Chasing Your Heart - Bab 360 Benar-benar Membuat Orang Merasa Kasian

Evelly Mo berkata dengan sedikit kesal, "Aku sangat membenci mereka! Aku tidak tahu apakah mereka semua bodoh, Padahal hanya menghadapi Regina Mo. Ini adalah kesempatan sangat bagus! Tapi bisa-bisanya dia melewatkannya! "

"Oke, oke," Ayah Mo mulai menenangkannya sesudah mengetahui kalau Evelly Mo mengamuk karena Regina Mo, "Kamu jangan terlalu banyak berpikir, Denny sudah mencoba yang terbaik. Aku pikir itu karena mereka sangat berhati-hati akan Regina Mo dan pertahanan mereka terhadapnya terlalu kuat. "

“Huh!” Evelly Mo mendengus dingin, mengatakan kalau dia tidak bisa memahami masalah ini.

Pecundang adalah pecundang, jangan mencari alasan lain!

Apakah karena kegagalan Denny berbeda dengan yang lainnya karena dia anggota keluarga Mo?

Kalau bukan karena saudara dan keinginan untuk memperalatnya, sejujurnya, dia tidak ingin berbuat baik padanya.

Walaupun dia membawakannya sup dan suplemen, dia hanya menginginkan nyawanya.

Ayah Mo melihat Evelly Mo dengan raut wajah jelek, dan perasaannya jadi tidak senang.

Tapi bagaimanapun, sebagai senior, dia sudah melalui banyak hal, bahkan kalau mentalitas Evelly Mo runtuh, tapi dia tidak boleh runtuh.

"Kurasa Arthur Sheng belum kembali, lihatlah, kita masih punya kesempatan! Evelly, percayalah, tidak peduli apapun yang terjadi, kita berdua masih bisa menemukan jalan keluar bersama, semuanya sudah berlalu, kamu harus memikirkan strategi baru. Apa kamu masih ingat bagaimana ayah dulu mengajarimu? "

Butuh waktu lama bagi Evelly Mo untuk melontarkan satu kata dengan enggan.

"Oke."

Tapi sesudah mendengarkan ucapan Ayah Mo, suasana hatinya menjadi lega.

Apa yang dia katakan benar. Daripada membuat diri sendiri marah, lebih baik pikirkan strategi seperti apa yang harus digunakan untuk menangkap Regina Mo. lagi.

Sebenarnya, tujuannya bukanlah membunuh Regina Mo dengan cepat.

Walaupun Regina Mo wanita bodoh itu tertangkap,tidak ada gunanya selain membuat Arthur Sheng khawatir.

Bahkan kalau membunuhnya, juga tidak dapat melampiaskan amarahnya.

Tujuan utamanya adalah menggunakan Regina Mo untuk memancing Ibu Mo keluar.

Wanita tua ini, tidak tahu di mana dia bersembunyi, sangat menyebalkan!

Seperti yang dipikirkan Evelly Mo, Ayah Mo segera menghampiri dan berkata, "Pokoknya jangan lupakan tujuan awal."

Evelly Mo mengangguk menandakan dia mengerti.

Layak menjadi seorang ayah dan anak yang sudah bersama selama bertahun-tahun, keduanya memiliki kesamaan pandangan dan pendapat dalam banyak hal.

Meskipun Evelly Mo dan Ayah Mo hanya berbicara sebentar, hatinya mungkin sudah tenang dan dia memiliki pemikiran lagi.

Sekarang dia punya ide, dan dia akan segera melakukannya.

Jadi, dia berjalan ke atas lagi, sekarang, ke kamar Denny.

Mengetuk pintu, dan sesudah mendapat izin dari Denny, dia langsung masuk.

Denny sedang berpikir. Meski tidak tahu apa yang dia pikirkan, Evelly Mo memperhatikan kalau sup di sampingnya tetap sama sejak dia pergi.

Dia berpura-pura mengabaikan sup itu, dan segera berkata: "Kak Denny, aku baru saja berdiskusi dengan ayahku, begini, ketika kamu sudah membaik, bisakah kamu membantuku menyelidiki tentang ibuku? ? "

“Kenapa?”Denny tidak tahuapa yang ingin mereka lakukan pada Ibu Mo, maka itu ketika mendengar kabar itu tiba-tiba, dia sedikit terkejut.

“Tidak apa-apa, hanya ingin menyampaikan kabar padanya."

Regina Mo berbicara dengan tidak jelas, dan kata-katanya sangat halus.

Pikiran Denny awalnya bukan pada halini, jadi wajar saja dia tidak bertanya secara mendalam. Selain itu, dia gagal menangkap Regina Mo, dan Evelly Mo memperlakukan dirinya dengan sangat baik. Dia merasa bersalah, dan ketika dia meminta sesuatu padannya, dia segere menyetujuinya.

Lagipula bukanlah tidak sulit baginya untuk mencari kabar tentang Ibu Mo di dalam keluarganya.

"Baguslaah kalau kamu menyetujuinya."

Senyuman Evelly Mo sedikit suram, dan dia berkata dalam hatinya: "Aku ingin melihat, kalau dia tahu bayinya sedang sekarat, apakah dia masih berain untuk bersembunyi."

...

Di kamar yang berwarna putih, terlihat kerumunan yang terburu-buru, dan tercium bau desinfektan di dalam ruangan.

Pria di ranjang rumah sakit itu sangat tampan, banyak perawat muda tidak bisa menahan tatapan kagum padanya ketika melewatinya.

Ada juga beberapa petugas kebersihan yang menyapu lantai, mengobrol gosip tak jauh dari sana.

Meski usianya sudah cukup tua, pria yang tampan itu membuat setiap wanita merasa senang.

Jadi sejak pria ini pindah, mereka sengaja sering datang untuk membersihkan sanitasi di sini, dan sekalian mengunjunginya, hal itu membuat mereka sangat senang.

Mereka masih memandangnya, kalau dia bangun, hanya mengandalkan wajahnya ini, pasti banyak wanita akan jatuh cinta padanya.

Wajahnya sangat tampan, ketampanannya tidak kalah dengan laki-laki tampan lainnya, bahkan bisa mmengalahkan orang yanng tertampan di dunia, semua orang tidak akan melupakannya dalam pandangan pertama.

Pada saat ini, bibir tipisnya terkatup rapat, membentuk garis lurus yang jelas, membuat orang merasa kasian.

Saat ini, Kris membawa beberapa orang untuk datang kemari.

Agar tidak mengganggu kebersihan Arthur Sheng, dia menyuruh orang-orang menunggu di luar pintu dan dia masuk sendirian.

Ketika dokter yang merawat melihatnya datang, dia segera datang dan mulai melaporkan situasi Arthur Sheng.

“Tuan Sheng masih belum bangun hari ini. Kami mengukur tekanan darah dan detak jantungnya. Dan ternyata lebih lemah dari dua hari sebelumnya. Kalau dia tetap koma seperti ini, situasinya mungkin bisa lebih berbahaya.” Dokter yang berbicara adalah seorang dokter keturunan bule. Tapi dia bisa berbicara bahasa Mandarin dengan sangat lancar.

Tentu saja, ini juga karena basis medis yang sudah diatur Kris untuk lokasi ini.

Arthur Sheng memintanya untuk mengatur pasukannya di sini, dan dia juga memenuhi harapannya. Orang-orang di tangannya sudah tumbuh lebih kuat selama bertahun-tahun. Tentu saja, untuk menjaga ketertiban tim, mungkin kadang--kadang juga mengalami masalah dengan orang lain.

Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya stasiun pangkalan medis tersebut.

Seperti Arthur Sheng saat ini, kalau bukan karena berbaring di sini, pasti Cherry sudah bisa menemukannya dan membunuhnya.

Cherry dan mereka sangat akrab dengan hal ini. Meski berani bersaing dengannya, dia tidak ragu dengan kemampuan mereka untuk berorganisasi.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu