Chasing Your Heart - Bab 205 Ada Perselisihan yang Sangat Jelas

Saat sore tiba, Regina Mo menyeret tubuhnya yang letih pulang ke rumah, sekarang kondisi Terang Bintang sudah tidaklah sama dengan dulu, dan posisinya sekarang juga bukanlah lagi seorang pegawai kecil, di bahunya dia telah menanggung tanggung jawab atas dua department besar yang juga adalah suatu tekanan yang sangat besar baginya, terlepas dari hal lain, tingkat lemburnya pun sudah hampir sebanding dengan Arthur Sheng.

"Jika ada waktu bawalah Rizky untuk bermain." Arthur Shen yang baru selesai mandi merebahkan diri di atas ranjang, dia tampak malas-malasan dengan pancaran penuh godaan.

Regina Mo tampak mabuk seketika, tapi dia dengan cepat segera menguasai diri, hatinya berdebar kencang, dulu Arthur Sheng tidak seperti ini, dia dingin dan tidak suka banyak bicara, mengapa sekarang dia semakin terlihat seperti seekor merak jantan?

"Hm? Merak jantan?" Ada sekilas senyuman di matanya saat Arthur Sheng mengatakannya dengan main-main.

Regina Mo dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan, mengapa dia mengatakannya dengan keras?

Dia cepat-cepat melambaikan tangannya, "Tidak, bukan, Rizky memintaku untuk mengajaknya melihat burung merak."

Rizky yang mendengarnya segera menoleh, lalu dengan bingung berkata kepada ibunya yang bicara ngawur, "Ibu, aku tidak pernah berkata ingin melihat burung merak!"

Sial!

Wajah Regina Mo merona merah, dan dia pun melarikan diri ke dalam kamar mandi, dia tidak bisa memberitahukan kepada Arthur Sheng bahwa merak jantan yang ada di pikirannya adalah Arthur Sheng itu sendiri.

Arthur Sheng melihat bayangannya, dan menggeleng tak berdaya, "Rizky, kamu kerjakan tugas rumahmu di kamar dengan ibu, ayah akan ke ruang baca dulu."

Rizky mengangguk dengan menurut, "Kalau begitu ayah harus cepat kembali ya, Ibu guru bilang anak yang suka begadang itu bukan anak yang baik."

Mulut Arthur Sheng sedikit bergerak, sepertinya ada kalanya seorang guru juga melakukan kesalahan.

Saat Regina Mo keluar, Arthur Sheng sudah tidak tampak lagi, rona merah di wajahnya juga sudah banyak memudar, "Dimana ayahmu?" Dia takut ia akan muncul secara tiba-tiba.

Rizky menatap keluar lalu berkata dengan suara pelan, "Sst! Ibu, ayah sedang pergi ke ruang baca, jika ibu ingin melihat burung merak, kita bisa melihatnya di TV, jangan sampai ayah mengetahuinya."

Hati Regina Mo seakan tertohok!

"Tidak! Kita akan berlatih kaligrafi!"

Rizky pun mau tidak mau setuju, sorot kekecewaan terpancar di matanya, sebenarnya dia ingin menonton.

Kaligrafi, adalah tugas tambahan yang diberikan Arthur Sheng kepada Rizky, karakter Rizy terlalu mengambang, meskipun sekarang usianya masih belia dan masih belum begitu jelas, tapi jika tidak dicegah ataupun ditanggulangi, maka nantinya akan terlalu terlambat untuk merubahnya, maka dengan kaligrafi diharapkan bisa untuk memberi tekanan pada karakternya.

Retorika Arthur Sheng tentang kaligrafi itu sendiri bahkan lebih dalam lagi, dia berkata bahwa kaligrafi bisa menumbuhkan rasa sentimen seseorang, suatu saat ketika bertemu dengan suatu hal yang kurang menyenangkan, lebih baik untuk menggoreskan pena dan tinta ketimbang berolahraga.

Dan Regina Mo benar-benar mempercayainya, sekarang dia juga berlatih kaligrafi bersama-sama dengan Rizky, alasan utamanya adalah selama beberapa waktu ini pukulan baginya tentang persoalan ibunya tidaklah sebesar itu, dia membutuhkan sesuatu untuk menorehkannya.

Dan di saat ini, di suatu kamar presidential, aroma hubungan cinta yang erosif memenuhi kamar, wanita cantik itu melihat ke kekosongan di sebelahnya, lalu tersenyum dan membersihkan diri sebelum keluar dari kamar.

Pria paruh baya itu sudah menunggunya di atas sofa, "Apa kamu sudah siap?"

Wanita cantik itu mengangguk, "Mari kita coba dulu."

Pria paruh baya itu mengangguk, pasti, kali ini pasti akan berhasil.

Wanita cantik itu menatap ke semua foto anggota keluarga Arthur Sheng yang tersebar di atas meja, dia menunjuk ke salah satunya, "Ini dia!" Di foto itu adalah Nyonya Sheng.

Pria paruh baya itu mendongak dan melihatnya sekilas, di tangannya juga memegang selembar foto, wanita di foto itu terlihat cantik dengan senyum hangat yang menawan, dan sekarang putrinya telah mengenakan pakaian yang sama, dari gaya rambut hingga pilihan gaunnya sama dengan wanita di foto itu, bahkan sudut senyumannya pun terlihat luar biasa mirip.

Wanita cantik yang adalah Evelly Mo itu, mengernyitkan dahi, dia sangat tidak menyukai perbandingannya, "Bisakah kamu tidak melihatnya lagi, aku dan dia adalah kakak beradik kandung, pasti tidak ada cacatnya."

Pria paruh baya itu tersenyum, "Aku yang terlalu banyak berpikir, jika begitu kita akan mulai darinya, kita lihat apakah yang palsu bisa menjadi yang sesungguhnya, jika memang bisa, maka rencana selanjutnya pun akan bisa dimulai dengan lancar."

Evelly Mo mengangguk, sebuah senyum jahat terlukis di wajahnya, meskipun parasnya sama persis dengan Regina Mo, tapi kedinginannya jauah berbeda dengan kehangatan Regina Mo.

........

Villa Mountainside.

Shanon Luo baru mengetahui hari ini bahwa Nyonya Sheng pindah rumah, dia berlari tunggang langgang menuju ke rumah kediaman Sheng.

"Bibi, mengapa kamu pindah kesini, aku sudah mencari sangat lama, tempat ini jauh sekali dari pusat kota, jika kita membuat janji untuk berjalan-jalan akan sangat repot." Shanon Luo mengoceh sembari mengusap kakinya.

Nyonya Sheng tersenyum, meskipun Shanon Luo berubah sekalipun, dia masih tetap anak yang dibesarkannya!

"Rumah lama membutuhkan banyak renovasi, tim dekorasi yang disewa Tisno Wen salah mengecat, dan membuat kadar formaldehida di ruangan itu sangat melebihi standar, jadi aku harus pindah kesini dulu untuk sementara."

Mata Shanon Luo menyipit, formaldehida melebihi standar? Hal semacam itu jelas-jelas sebuah trik tipuan untuk Nyonya Sheng!

"Direktur Sheng juga benar-benar, mengapa tidak baik-baik mengurus hal sepenting itu." Shanon Luo mengoceh berpura-pura demi untuk kesehatan Nyonya Sheng, dia bergumam pelan, seperti seorang anak perempuan yang mengomel.

Wajah Nyonya Sheng yang tadinya tersenyum, begitu mendengar perkataan ini, merasa sepertinya ada sesuatu yang tidak benar? Di rumah ada orang tua dan anak kecil, jika tidak menyukai dirinya, tapi juga ada seorang tua dan anak kecil di telapak tangannya, mengapa tidak mengurusnya baik-baik?

Tak hanya itu, dulu tidak peduli renovasi rumah seperti apa pun, tidak pernah ada masalah tentang kadar formaldehida melebihi standar, tapi mengapa sekarang tiba-tiba muncul hal seperti itu?

Shanon Luo menatap wajah Nyonya Sheng lekat-lekat, melihat wajahnya yang mulai muram, hatinya merasa begitu bangga.

Nyonya Sheng mendengus, "Aku memang terlalu bodoh, bisa-bisanya aku dibohongi seperti itu oleh Arthur, jika bukan karena kamu Shanon! Sekarang aku pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Shanon Luo berpura-pura tercengang, "Ha? Ada apa?"

Nyonya Sheng tersenyum dan menepuk-nepuk tangan Shanon Luo, "Cobalah bantu aku agar aku bisa pindah kembali ke rumah lama?"

Shanon Luo mengiyakan, lalu berkonsentrasi untuk berpikir.

Saat kedua orang itu sibuk berpikir, pelayan rumah datang dengan tergopoh-gopoh, "Nyonya, Nyonya muda sudah datang."

Seketika tidak ada rasa senang yang terpancar di wajah Nyonya Sheng, mengapa dia datang? Bukankah seharusnya dia menyembunyikan diri, agar dirinya sama sekali tidak terlihat olehnya?

Setelah Evelly Mo masuk, dia memandang ke sekeliling untuk sejenak, dan mempersiapkan hati kemudian tersenyum ke arah Nyonya Sheng, dan Shanon Luo benar-benar sepenuhnya diabaikan olehnya.

Ini semua didapatkannya dari semua data yang dia kumpulkan, lagipula Shanon Luo memiliki perselisihan dengan Regina Mo, maka Regina Mo tidak mungkin tersenyum kepadanya.

Nyonya Sheng mengernyitkan dahi, "Ada apa kamu datang ke sini malam-malam begini?" Nada suaranya pun sudah tidak enak didengar.

Evelly Mo menatap ke ekspresi wajah itu dengan hati-hati, dan terlihat jelas suatu kebencian di wajah itu, rasa jijik juga tersirat di wajahnya, hatinya sedikit tenang, bisa dilihat bahwa dirinya tidak dikenali, dalam hati dia merasakan kebanggaan terus meningkat, "Ibu. Aku datang untuk menemuimu."

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu