Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 16 Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri

Keesokan harinya, ketika aku bangun, aku merasa kepalaku sakit sekali, sinar matahari menyilaukan mataku.

Hal yang terjadi semalam perlahan-lahan muncul di kepala, namun aku hanya bisa mengingat aku hanya meminum hampir 1 botol anggur merah, kemudian aku mabuk.....

Ingatan setelah mabuk, aku seperti hilang ingatan, sedikitpun tidak ingat.

Berpikir sampai sini, aku merasa sedikit panik, bergegas membuka selimut yang menutupiku, kemudian menemukan baju yang kupakai semalam tidak tahu kapan sudah di ganti dengan kemeja Timothy.

Tinggi badannya hampir mencapai 190cm, kemejanya dipakai olehku yang baru 167cm, seperti baju terusan.

Tanpa sadar, aku berprasangka bahwa kemarin malam telah terjadi sesuatu yang tidak bisa dibayangkan, bergegas turun ke lantai bawah untuk mencari Timothy, ternyata dia berada di dapur.

"Apakah ada masalah?"

Timothy berpaling melihatku, aku menarik-narik pakaianku, merasa sedikit canggung: "Direktur Huang, apakah kemarin malam saya mabuk?"

Alisnya naik sebelah: "Menurutmu?"

Sikap Timothy membuatku tidak bisa menebak apa yang terjadi semalam, tapi aku tidak berani bertanya langsung, dia juga tidak berbicara, hanya menatapiku.

Aku tidak tahan ditatapi olehnya seperti ini, aku pun berkata: "Saya kemarin malam mabuk, saya tidak melakukan sesuatu yang merepotkan anda,kan?"

"Menurutmu?"

Lagi-lagi satu kata ini, aku sekarang sangat membenci kata ini!

Tapi selain satu kata ini, Timothy tidak bersedia mengatakan apa-apa lagi.

Aku menggigit bibirku, memutuskan bertanya langsung: "Kemarin malam kita berdua tidak melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, kan?"

Dia mendengus: "Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu."

Mendengar kata-katanya, aku akhirnya menghela nafas lega, namun kemudian, aku melihat ekspresi wajah Timothy menyuram.

Aku berbalik badan ingin pergi mandi, namun teringat kemeja yang dipakai olehku, lekas bertanya: "Kalau begitu kemeja ini------"

"Aku yang menggantinya."

Jawabannya yang terus terang membuat wajahku langsung memerah, kemudian dia menambahkan: "lagian bukannya tidak pernah lihat, sentuh juga sudah pernah, untuk apa kamu pura-pura malu."

Aku terdiam sejenak, menggigit bibirku dengan geram, dengan paksa berkata: "Terima kasih."

Tidak ingin terus berbicara dengan Timothy, aku pun berbalik badan bermaksud pergi, tapi di saat ini tiba-tiba bel pintu berbunyi.

"Pergi buka pintu."

"Kenapa, ini adalah rumahmu, nanti kalau------"

"Aku sedang memasak mie, sibuk, kamu pergi buka."

Pada awalnya aku bermaksud berkata aku masak, kamu buka pintu, tapi melihat tatapan matanya, akhirnya aku mengalah dan pergi membuka pintu.

"Siapa kamu? Kenapa kamu bisa ada di rumah Timothy?"

Setelah membuka pintu aku baru tahu tamunya adalah seorang perempuan, dia dengan berkata dengan nada marah, belum sempat aku menjawab, dia mendorongku masuk dengan kedua tangannya: "Mana Timothy?"

Aku berdiri di depan pintu, tidak pernah merasa secanggung ini, mengangkat tanganku menunjuk ke arah dapur: "Di dalam."

Setelah melirikku, dia pun berlari ke dapur.

Aku bimbang sejenak, lalu ikut ke dapur, bermaksud menjelaskan situasi sekarang.

"Timothy, kenapa perempuan ini ada disini?"

Aku baru saja sampai ke dapur, perempuan itu langsung menarikku.

Timothy berpaling melihat kita berdua, ekspresinya datar: "Keluar!"

"Tidak boleh pergi, kamu jelaskan dulu! Kenapa bisa ada perempuan di rumahmu?!"

Timothy melihat ke arahku, kemudian tiba-tiba tersenyum dingin: "Nona Shin, kamu jangan salah paham, orang yang kusuruh keluar adalah kamu."

"Apa, kamu menyuruhku keluar? Timothy, aku adalah------"

"Jangan sampai aku mengulanginya tiga kali, keluar!"

Nada suara Timothy semakin dingin, wajah perempuan itu memucat, dia melihatku dengan ekspresi enggan, namun akhirnya dia pergi.

Aku berdiri ditempat, merasa canggung, baru saja ingin berkata sesuatu untuk mencairkan suasana canggung ini, tiba-tiba aku mencium bau gosong, tanpa sadar berkata: "Direktur Huang, apakah mie nya gosong?"

Aku tidak tahu apakah hanya prasangkaku, tapi Timothy sepertinya membeku sejenak, kemudian dia berpaling ke arah mie dan menutup kompor gas, ekspresinya gusar.

Aku melihat mie yang di dalam panci, menahan tawa: "Sini saya saja yang masak, Direktur Huang."

Dia melihatku sebentar, kemudian menyerah.

Dia berpaling ketika sudah berjalan sampai pintu dapur, dan berkata: "Aku tidak ingin makan mie lagi, masak bubur!"

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu