Chasing Your Heart - Bab 363 Awasi Dia Dengan Sangat Ketat

Berada di Sheng World dalam waktu yang cukup lama, dia tahu, jika mereka berdua pergi, tempat ini akan menjadi sebuah kekacauan yang parah, dan keselamatan pribadi Regina Mo juga harus dipikirkan.

Dengan Tisno Wen pergi ke luar negeri, dan dia tinggal di Sheng World, mereka bisa terus berkoordinasi, dengan begini, semuanya pun akan merasa lebih nyaman.

Ditambah lagi, tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan Evelly Mo itu, dia seakan memiliki sebuah dendam yang membara dengan Regina Mo, jadi mereka harus mengawasi dia dengan sangat ketat.

Mengatakannya dengan agak berlebihan, begitu ada suatu saat dia bisa menangkapnya, dia pasti tidak akan melepaskannya sama sekali.

Setelah berpikir begitu lama, akhirnya Billy Gu mengangguk dan menyahut, "Baiklah."

Tisno Wen awalnya mengkhawatirkan Billy Gu akan menolak dengan agresif, dan tidak menyetujuinya, tapi melihatnya menyetujuinya dengan berat, dia pun seketika merasa hatinya lega.

"Baik, jadi kita sudah memastikannya, aku akan segera memesan tiket pesawat."

........

Orang tua yang berbaring di atas tempat tidur di kamar pasien itu, membuka matanya sedikit dengan sebuah masker oksigen yang menutupi mulutnya.

Setelah mengalami pengalaman diculik, umurnya seakan bertambah jauh lebih tua sekaligus.

Dia yang dulu sangat berwibawa dan tampak kiat, kini hanya seperti kata mati untuk menggambarkan rasa malunya.

"Apa Anda sudah merasa lebih baik?" Saat Kris mendengar ada kabar perkembangan tentang Kakek Sheng dari perawat, dia pun bergegas datang dan menanyakan keadaannya dengan penuh perhatian.

Kakek Sheng mengangkat matanya, dan membuka mulutnya, akan tetapi tidak mengeluarkan suara apapun.

Perawat yang melihat kondisi itu, bergegas mengambil gelas, dan menuangkan segelas air hangat, lalu memberikannya kepada Kakek Sheng.

Dengan hati-hati dia melepaskan masker oksigen itu dari Kakek Sheng, lalu mengambil kapas untuk membasahi bibirnya yang kering.

"Dokter sudah berpesan, setelah anda sadar, harus banyak-banyak minum air hangat, itu akan membantu proses pemulihan."

Ada sekilas rasa simpati yang mengkilap di mata perawat itu.

Meskipun dia tidak terlalu mengenal Kakek Sheng, tapi bagaimanapun juga, usia Kakek Sheng sudah cukup tua, dan mengalami kejadian seperti itu di umur yang sudah tidak muda lagi itu, sungguh membuat orang sulit melewatkannya.

Dia masih ingat dengan jelas, hari pertama dia melihatnya datang, dia pun merasa sangat terkejut.

Dia tampak seperti telah melewati penganiayaan yang parah, pakaiannya compang-camping, tubuhnya penuh dengan luka berwarna merah dan kehitaman, warna merah kehitaman itu mungkin saja adalah warna darah segar yang tercampur dengan kotoran dan debu.

Sorot matanya tampak kosong, tenggorokannya serak hingga tak mampu bersuara, bibirnya kering dan pucat pasi, dia tampak seakan dia tidak mendapatkan makanan maupun minuman selama berhari-hari.

Rambut dan jenggot putihnya pun tampak sangat berantakan, singkatnya, dia terlihat begitu mengenaskan.

Tapi beberapa hari ini setelah dia mulai pulih, dia juga mulai menyadari bahwa dulunya orang tua ini pastilah adalah seorang sosok yang terhormat dan berkuasa.

Menerima minuman yang disodorkan oleh perawat itu, Kakek Sheng juga tidak menolaknya, dan langsung meminumnya.

Baginya, secangkir air hangat ini akan sangat bermanfaat, karena tak lama kemudian, dia akan bisa mengatakan sepatah dua kata singkat.

"Bagaimana dengan Arthur, dimana Arthur?" Meskipun Kakek Sheng bisa membuka suaranya, tapi dia masih terdengar sangat lemah dan lesu.

Dia saat ini, fokus sepenuhnya memikirkan cucunya Arthur Sheng.

Meskipun saat itu karena tubuhnya dehidrasi dan sangat lemah, serta nyaris kehilangan kesadaran, tapi di tengah bayang-bayangnya, dia masih ingat dia mendengar suara Arthur Sheng.

Tentu saja, dia juga tahu, saat ini setelah dirinya diculik ke tempat ini, cucunya selain Arthur Sheng, yang lainnya juga hanyalah sekelompok orang-orang tak berperasaan.

Meskipun bisa dikatakan bahwa keluarga Sheng merupakan keluarga yang besar, tapi pada umumnya kebanyakan orang hanya berperan untuk ikut makan dan menunggu waktu ajalnya tiba.

Jika mengatakannya dengan sejujurnya, kebanyakan dari mereka hanyalah rakus akan hidup dan takut akan mati.

Hanya Arthur Sheng seorang lah, yang sungguh menggunakan segenap hati dan pikirannya demi Sheng World Group.

Jika tidak, juga tidak mungkin dia membawa ekspansi Sheng World Group ke sebuah kelas yang sangat berbeda dalam waktu beberapa tahun yang sangat singkat ini.

Tepat di saat ini, perawat itu menjawab pertanyaan Kakek Sheng.

"Arthur, Arthur siapa?" Perawat itu tampak bingung melihat ke sekitarnya, wajahnya tampak linglung.

Jelas sekali, dia tidak bereaksi pada perkataan Kakek Sheng.

Tentu saja, dia berada di luar negeri, dan dia juga bukanlah sosok profesional, maka sudah alamiah jika dia tidak mengenal nama Arthur Sheng.

Kakek Sheng mengangkat tangannya dan menyentuh tenggorokannya, lalu terbatuk-batuk, dan dengan suara parau berkata, "Cucuku, dimana dia?"

Karena sekarang dia sesungguhnya belum boleh banyak bicara, maka mengatakan beberapa patah kata itu saja sudah sangat sulit dan menghabiskan banyak tenaganya.

"Apa?" Perawat itu tetap masih tampak bingung.

Di waktu yang sama, dibenaknya juga muncul sebuah ingatan.

Tiba-tiba, dia teringat akan sesuatu, hari itu sesungguhnya yang diantar ke rumah sakit swasta ini, bukanlah Kakek Sheng seorang.

Hari itu, yang datang bersama dengannya, ada pula seorang pria lainnya.

Saat ini dia baru teringat dengan jelas, pria yang lainnya itu memang sangat luar biasa tampan, meskipun tubuhnya penuh dengan luka parah, tetapi dia tetap tidak bisa menyingkirkan rasa keterkejutannya saat menatap wajah tampan pria itu.

Ketika pria itu didorong masuk ke dalam ruang operasi, sekelompok besar perawat di sekitar pun mulai berbisik-bisik seru.

Dia bahkan masih mengingatnya, saat itu ketika dia didorong di sampingnya, bahkan dia sempat menahan nafasnya untuk beberapa saat!

"Apa yang anda bicarakan adalah pria yang datang bersama-sama dengan anda waktu itu?" Setelah bereaksi, perawat itu menjawab sambil tersenyum.

Mau bagaimana, begitu dia teringat akan pria yang luar biasa tampan itu, suasana hatinya pun tiba-tiba menjadi lebih baik.

Setelah terdiam beberapa saat, dia kembali melanjutkan: "Anda tidak perlu mengkhawatirkannya, saat ini dia sudah melewati masa kritis." Perawat itu menjawab Kakek Sheng seturut dengan berita yang didengarnya dari koleganya, "Nanti setelah kondisi anda membaik dan bisa turun dari tempat tidur, saya akan membantu anda untuk menjenguknya, bagaimana menurut anda?"

Mengetahui bahwa Arthur Sheng baik-baik saja, Kakek Sheng pun menghela nafas dengan lega, dan dengan lemas mengangguk, sambil menyahut dengan suara serak: "Baik."

Adapun perawat itu, begitu memikirkan dia akan bisa bertemu dengan Arthur Sheng ketika mengantarkan Kakek Sheng menemuinya, seketika hatinya pun terasa berbunga-bunga.

Awalnya dia mengira, seumur hidupnya dia dan pria semacam itu hidup di dua dunia yang berbeda, tapi melihatnya sekarang, dia bisa mendekatinya, itu pastinya merupakan suatu tanda adanya kemungkinan untuknya.

Terlebih saat tiba saatnya nanti, dia pasti akan menemani Kakek ini untuk menemuinya, dengan begitu, bukankah itu berarti dia bisa semakin mendekati pria itu!

Semua ini jelas jauh lebih sempurna dari yang dia kira!

Setelah beberapa saat, perawat itu pun menyahut dengan suara lirih, "Sungguh tidak kusangka, dia adalah cucu anda."

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu