Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 138 Sebenarnya Kamu anggap apa aku ini?

Timothy tidak bersuara, melainkan hanya melangkah ke arahku, aku juga relfeks mundur ke belakang, tapi belakangku sudah dihalangi ranjang.

“Jane.”

Dia memanggil namaku lalu maju selangkah lagi, aku mengangkat tanganku untuk menghalangi di depan. Awalnya aku berniat untuk menghalangi Timothy, tapi tidak tahu kenapa tanganku pas mengenai dadanya, tampak jelas dada bidangnya di balik kaos tipis yang dia pakai, aku merasa tanganku menjadi panas.

“Jangan mendekat kamu!”

Aku memang mabuk, tapi tidak mabuk sampai tidak jelas dengan segalanya.

Sorotan mata Timothy tajam sekali, membuat aku agak merinding.

Dia melipat bibirnya dan menepis telapak tanganku yang menempel di dadaya, belum sempat aku merespon Timothy mendadak mendorong aku hingga aku sekarang di tindih oleh dia di atas ranjang.

“Lepasin aku Timothy!”

Aku tidak berhenti meronta, tapi dia tetap tidak melepas tangan, dagunya menempel di di pundakku dan wajahnya menempel wajahku dari samping, lalu berbisik di telingaku : “Jane, aku kangen sama kamu.”

Pas dia berbisik, terasa napas yang keluar dari hidungnya mengenai telingaku, agak merinding, seketika sekujur badanku membeku.

Alkohol membuat otakku jadi lemot, dan saat ini Timothy sudah mulai mencium aku.

Satu kecupan demi satu kecupan yang tidak pelan tapi juga tidak kasar mulai mendarat di wajahku.

Ku tatap dia, cahaya lampu tampak dari atas kepala kami, aku tidak tahu kenapa aku malah lupa untuk melawan.

Dia mulai membuka kancing kemeja, tiba-tiba aku baru sadar hingga kudorong dia : “Lepasin aku! Uuummm——“

Dia tetap masih begitu kuat seperti biasanya, ciuman yang tidak asing, juga sentuhan yang tidak asing itu, dengan gampangnya dia menaklukkan aku.

Bagi dia tenaga aku bagaikan semut, sama sekali tidak berguna.

Sejak setelah melahirkan Victor, biasa pas tidak ada kerjaan aku bakal latihan yoga, meskipun bentuk badanku tidak kembali seperti semula dengan cepat, tapi dalam waktu dua tahun, lemak-lemak yang muncul pas aku hamilin Victor sudah hilang semua.

Sekarang bentuk badanku sudah bagusan daripada dulu, lingkar pinggangku juga agak melebar setelah lahirin Victor, selama tiga tahun kami tidak menjalani hidup suami istri, tapi Timothy itu mantan suami aku, dia tidak asing dengan segala yang ada di diriku.

Aku bahkan tidak tahu apakah aku benar-benar sudah mabuk, aku malah berharap.

“Jane.”

Dia memanggil aku dengan suara serak, dengan setengah sadar aku menggeleng : “Tidak boleh, Timothy, kamu tidak boleh——Aaaaa!”

Belum selesai aku berkata, dia sudah masuk.

Nasi kalau sudah jadi bubur tidak akan bisa menjadi nasi lagi, aku adalah wanita yang pernah mengalami ini semua, juga pasti ada sedikit kehausan akan ini. Timothy begitu memahami aku, aku tak bisa menghalanginya, tidak lama buat aku tenggelam di dalamnya.

Aku tidak ingin berapa lama kami berhubungan, sampai terakhir aku dan dia sudah tidak bertenaga lagi, Timothy langsung tertidur sambil memelukku.

Karena semalam habis minum bir, pas buka mata aku merasa kepalaku agak sakit.

Aku bergerak sedikit, baru nyadar ada satu tangan yang melingkar di pinggangku.

"Kenapa?"

Ketika mendengar suara Timothy, aku merasa otakku jadi kosong semua.

Aku menundukkan kepala melihat diriku sendiri yang tidak ditutup kain sedikit pun, jelas sekali apa yang sudah terjadi semalam.

Apalagi semalam aku juga tidak mabuk sampai tak tahu apa-apa, semua yang terjadi mulai muncul satu per satu di kepalaku.

Aku ingat pas awalnya aku masih melawan, tapi dia sangat memahami aku, semua kecupan yang ia lakukan mendarat di titik yang paling tak bisa aku tahan.

Tangannya tidak berhentinya semakin menurun, aku tak bisa menepisnya, dengan gampangnya aku dirangsang oleh dia.

Teringat ini semua aku seketika membeku.

Tak disangka setelah bercerai tiga tahun, aku bakal bangun dengan telanjang bulat di atas ranjang yang sama dengan mantan suamiku.

"Jane?"

Melihat aku tidak bersuara, Timothy bangkit dan duduk.

Sekali dia bangun, selimut yang awalnya menutupi badannya itu jatuh ke bawah, bekas ciuman di dadanya mengingatkan aku dengan kegilaan aku semalam.

Dia juga menyadari apa yang sedang aku perhatikan, matanya mengikuti pandanganku sampai ia menundukkan kepala melihat dirinya sendiri.

Agak lama kemudian Timothy mengangkat kepala menatap ku dan mengangkat alis : "Puas? Karya kamu sendiri!"

Perkataan dia tidak bisa aku sabarin, juga membuat aku membenci dia dan diriku sendiri.

Jelas-jelas aku mengatakan mau putus hubungan sama dia dengan mulutku sendiri, tapi tak disangka karena pengaruh alkohol aku melakukan sesuatu yang gila banget ini!"

Melihat senyuman dari Timothy tampak sekali kalau dia sangat bangga, setengah tahun ini, dia selalu memaksa untuk mendekati aku, meskipun hatiku sempat meleleh tapi tetap berhasil aku tahan.

Tapi semalam, keseimbangan yang selama ini berusaha aku jaga dihancurin begitu saja.

Tidak! Belum dihancurin!

Ini cuma tidur semalam, sekarang banyak orang yang jajan di luar, anggap saja aku cuma jajan mantan suami sendiri!

Benar! Aku cuma jajanin seseorang saja!

Teringat akan hal ini, aku berusaha menenangkan perasaanku, dengan masih tak bersuara aku mengeluarkan pakaian dari koper dan masuk ke toilet.

Ketika keluar Timothy masih ada di situ, aku sudah sadar total, juga tahu aku tak bisa mengubah apa yang sudah terjadi.

Melihat aku keluar dia mengangkat kepala menatap aku, tampaknya mau ngomong sesuatu , tapi aku tidak memberinya kesempatan ngomong duluan.

Sehingga sebelum Timothy bersuara , aku membuka mulut terlebih dahulu : "Timothy, kita semua sudah dewasa, apa yang terjadi semalam, aku tidak akan perhitungan, dan kamu juga tak usah masukin ke hati. Aku sudah mau pergi kerja, aku harap pas aku kembali kamu sudah pergi, juga harap setelah keluar dari pintu ini, kamu bisa lupain kejadian semalam.

Baru saja aku selesai ngomong, air muka Timothy langsung jadi dingin membeku.

Dia menatapku dengan sorot matanya yang suram sekali : "Jane, apa maksud kamu?"

Aku ambil pakaianku, melihat dia tidak menghindar sama sekali dan air muka yang tidak berubah : "Ya maksud aku sesuai dengan apa yang aku bilang, kita sudah bukan anak-anak lagi, soal cinta satu malam begini, kita tidak perlu menghabiskan waktu untuk masalah ini. Lagian semalam aku juga mabuk, jadi baru——"

"Kamu mabuk?"

Belum selesai aku ngomong dia mendadak menyela dan mencengkram tanganku, serta menatapku dengan tajam.

Dia tidak memakai apa pun di badannya, sekali aku menundukkan kepala langsung bisa kelihatan bekas kecupan di dadanya itu.

Semuanya mengingatkan aku apa yang aku lakukan semalam.

Aku menggertakkan gigi, pura-pura tidak melihat dan ku angkat kepalaku memandangnya.

Tapi Timothy tiba-tiba mengangkat tangannya menekan kepalaku ke bawah , lalu menunjuk ke bekas kecupan di dadanya, juga bekas gigitan di bahunya : "Jane, coba kamu bilang ke aku, apa ini?"

Aku meremas jariku dan mengangkat kepala menatapnya dengan tanpa ekspresi : "Bekas kecupan, bekas gigitan."

"Kenapa ada ini semua?"

Pertanyaan membuat aku kesusahan sekali, ekspresiku membeku, akhirnya tetap tidak bisa menahan perasaanku : "Timothy, kamu tidak tahu kenapa ada ini semua? Semalam kamu sudah puas, aku juga sudah senang, tapi itu cuma diluar dugaan, kenapa kamu harus mikirin suatu luar dugaan ini?!"

"Luar dugaan?" Dia tertawa dingin, ia menundukkan kepala menatapku dengan sorotan mata yang sungguh dingin sekali : "Jane, sebenarnya kamu anggap apa aku ini?"

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu