya aku sedikit sibuk dengan proyek yang aku kerjakan, malam hari jam sembilan lewat, aku baru keluar dari perusahaan, aku tak menyangka baru keluar dari pintu keluar langsung melihat mobil Timothy Huang.

Melihatnya aku merasa senang, dan melupakan bekas tamparan diwajah, lalu melangkah berlari kesana: ”Kenapa kamu datang?”

“Ada apa dengan wajahmu?”

Aku melihat wajah Timothy Huang menjadi dingin, baru mengingat diwajahku ditampar, tanpa sadar mengangkat tangan menutupinya, tapi jelas sudah terlambat, dia menjulurkan tangan dan menyingkirkan tanganku.

Matanya yang sebelumnya sudah dingin langsung menjadi gelap: “Siapa yang memukulmu?”

Aku mengatupkan bibir, tidak ingin mengatakannya, dan lagi orang yang melakukannya bukanlah orang lain melainkan ibu Peter.

“Siapa?”

Dia menggenggam tanganku dengan erat, aku merasa sakit, tanpa sadar mengerutkan dahi: ” Timothy Huang!”

“Siapa yang memukulmu? Jika kamu tidak mengatakannya, besok aku bertanya kepada orang lain juga akan tahu, lebih baik kamu memberitahuku dulu.”

Suaranya sedikit keras, aku tahu dia marah, juga tahu aku tidak dapat terus menutupinya, lebih baik aku membuka mulut dan memberitahukan seluruh kejadian kepadanya.

Aku terus melihat wajah Timothy Huang, sembari aku mengatakannya wajahnya semakin menjadi dingin, akhirnya suaraku merendah: ”Aku tidak mengira dia akan datang menamparku, oleh karena itu aku tidak menghindar.”

Dia menundukkan kepala melihatku, tatapan matanya sangat dingin, aku tahu tidak seharusnya aku menutupi hal ini darinya, oleh karena itu aku sedikit merasa bersalah.

“Kamu lembur malam ini juga dikarenakan hal ini?”

Aku menggelengkan kepala, tapi dikarenakan tatapan matanya yang memaksa akhirnya aku menganggukkan kepala: “Masalah keguguran Shirley Yao sudah membuat ayahmu tidak senang, aku takut jika kamu membuat masalah ini menjadi besar, juga tidak ada untungnya.”

Dia berkata dengan dingin: ”Orang tua Peter Tan mencarimu, sebagian besar juga dikarenakan hasutan Shirley Yao .

“Aku tahu, oleh karena itu aku tidak ingin kamu mengetahuinya.”

Aku juga tidak bodoh, biarpun keguguran Shirley Yao tidak ada hubungannya denganku, tapi pandangan keluarga Huang terhadapku sedikit banyaknya pasti tidak baik, jika masalah ini diperbesar lagi maka masalah tidak akan ada habisnya.

Timothy Huang melihatku sebentar, lalu tidak mengatakan apa-apa langsung membuka pintu mobil.

Aku berdiri disana, melihatnya sambil diam terpaku, setelah sadar berlari kemobil dan membuka pintu mobil kursi penumpang depan.

Aku tahu Timothy Huang marah, dalam perjalanan aku terus memikirkan cara mencairkan suasana, tapi setiap kali ingin membuka mulut, tidak jadi karena ketakutan dengan tatapan matanya.

Sesampai dirumah, aku segera berdiri dihadapannya membantunya melonggarkan dasi.

Dia tidak menolakku, dan berdiri disana, tapi wajahnya masih tidak berubah, sangat dingin seperti orang berhutang ratusan juta kepadanya.

“Timothy Huang——”

Aku melepaskan dasinya, saat ingin meminta maaf, dia langsung mengganti sepatu dan berjalan masuk kedalam, meninggalkanku sendiri memengang dasi berdiri di teras tidak tahu harus berbuat apa.

Saat ini sudah jam sepuluh lewat, selesai mandi, aku menemukan Timothy Huang sedang menelepon, saat aku keluar, dia melihatku sebentar, lalu menutup teleponnya, tidak berkata apa-apa, lalu masuk ke kamar mandi.

Timothy Huang sangat marah, tapi juga tidak boleh terus diam seperti ini.

Pepatah mengatakan, pertengkaran suami istri berkahir di ranjang, sebelumnya kami bertengkar juga berbaikan dengan cara seperti ini, tapi saat itu Timothy Huang yang memulainya, kali ini harus aku yang memulainya.

Mengingat hal ini, wajahku tiba-tiba memerah.

Aku masih memikirkan cara bagaimana merayunya, dia sudah keluar dari kamar mandi.

Dia selesai keramas, saat keluar rambut pendeknya meneteskan air, aku segera turun dari ranjang, mengambil handuk dari tangannya: ”Aku bantu kamu keringkan rambut.”

Dia mendengus, duduk diatas ranjang, raut wajahnya perlahan melembut, tapi masih dingin.

Rambut Timothy Huang pendek sehingga kering dengan cepat, tak lama sudah kering 70-80 persen.

“Sudah kering.”

Tidak menungguku melepaskan tangan, dia langsung menyingkirkanku.

Sikap dingin Timothy Huang membuatku sedikit kecewa, tapi karena aku tahu kali ini aku yang salah, menggigit bibirku, sebelum dia berdiri aku memeluk pinggangnya, tanganku meraba dadanya perlahan: ”Jangan marah lagi.”

Dia menyingkirkan tanganku, berbalik memberikan senyuman sinis kepadaku: ”Kenapa aku harus marah?” katanya sambil menyingkirkan tanganku.

Aku dengan tidak tahu malu kembali memelukknya, berlutut memeluk lehernya, di sisi telinganya berkata dengan lembut: ”Aku tahu aku salah, lain kali tidak akan menutupi sesuatu darimu lagi.”

“Terserah kamu mau menutupi atau tidak, aku tidak tertarik mengetahui masalah ini.”

Melihatnya masih marah, aku segera membuka mulut menggigit telinganya, Timothy Huang mengangkat tangannya dan menarikku, aku menjulurkan lidah menjilati cuping telinganya, dia menggunakan tenaga, posisi kami telah berubah, aku berada di hadapannya.

Aku masih tidak melepaskan tangan, memeluk kepalanya den menciumnya.

Dia ragu sesaat, akhirnya membalas ciumanku.

Timothy Huang dengan marah melepaskan bajuku, gerakan tangannya sangat kasar, tidak tahan aku membisikkan: ”Pelan sedikit!”

Dia menunduk dan melihatku, gletser didepanku akhirnya berhasil ku hancurkan, mendengus sesaat, langsung menerobos masuk:” Jane Tsu, kamu adalah wanitaku, tidak perlu menahan semuanya sendiri.”

Aku mengerang, kedua tangan dan kakiku memeluknya, di sisi telinganya berkata:” Tapi aku tidak ingin membuatmu dalam kesulitan.”

Aku selesai mengatakannya, gerakannya semakin kuat.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu