Chasing Your Heart - Bab 224 Suruh Dia Cepat Pergi.

Mungkin karena terlalu bersemangat, setelah ditarik Arthur Sheng, Shanon Luo langsung memeluk erat pria itu. Arthur Sheng mencium bau parfum, sebisa mungkin mendorong orang yang berada di atas tubuhnya. Arthur Sheng menggigit lidahnya, untuk membuat dirinya sadar.

Sebenarnya Arthur Sheng sadar. Karena dulu diracuni, maka menghubungkannya dengan Shanon Luo. Kecelakaan besar saat itu tak bisa dilupakan Arthur Sheng.

Dokter bilang, demi mengembalikan kesadarannya, dulu rumah sakit memakai banyak obat karena obat ini tetap bertahan dalam tubuhnya dalam beberapa waktu.

Setelah efek samping obat itu hilang, Arthur Sheng masih meminum obat lainnya, maka Arthur Sheng yang sekarang hanya merasa kepalanya pusing. Bahkan jika ada banyak reaksi pada tubuhnya, tapi tak ada banyak hasrat pada matanya.

Begitu membuka mata, Arthur Sheng melihat Shanon Luo memakai baju tembus pandang, lalu berbaring di lantai dengan vulgar, ada kepanikan di mata wanita itu.

Tapi yang paling terkejut adalah Arthur Sheng. Pria itu tahu pengawal di sini sangat bagus, tapi wanita ini tidak hanya bisa menghindar dari pengecekan di pintu gerbang, dia juga bisa menghindar dari CCTV pengawal dan berhasil masuk ke lantai dua, mau tidak mau Arthur Sheng mengakui kemampuan Shanon Luo.

"Aku sungguh meremehkanmu, Shanon." Ada sorot redup di mata Arthur Sheng, tubuh pria itu menguarkan aura dingin yang membekukan hati Shanon Luo.

Shanon Luo ingin menjawab, tapi tak tahu harus menjawab apa. Kalau dia bilang Regina Mo yang menyuruhnya masuk, apa pria ini akan percaya?

Tidak. Dirinya tak bisa seperti ini. Karena kesempatan sudah datang, karena Regina Mo sudah setuju memberikan pria ini padanya, maka dirinya harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.

"Arthur, sekarang kita bukanlah saudara. Bukankah dulu kamu bilang paling menyukaiku? Lihat, aku datang!" Jawab Shanon Luo, lalu dengan cepat naik ke atas ranjang, menarik bajunya lalu menuju ke ranjang.

Arthur Sheng mengelak dengan mundur ke belakang, lalu menampar Shanon Luo, "Sampai sekarang kamu masih buta? Menakutkan! Cepat keluar! Jangan tunggu sampai aku mengusirmu!"

Mata Shanon Luo memicing, "Pasti kamu tak memiliki tenaga, kan? Jangan mengelak!"

Sebenarnya benar yang dikatakan. Sekarang Arthur Sheng merasa kekuatannya perlahan menghilang, obat ini tak hanya membakar hasratnya, mungkin juga membuat tenaganya hilang.

Arthur Sheng tahu kondisinya sekarang, dirinya harus menyelesaikan masalah ini dengan tenaga yang tersisa.

Perlahan-lahan Arthur Sheng berdiri, ingin pergi keluar memanggil Regina Mo. Istrinya bilang akan mengambil obat, pasti sekarang dia ada di sebelah.

Shanon Luo tahu tujuan Arthur Sheng, lalu memeluk erat punggung pria itu, "Arthur, aku tahu kamu pasti menyukaiku. Aku tak mau status, juga tak mau waktumu untuk menemaniku lebih banyak. Aku hanya berharap bisa berdiri di sebelahmu. Kamu tahu? Aku mencintaimu!"

Arthur Sheng dibuat jijik, lalu dengan sekuat tenaga menghempaskan tangan Shanon Luo lalu berbalik mendorongnya, kemudian berjalan ke pintu dengan sempoyongan.

Mungkin beruntung? Begitu di dorong oleh Arthur Sheng, Shanon Luo menabrak kaki meja, pinggangnya merasa sakit sekali dan menghentikan gerakannya yang akan berdiri. Arthur Sheng memanfaatkan waktu lalu membuka pintu dan berteriak pada Shanon Luo yang masih memegang pinggang kesakitan, "Cepat pergi! Aku tak mau melihatmu sedikitpun!"

Kearoganan Arthur Sheng memberitahu dirinya sendiri. Pertama kali bisa dibilang karena dirinya ceroboh, tapi ini sudah insiden kedua, dirinya bodoh sekali!

Seluruh tubuh Shanon Luo kaku, saat masih ingin berusaha, ketika ingin bersuara, Shanon Luo mendengar suara wanita.

Evelly Mo berpura-pura dirinya berada di kamar sebelah mengambil obat, mendengar aktivitas di kamar sebelah, Evelly Mo tertawa. Sepertinya berhasil. Maka dari itu dirinya bisa berpura-pura dibuat pingsan lalu datang seperti habis melarikan diri.

Hanya saja, rencana belum dijalankan, sudah terdengar teriakan.

Kacau! Sepertinya ketahuan!

Evelly Mo buru-buru keluar. Melihat pintu kamar terbuka, Arthur Sheng berdiri di pintu sambil meremas kepala. Selain wajah yang memerah, samar-samar ada yang menonjol di celana pria itu, yang lainnya masih sama.

"Arthur, ada apa?" Evelly Mo berpura-pura panik, buru-buru berlari ke sana memapah Arthur Sheng sambjl melihat kondisi di dalam kamar.

Baju Shanon Luo sudah dirobek hingga tak tersisa, wajahnya memerah, sorot matanya seperti tergila-gila tapi juga takut. Tapi kenapa wanita itu memegang pinggangnya?

Evelly Mo dengan matanya buru-buru menyuruh Shanon Luo pergi, lalu melotot tajam ke wanita itu. Dasar sampah, hal itu hampir terjadi, tapi malah digagalkan! Pantas saja Arthur Sheng tak menyukainya.

Evelly Mo tak tahu bahwa Shanon Luo menggunakan cara yang sama saat menghadapi Arthur Sheng. Sejak itulah Arthur Sheng sangat hati-hati pada makanan. Jika buka karena makanan yang diberikan Regina Mo, Arthur Sheng tak akan memakannya.

Di saat yang sama, Arthur Sheng dipapah oleh Evelly Mo. Kepalanya berputar cepat. Sebenarnya siapa yang membiarkan dia masuk? Tidak mungkin ibunya, kan?

"Tak apa. Aku hanya sakit kepala sedikit. Cepat suruh dia pergi!" Arthur Sheng menoleh perlahan, sedangkan Shanon Luo masih berada di dalam kamar.

Evelly Mo berbalik, 'Masih terlalu cepat untuk pergi.' Mata Evelly Mo tak henti-hentinya memberikan tatapan itu pada Shanon Luo.

Melihat kedua orang itu, Shanon Luo menggertakan giginya, di dalam hati sangat ingin membunuh Regina Mo. Tanpa sadar keluar darah dari mulutnya!

Arthur Sheng sudah tak mau melihat ke dalam. Arthur Sheng yang sekarang sudah merasa rasa panas semakin naik, lalu langsung mencari ponselnya menelpon Tisno Wen.

"Cepat kemari, aku sakit lagi!" Sebisa mungkin nada suara Arthur Sheng tenang, tapi napasnya yang memburu mengkhianatinya.

Tisno Wen yang masih tertidur langsung bangun oleh ucapan tersebut. Tisno Wen bangun dari ranjang, "Ada apa?" Sambil memakai baju lalu keluar.

10 menit kemudian, Tisno Wen muncul di depan apartemen. Baru masuk, Tisno Wen langsung memaki para pengawal. Pengamanan yang begitu aman mengapa bisa dimasuki orang lain? Dan yang masuk adalah orang yang berkali-kali Arthur Sheng langsung usir keluar. Ini mengerikan!

"Tunggu aku pulang dan baru kita bicarakan. Sekarang kita ke rumah sakit, aku merasa tak nyaman sekali!" Jawab Arthur Sheng lemas.

Walaupun tubuhnya memiliki antibodi, tapi Arthur Sheng tak tahan dengan rasa sakit yang diberikan obat ini. Bisa bertahan sampai sekarang bukanlah hal yang mudah.

Tisno Wen teringat kondisi mengenaskan yang dulu, lalu buru-buru memapah Arthur Sheng keluar, menuju ke rumah sakit.

Di rumah sakit yang sama dan dengan alasan yang sama. Ketika Arthur Sheng masuk ke dalam, pria itu menutupi wajahnya, rasanya malu sekali.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu