Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 289 Sayang, bisakah kamu menggendongku?

Mendengar ucapan Timothy Huang itu, wajahku panas, akupun dengan tidak sengaja meninjunya: "Ih!"

"shht---"

Aku tak punya tenaga, tapi Timothy Huang sudah terjatuh kelantai.

Mendengar suaranya menarik nafas, aku sedikit panik, " Kamu tidak apa-apa kan?"

"Aku tertimpa sesuatu."

Ketika aku mendengarnya, aku segera turun dari tempat tidur dan mengulurkan tangan: "Kamu bangun dulu, biarkan aku lihat!"

Aku belum selesai bicara, Dia tiba-tiba menarikku ke lantai, aku lengah, dan langsung jatuh padanya.

Saat itu, aku baru menyadari Timothy Huang membohongiku tadi.

"Lepaskan aku!"

"Tidak!"

Ie melihatku dan memeluk pinggulku, aku memberontak, dan menyadari aku tak bisa melawannya.

Ia menepuk bahunya: " Lepaskan aku, kenapa memelukku seperti ini!"

"Aku peluk sebentar!"

Ia bicara, dan menekan kepala ku ke bahunya.

Rahangku menempel di bahunya, aku benar-benar dibuatnya kesala.

Tapi ia tak berbuat apapun, dan karena kau mengenakan gaun tidur, daat dipeluknya, aku tak terbiasa.

beberapa lama kemudian, aku mendorongnya: "Timothy?"

"Iya, aku disini sayang."

Awalnya ingin memintanya melepaskanku, mendengar kalimatnya, aku menjadi lembut.

Sudahlah, kalau ia ingin memelukku juga tak apa.

Sesaat kemudian, ia melepaskan aku: " Kita malam ini pergi jalan-jalan."

Aku terpaku, "Malam? kenapa tidak sekarang?"

Ia menoleh melirikku: " Istriku, sekarang sudah jam tiga sore!"

Aku buru-buru melihat jam di ponsel, dan ternyata memang sudah jam tiga sore!

Karena itu, aku mencari pakaian, dan berencana jalan-jalan di luar hotel.

Timothy Huang seperti bisa menebak apa yang aku pikirkan, " Malam ini makan apa?"

" Apa saja."

Aku mengambil pakaian dan berjalan masuk ke kamar mandi untuk mengganti baju, sambil make up aku menjawabnya.

Kalau di negaraku pasti sekarang sudah malam, aku melihat group dan Tiffany Xiang menanyaiku keadaan.

Aku memotret beberapa foto hotel dan mengirimkan padanya, alhasil Tiffany Xiang mengirimkan banyak sekali sticker ke group.

Melihat itu, wajahku memerah, akupun membalikkan ponselku di meja, dan mulai mengoleskan lipstik.

Timothy Huang tiba-tiba memelukku dari belakang, dagunya berada di bahuku, " Sayang, wajahmu merah sekali."

Aku diam, berpura-pura tak mendengarnya, dia memegang wajahku: " Panas sekali!"

Aku menatapanya: "Diam!"

Dia tertawa: " Kamu berbuat apa?"

Saat ia bicara, aku terpikir apa yang Tiffany Xiang kirimkan di group, kamu dan Direktur Huang seharian di hotel melakukan itu, wajahku memerah dan panas,

Tiffany Xiang, setelah menikah mulutnya semakin menjadi-jadi.

Aku takut jika Timothy Huang menciumku lagi aku tak bisa menahannya, aku buru-buru mengganti topik: " Aku sudah selesai, sudah boleh pergi?"

Dia menatapku dalam, dan menggandengku: "Ayo, aku bawa kamu jalan-jalan."

Bahasa Inggris ku tak terlalu baik, ada Timothy Huang disini aku sangat terbantu.

Kami memakan makanan western, bagaimanapun ini diluar negri, bila makan masakan negara asal pasti tak terlalu enak.

Selesai makan, aku ingin ke mall untuk membeli pakaian tidur, tapi Timothy Huangtak mengijinkan ku.

Tapi aku tak memperdulikannya, aku pergi sendiri ke toko itu.

Tapi bahasa inggris yang tak bagus adalah kesialan jika berada diluar negri, aku menjelaskan selama beberapa lama, tapi pelayan itu tak menemukan model yang ku maksud.

Diluar negri memang bebas, jadi model pakaian tidur disini kebanyakan bermodel sexy.

Tapi aku sudah mempunya model seperti itu, aku ingin pakaian tidur yang lebih tertutup!

Tapi model yang ditawarkan oleh pelayan itu, membuat wajahku memerah dan panas.

Akhirnya aku melihat ke arah Timothy Huang yang dari tadi berdiri di depan pintu: "Kesini."

Ia melirikku, sengaja tersenyum, dan kemari.

Ia menoleh melihatku, dan mulai berbicara dengan pelayan.

Bahasa Inggris Timothy Huang sangat bagus, hanya beberapa kalimat, Pelayan itu tersenyum, lalu mengambilkan beberapa model pakaian untukku.

Kali ini bermodel celana, aku masih bisa memakainya dibandingkan model gaun tidur tadi.

Aku melihat Timothy Huang, dan mengangguk: " Aku mau yang ini."

Ia tersenyum, lalu memberikan ke pelayan.

Walaupun aku tak terlalu bisa bicara, tapi aku bisa mendengar dengan baik.

Aku mendengar Timothy Huang mengingkan pakaian ini dengan ukuran kecil, aku terdiam, dan menggelengkan kepala.

Pelayan itu melihatku, tapi Timothy Huang terus berbicara.

Akhirnya pelayan toko itu membantu kami membungkusnya, aku tak ingin bertengkar dengan nya di dalam toko, hanya bisa mencubitnya.

Ia tak malu, menggandengku: "Jangan marah, kamu pasti cantik memakainya!"

Aku menatapnya: "Pergi!"

Timothy Huang tertawa, mengambil kartunya, dan menerima bungkusan dari pelayan itu.

Aku sedikit menyesal membeli pakaian tidur itu, memikirkan pakaian itu membuat wajahku memerah.

Setelah membeli pakaian, Timothy Huang membawaku melihat pemanadangan malam, di samping sungai, angin bertiup, sangat nyaman.

Aku pun melupakan apa yang terjadi tadi, menutup mata menikmati angin malam.

Jam sembulan lewat kamipun pulang, karena Timothy Huang bilang besok kami akan ke pulang.

Mendengar itu aku sangat gembira, dan ingin beristirahat, supaya besok bisa kesana.

Awalnya aku menyangka Timothy Huang malam ini akan menyentuhku lagi, tapi ternyata tidak, ia hanya memelukku dan tertidur.

Besoknya aku terbangun pagi sekali, memanggil Timothy Huang untuk sarapan, dan mandi.

Selesai sarapan Timothy Huang dan aku membawa koper turun ke lobby, ada mobil yang sudah menunggu kami dibawah.

Mobil mengantar kamu ke pelabuhan, lalu dengan pergi dengan kapal, perjalanan ditempuh sekitar satu jam lebih, dan kami sampai ke kota lain.

Timothy Huang membawaku pergi makan siang, setelah itu, ada kapal yang datang menjemput kami.

Sampai dipulau sudah sore jam tiga lewat, matahari sedikit terik, Timothy Huang bertanya apakah aku ingin beristirahat, karena kami punya waktu tiga hari disini.

Aku pikir tak perlu terburu-buru, hari ini beristirahat dulu dan besok baru mulai beraktivitas.

Saat petang Timothy Huang membawaku pergi makan, di pulai ini sangat ramai, selesai makan kami berjalan-jalan dipinggir pantai sekitar satu jam lebih.

Saat pulang, aku menarik tangan Timothy Huang: "Sayang, bisakah kamu gendong aku?"

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu