Chasing Your Heart - Paman 202 Ayah Baptis

"Kalian terus tinggal di sini? "Arthur Sheng berkeliling lagi. Dia tidak menemukan apa-apa kecuali sajak itu.

Regina Mo menggeleng, "Tidak, beberapa tahun ini kami berpindah-pindah ke banyak tempat, ini adalah tempat di mana kami tinggal paling lama. "

"Bagaimana kalau kita melihat-lihat lagi? "

Arthur Sheng mengangguk, apa sebenarnya rahasia yang dimiliki ibu Mo?

Tempat tinggal yang kedua juga berada di pinggir kota, hanya saja yang pertama terletak di sebelah Selatan yang ini terletak di sebelah Barat, seakan berseberangan satu dengan yang lain melewati kota A. Saat keduanya sampai, kebetulan bersamaan dengan waktu pulang kantor, jalanan macet total, perjalanan mereka membutuhkan waktu 3 jam.

"Apartemen ini adalah pindahan rumah kami yang pertama, waktu itu, aku sangat senang, kondisi tempat tinggal kami membaik. "Regina Mo mendongak memandangi apartemen tuanya sambil tersenyum.

Mungkin karena lingkungan yang tidak sama, ujian yang harus dia terima sejak dia kecil, bukan tidak cukup makanan, baju yang tidak hangat maupun tidak punya uang, melainkan kewajibannya menjadi pewaris utama keluarga yang tidak bisa dia hindari, mengurus Perusahaan Sheng. Dia tidak bisa merasakan apa sebenarnya yang Regina Mo senangi dari apartemen tuanya ini.

"Namun kita hanya tinggal di sini selama setengah tahun." Regina Mo berkata dengan nada yang terdengar menyesal dan juga benci.

Arthur Sheng bingung, "Mengapa? "

"Waktu itu aku masih terlalu kecil, umurku belum sampai 10 tahun, aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas. Sepertinya ibu mendapat gangguan, setiap hari tengah malam, selalu ada yang mengetuk pintu, hanya saja waktu itu aku tidak mengetahui siapa. "Menceritakannya, Regina Mo tidak kuasa menahan amarahnya, kalau dia sekarang tahu siapa, pasti dia akan memukulnya.

Arthur Sheng dalam hati terhenyak, "Tidak apa-apa bukan?"

Regina Mo menggeleng, "Tidak ada apa-apa, hanya saja setelah itu kami pindah. "

Arthur Sheng merasa sedih, namun itu semua sudah berlalu, melihat Regina Mo yang bahagia sekarang, sepertinya harus sungguh-sungguh berterima kasih dulu tidak terjadi apa-apa.

Dia memeluk pinggang Regina Mo, "Ayo kita cari pemilik apartemen ini! "

Regina Mo mengajaknya naik ke lantai 3, kemudian menunjuk pintu di sebelahnya, "Ini adalah tempat tinggal kami, di dalamnya hanya ada 1 kamar dan 1 ruang tamu, awalnya pemilik apartemen ini ingin menggunakannya sendiri. "

Bersamaan dengan Regina Mo berkata demikian, dia mengetuk pintu apartemen di seberangnya. Tak lama kemudian, terdengar suara yang tidak sabar menyahut, "Siapa? "

Regina Mo tersenyum lalu berkata: "Bibi, ini aku, Regina. "

Bibi membuka pintu dan mengamati Regina Mo, sesaat kemudian dia teringat, ini adalah anak kurus kering waktu itu, "Kamu rupanya? Ada apa? "

Regina Mo tahu kali ini tidak akan berjalan semulus barusan, Bibi yang kali ini adalah Pemilik rumah yang paling ribet dari semuanya, tidak sama dengan yang sebelumnya.

"Bibi, aku ingin melihat-lihat apartemen di seberang, aku ingin mengunjungi kehidupanku di masa lalu. "

Seperti dengan yang sudah diduga, Bibi Pemilik Rumah itu menyeritkan dahinya, "Melihat apa, apa yang pantas dilihat, kalian sudah pindah sejak lama, tidak boleh. "

Regina Mo menyeritkan dahinya, "Bibi, kami sungguh hanya ingin melihat-lihat dan tidak akan mengotak-atik barang-barang di dalam. "

Bibi itu memutar matanya, dia mengamati Arthur Sheng dan pengawalnya, dari tampangnya dia adalah orang kaya.

"Ingin masuk bukannya tidak boleh, hanya saja agar tidak merugi, kalian harus memberiku uang deposit. "

Regina Mo teringat saat pertama kali dia dan ibunya ingin tinggal di situ, di dalamnya kosong, selain debu tidak ada yang lain. Bibirnya monyong, di dalam ada apa yang bisa hilang?

Namun karena tidak ingin membuat masalah lain, dia bertanya dengan baik-baik: "Kalau begitu Bibi ingin deposit berapa? "

Bibi itu berpikir, wajahnya terlihat kesusahan lalu berkata: "Aku lihat kalian sepertinya tidak memiliki barang yang bisa digunakan sebagai deposit, kalau begitu beri aku uang 2 juta sebagai deposit. "

Asalkan uang bisa menyelesaikan masalah, itu bukan masalah, apalagi sekarang dia tidak kekurangan. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang dan menyerahkannya pada Bibi itu, ini juga untuk berjaga-jaga.

Bibi itu menerimanya dengan tersenyum, dia kemudian menghitungnya, "Hm, ini kuncinya. "

Uang 2 juta untuk membeli sebuah kunci, dilihat dari mana pun juga, Regina Mo merasa geli.

Arthur Sheng baru akan memasuki apartemen seberang ketika dia berkata dengan serius pada Regina Mo: "Uang yang baru saja kamu berikan, tidak usah diminta balik. "

Regina Mo tertawa, "Jangan banyak berharap, dia adalah orang yang seperti itu, apa kamu rasa dia juga akan mengembalikannya? Dulu, karena uang 100.000, dia memukul cucunya, dia bersikeras cucunya merobeknya. "

Raut wajah Arthur Sheng kembali bersinar, "Tapi ngomong-ngomong, cara dia meminta uang juga sangat eksentrik. "

Regina Mo menatapnya, "Apa yang aneh, mereka hidup di lingkungan masyarakat kelas bawah, tetapi itu juga karena perbuatan mereka sendiri, merasa hina bekerja yang menggunakan usahanya sendiri, dan serakah untuk keuntungan kecil. Mereka tidak menunjukannya bahwa mereka menginginkannya, tapi itu juga perasaan yang kamu berikan padaku. "

Arthur Sheng kali ini sungguh berwawasan luas.

Beberapa saat kemudian, Arthur Sheng berdiri di depan sebuah tembok, "Regina, ada yang sama. "

Regina Mo bergegas menghampiri, sebuah sajak, dan juga ditulis dengan indah.

Suatu kali aku takut perasaanku mempengaruhi kehidupanku.

Aku menjauhimu, juga takut kamu menjauh.

Kenapa ada hal serupa di dunia ini?

Aku takut aku tidak pantas di hadapan Buddha seperti aku juga tidak pantas mendapat cintamu.

Membaca sajak itu, Arthur Sheng bertanya, "Apa yang kamu ketahui mengenai identitas ibumu? "

Regina Mo terlihat bingung, di berpikir, "Tidak tahu, aku sudah pernah melihat kartu keluargaku, tapi di situ aku hanya melihat nama ibuku dan namaku. "

Arthur Sheng masih ingin bertanya, ketika Regina Mo mendadak teringat, "Oh iya, kartu keluarga itu sepertinya tersobek, aku pernah bertanya pada ibu, tapi dia hanya menatapku dengan dingin dan membawa pergi kartu keluarga itu. "

"Sobekan kartu keluarga itu mungkin memiliki peranan penting. "

Regina Mo sedikit bersedih, ibunya dalam hati menyimpan rahasia demikian besar, yang dirinya sama sekali tidak mengetahui.

"Tampaknya, yang berguna hanyalah sajak-sajak ini. "Regina Mo menghela nafas.

Arthur Sheng menghiburnya, "Tidak apa-apa, kita teruskan mencari. "

......

Di bandara, seorang Paman separuh baya membawa anak perempuannya sampai ke hotel.

"Ayah, apa kita hanya perlu 1? "

Lelaki paruh baya itu mengangguk.

Putrinya tidak mengatakan apa-apa lagi, toh dia juga bisa tidur di situ.

Tapi mereka berpikir seperti ini, anak muda di sebelah belum tentu berpikir demikian, dia menggeleng sambil bergumam, "Dasar Ayah Baptis! Gadis sekecil itu juga disikat."

Mendengarnya, lelaki paruh baya itu berbalik, dan menampar pemuda itu dua kali, seketika wajah pemuda itu merah padam.

"Ka-kamu menamparku? "Pemuda itu ingin membalas, tapi dihentikan oleh dua orang dengan kacamata hitam yang berdiri di belakangnya.

Saat dia baru akan meronta, dia merasakan ada sebuah benda tajam yang menempel di pinggangnya, kemudian sebuah suara yang dingin berbisik di telinganya, "Jangan bergerak, kalau tidak, aku tidak bisa menjamin keselamatan nyawamu. "

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu