Chasing Your Heart - Bab 96 Cinta Segitiga

Hati Tisno Wen bergetar, dia bergumam, Arthur, Arthur, jangan tertawakan aku kalau kamu bertemu denganku nanti, ini adalah demimu, pantai ini adalah tempat yang menarik, sudah terlambat untuk menyesal jika saja mereka membuat sesuatu.

Tisno Wen sudah memantapkan hatinya, dia langsung meraih pergelangan tangan Regina Mo yang berada di sebelahnya, “Ayo kita pergi.”

Terlihat seolah-olah seperti cinta segitiga.

Philip Song sama sekali tidak menyangka kalau dia akan langsung bertindak, dia hanya bisa bergegas untuk menyelamatkan Regina Mo, kedua orang itu saling tarik menarik, tidak tahu sejak kapan Regino Mo berhasil keluar dari pergumulan kedua orang itu, dan hanya tersisa kedua pria itu yang sedang... berkelahi di sana.

Regina Mo sedikit tercengang, kenapa permasalahan ini bisa sampai pada titik ini?

Tidak tahan lagi, dia berkata dengan gusar : “Kalian hentikan ini!”

Kedua pria itu langsung melepaskan tangan mereka secara bersamaan setelah mendengar suara dari Regina Mo.

“Tisno, ayo kita berbincang-bincang.”

Raut wajah Regina Mo tampak tidak senang, dia membalikkan badannya dan berjalan ke arah sebelahnya.

Tisno Wen meringis kesakitan, dia melemparkan sebuah pandangan mata yang memancing kepada Philip Song.

“Kenapa kamu ke sini?”

Tisno Wen memiliki kulit yang putih, tidak lama kemudian, bekas luka dari perkelahian barusan pun tampak terlihat jelas, terdapat banyak memar di pipinya.

“Eh, aku ke sini untuk melihat kondisimu, dengan begitu aku bisa menyampaikannya kepada Arthur.”

Betul, dia menjamin kalau tujuan kedatangannya ke sini bukan untuk berkelahi, namun dia sama sekali tidak menyangka kalau lawannya adalah seseorang yang sangat kuat, tampaknya, setelah dia pergi, dia harus meminta Arthur Sheng ke sini.

Regina Mo menghela napasnya, “Kedepannya, kamu tidak perlu datang ke sini lagi, aku sudah tidak mungkin bersamanya lagi, aku sudah menyerah, aku berharap kalau dia bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik.”

“Lalu, bagaimana denganmu?”

“Aku?” Regina Mo tertawa getir, “Aku lebih cocok dengan kehidupan yang tenang, aku tidak tahan dengan angin kencang dan ombak besar, kehidupan yang tenang seperti inilah yang lebih cocok denganku.”

“Namun, jelas-jelas kehidupan kalian bisa menjadi lebih baik, kalian bisa memiliki sebuah keluarga yang baik!”

“Apa yang kamu katakan itu hanyalah khayalan belaka.”

“Jangan katakan kepadaku kalau alasanmu adalah pria itu.”

Ucap Tisno Wen dengan dingin sambil menunjuk ke arah Philip Song yang tidak jauh darinya.

Regina Mo juga tidak mempedulikannya, “Ini tidak ada hubungan dengannya, ini hanyalah masalah di antara aku dan Arthur, masalah di antara kami bukan hanya dari orang keluarga Sheng, namun lebih mengacu kepada permasalahan perasaan kami masing-masing.”

Awalnya Tisno Wen masih ingin mengucapkan sesuatu, namun setelah melihat penderitaan yang tercermin di matanya, dia pun hanya bisa terdiam.

Bisa dikatakan kalau dia telah mengamati hubungan kedua orang itu dari awal sampai akhir, walaupun tidak begitu berkesan, namun masih ada kesempatan untuk berkembang.

Kenapa dia bisa menyerah dengan begitu mudah, kalau begitu, siapa yang akan bertanggung jawab dengan Arthur Shen yang berpura-pura tenang?

Tisno Wen masih berniat untuk mengatakan sesuatu, namun Regina Mo sudah pergi meninggalkannya, termasuk Philip Song juga.

Tisno Wen merasa permasalahan ini tidak dapat dibiarkan begitu saja.

Jelas-jelas kedua orang itu saling mempedulikan satu sama lain.

Oleh sebab itu, setelah berpikir sejenak, dia mengeluarkan teleponnya.

Walaupun benar-benar ingin berpisah, maka tidak boleh meninggalkan penyesalan.

“Arthur! Aku sudah dihajar oleh orang!”

Ingin meluapkan emosinya, Tisno Wen bersembunyi di sebuah sudut kecil yang tidak terdapat orang lain, dia berkeluh kesah dan menceritakan apa yang telah terjadi kepadanya.

Arthur Sheng merasa sangat bingung, “Siapa yang telah menghajarmu?”

“Seorang pria yang tidak tahu malu.” Ucap Tisno Wen sambil menggertakkan giginya.

Untuk seseorang yang tenang sepertinya, sangat jarang melihatnya bersikap lemah seperti ini.

“Seorang pria yang mengejar Regina!”

Tisno Wen juga tidak mempedulikan suasana hati lawan bicaranya, dia langsung melontarkan kalimatnya itu, “Ini adalah hari keempatku di sini, ternyata barusan mereka berdua jalan-jalan di pantai, selain itu, pria itu juga menyentuh Regina, kalau saja aku tidak muncul di saat yang tepat, kemungkinan dia sudah dimanfaatkan oleh pria itu.”

Arthur Sheng tercengang.

Walaupun hanya dalam waktu beberapa hari saja, namun dia merasa sudah bertahun-tahun lamanya dia tidak mendengarkan nama itu.

Tisno Wen berdiri di pantai, dia bisa mendengar suara pernapasan lawan bicaranya yang tidak tenang, sangat jelas kalau dia ingin mengetahuinya, namun apa yang terjadi sekarang?

Setelahnya, tanpa pikir panjang dia langsung menghubunginya melalui panggilan video, tanpa sadar Arthur Sheng menjawab panggilannya, di atas layar telepon genggamnya muncul Tisno Wen... dengan luka di sudut bibirnya.

Arthur Sheng mengernyitkan keningnya.

Separah itukah dia dihajar?

Tisno Wen berkata, “Bos, kamu harus membelaku, coba kamu lihat, wajahku yang begitu bermartabat ini dihajar oleh orang begitu saja, jika kamu tidak ke sini, maka kita bukan saudara lagi.”

Terdengar suara tawa dari arah lawan bicaranya.

“Siapa itu?” Tanya Tisno Wen tergesa-gesa.

Dia bisa menunjukkan sisi lemahnya kepada saudaranya, namun itu tidak berarti dia ingin orang lain mendengarkannya.

Sekilas, Arthur Sheng menatapnya, “Itu adalah Billy.”

“Oh.” Tisno Wen terkaku untuk sejenak, dengan kesal dia melanjutkan perkataannya : “Kamu harus datang!”

Arthur Sheng termenung sesaat, “Sebentar lagi aku akan ke sana.”

Tidak henti-hentinya dia mengatakan kepada dirinya sendiri kalau kali ini tujuannya adalah untuk membantu saudaranya, bukan untuk bertemu dengan wanita itu.

Tisno Wen memutar bola matanya, “Kamu adalah orang yang paling lamban, jelas-jelas kamu ingin ke sini, namun, kamu masih saja membutuhkan alasan dariku, sudah hampir mati pun kamu masih ingin berdalih.”

Arthur Sheng menatapnya dengan tajam, “Berikan alamatnya.”

Setelah Tisno Wen memberikannya alamat, tanpa ragu-ragu dia langsung menutup teleponnya, dia langsung jatuh bersandar di kursi.

Billy Gu yang sedang duduk di atas sofa menegakkan tubuhnya, “Apakah kamu tidak berniat pergi?”

Sangat jarang Arthur Sheng terlihat tertekan, dia mengacak-acak rambutnya yang tersisir rapi, “Aku tidak tahu.”

Billy Gu merasa sedikit lucu, “Pergilah, ada suatu masalah yang pasti harus kamu hadapi.”

Arthur Sheng termenung untuk beberapa menit, jika dia pergi, apa yang harus dia katakan kepada Regina Mo? Apakah bertanya kepadanya kenapa dirinya pergi meninggalkannya? Tapi itu dikarenakan oleh ibunya yang memaksanya pergi, apakah bertanya kepadanya kenapa dia tidak mempercayainya? Tapi sebelumnya, dirinya memanglah orang yang tidak bisa dipercaya!

Pada akhirnya, dia pun memutuskan untuk pergi.

Setelah dia menghubungi telepon asistennya dan menyuruhnya untuk memesan tiket pesawat, Nyonya Sheng langsung meneleponnya.

“Arthur, hari aku sudah memasak makanan kesukaanmu di rumah, kamu pulang saja, aku dan ayahmu sedang menunggumu di rumah.”

Muncul senyuman sinis di wajah Arthur Sheng, “Benarkah? Ada siapa lagi?”

Nyonya Sheng juga tidak menyembunyikannya, “Tentu ada Diana, dia berkata kalau dia ingin memasak secara khusus untukmu.”

“Aku tidak bisa menikmati barang itu, lebih baik dia memakannya sendiri saja, aku masih memiliki urusan, sampai jumpa.”

Setelah tiga jam berlalu, Arthur Sheng dan Billy Gu muncul di pantai tersebut.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu