Chasing Your Heart - Bab 306 Bertukar Sandera.

Karena memilih melakukan hal ini, maka keberanian Cherry tak sama seperti biasanya.

Tentu saja, Cherry tak bersembunyi dari Arthur Sheng, tanpa ragu langsung menjawab dengan dingin, "Arthur, kamu adalah orang yang pintar, kalau membunuh orang lain maka kamu harus membayarnya dengan yang sepadan. Kamu pasti tahu hal itu, kan?"

Setelah berpikir sebentar, Arthur Sheng langsung tahu ucapan Cherry dan teringat dengan Sean Xiao.

Bagaimanapun juga akhir-akhir ini dirinya disibukkan dengan pasar saham, orang yang pernah dia hadapi hanha satu, yaitu Sean Xiao.

Saat Cherry mengancam nyawanya, baru Arthur Sheng menyuruh Billy Gu bergerak.

Arthur Sheng langsung menjawab, "Jadi kamu ingin bagaimana?"

"Cepat sekali?" Cherry menarik sudut bibirnya, ada sorot seakan haus darah di matanya.

Cherry menghadap ke Arthur Sheng, selangkah demi selangkah berjalan mendekat. Ketika jarak mereka semakin dekat dan membuat orang di sekeliling merasa panik, jantung Regina Mo berdebar keras.

Tapi tiba-tiba Cherry menghentikan langkah kakinya. Sepasang matanya menatap lurus Arthur Sheng.

Arthur Sheng juga tak menghindar, langsung menatap ke mata Cherry, tak ada yang perlu dikatakan.

Samar-samar menguar aura yang mencekam.

Cherry tak menduga ketenangan pria ini.

Cherry menatap mata Arthur Sheng lalu tiba-tiba tersenyum, bibir merahnya membuka lalu menutup lagi, ucapan yang dilontarkannya membuat orang yang mendengar gemetar.

"Aku mau nyawamu. Kamu bisa berikan atau tidak?"

"Bisa." Arthur Sheng mengangguk, "Tapi kamu harus melepaskan mereka. Aku bisa melakukan pertukaran denganmu."

Mata Arthur Sheng melewati bahu Cherry, menatap lurus ke Regina Mo dan Rizky.

Mereka berdua adalah hidupnya yang paling berharga.

Arthur Sheng tahu jelas, selama bisa membuat Regina Mo dan Rizky baik-baik saja, bahkan jika Cherry menginginkan nyawanya sekarang, dirinya rela.

Regina Mo melihat Arthur Sheng, Regina Mo sudah tak takut dengan bahaya, pelupuk matanya sudah dibasahi oleh air mata.

Regina Mo menggeleng, dengan hati hancur berkata, "Tidak. Arthur... aku mau kamu yang baik-baik saja..."

Bagaimana bisa... bagaimana bisa pria ini begitu bodoh...

Dia menukar nyawanya demi ibu dan anak ini, lalu dirinya sendiri bagaimana?

Bagaimana kalau Cherry sungguh membunuh Arthur? Hidupnya dan Rizky tak akan tenang lagi!

Arthur Sheng agak tak kuasa menoleh. Sebelumnya di dunia bisnis dirinya selalu menyelesaikan masalah dengan cepat, tajam dan tepat. Apapun yang dilakukannya tak boleh ada sedikit kesalahan, dirinya tak pernah belas kasih pada orang lain, orang yang benar-benar bisa tetap berada di sampingnya adalah orang yang sangat luar biasa hebat.

Arthur Sheng sama sekali tak pernah berpikir, ada satu hari dimana dirinya akan dikekang.

Melihat Arthur Sheng yang dari awal selalu blak-blakan dan terus terang, Cherry mulai curiga.

Awalnya Cherry mulai sengaja menyuruh bawahannya menendang Regina Mo, demi memperlihatkan kekuatannya ke Arthur Sheng. Tapi pria itu tetap mengontrol emosi, sekarang tak disangka pria itu rela menyerahkan diri dan mengiyakan dengan cepat!

Tidak, pasti ada sesuatu yang salah.

Cherry menatap Arthur Sheng terus menerus lalu mulai mengitari pria itu.

Pria ini sungguh tak bisa ditebak.

Jelas-jelas dia hanya manusia, kenapa sangat luar biasa sekali?

Setelah mengitari Arthur Sheng 5 putaran penuh, mata Cherry menjadi dingin, lalu berkata: "Kemari, kumpulkan senjata yang dia bawa!"

Arthur Sheng mengangkat kedua tangannya, "Aku tak membawa senjata apapun."

Jelas-jelas gerakan Arthur Sheng seperti mengajak kerja sama, tapi entah kenapa malah membuat orang-orang ketakutan.

"Sungguh?" Jelas sekali Cherry tak percaya ucapannya.

"Kalau tak percaya, suruh orangmu kemari dan memeriksa."

Arthur Sheng mengangkat tangan, wajahnya tampak jujur.

Cherry melotot kejam ke bawahannya yang tak berani maju, "Dengar tidak? Cepat periksa!"

Tidak ada cara. Tak peduli mereka takut pada Arthur Sheng atau tidak, tapi Cherry adalah bos mereka. Setelah ragu sebentar, bawahan Cherry maju ke depan Arthur Sheng, memberanikan diri memeriksa.

Jelas-jelas mereka ada lawan yang kuat, tapi entah mengapa, saat menyentuh tubuh Arthur Sheng beberapa detik, pria itu menakutkan seperti harimau, bahkan jemari milik bawahan Cherry tak kuasa gemetar.

Selesai memeriksa, bawahan itu menjawab dengan hormat, "Nona Cherry, tidak ada senjata apapun di tubuhnya."

Tentu saja Cherry percaya dengan ucapan bawahannya.

Ketika Cherry menatap Arthur Sheng lagi, ada keganjilan pada tatapannya.

Cherry tak menyangka Arthur Sheng seberani ini.

"Karena kamu memegang janjimu, aku bisa membantumu." Cherry menghadap ke belakang lalu menepuk-nepuk tangannya, "Kemari, lepaskan mereka dan ikat Arthur. Yang aku katakan pada kalian sebelumnya kalian ingat, kan? Kita memiliki dendam, jangan berhati lemah!"

Ternyata ucapan yang dilontarkan demi mengenyahkan semangat keberanian Arthur Sheng.

Tapi Arthur Sheng masih tak tergerak dan Regina Mo sudah ketakuran sampai hampir pingsan.

Bagaimana bisa mereka begini pada Arthur Sheng? Tak bisa! Ini tak bisa!

Ada pemikiran itu dari hatinya, tak kuasa Regina Mo berteriak keras, "Kalian tak boleh menyentuh Arthur! Aku tak mau bertukar dengannya!"

Arthur Sheng menatap Regina Mo, ada kelembutan di matanya, "Kamu bawa Rizky pergi dulu. Menurutlah."

"Tak mau!" Dengan berurai air mata Regina Mo menatap Arthur Sheng, "Maaf, semuanya karena aku yang tak baik, tak seharusnya aku membuatmu lelah..."

"Tak akan terjadi apapun padaku."

"Cepat! Apakah kamu khawatir dengan kemampuan suamimu?" Melihat Regina Mo masih berdiri tak bergerak, Arthur Sheng seperti marah, nada suaranya semakin menekan, "Rizky masih kecil, apakah kamu tega dia disakiti di sini? Dengarkan aku, cepat bawa dia pergi!"

Rizky adalah titik lemah Regina Mo. Regina Mo menatap Arthur Sheng lama sekali, lalu menggertakan gigi dan membawa Rizky pergi. Saat itu juga hati Regina Mo sangat sakit seperti di tusuk pisau.

Setelah keluar dari gerbang pabrik, Regina Mo menggendong Rizky erat, berlari dengan cepat.

Tak peduli bagaimana, dirinya harus membuat Rizky aman!

Tapi yang Regina Mo tak tahu, sebenarnya Cherry tak melepaskannya begitu saja.

Jadi, belum berlari begitu lama, bawahan Cherry yang bersembunyi saling bertatapan lalu mengikuti Regina Mo.

Akhirnya sekeliling menjadi sunyi.

Tiba-tiba Cherry mengeluarkan sebuah pistol, mengarahkannya ke dahi Arthur Sheng.

Suaranya masih dingin seperti tadi, "Sean adalah milikku, dia dibunuh dengan pistol olehmu. Seperti sekarang, aku akan menggunakan cara yang sama, membalas kekejamanmu dulu."

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu