Chasing Your Heart - Bab 305 Sangat Peduli Padamu.

Saat membicarakan Evelly Mo, wajah Cherry dipenuhi ejekan.

Ketika bicara, bahkan suara Cherry semakin kejam, "Aku bukan dikirim olehnya. Yang benar adalah aku sangat ingin membunuhnya!"

Setelah menjawab dengan gertakan, Cherry menatap Regina Mo dengan intens, "Karena kamu adalah adiknya, sepertinya aku tak bisa melepaskanmu!"

Regina Mo tersenyum getir, "Jika kamu mencariku demi mencari Evelly, yah itu tak berguna."

Regina Mo mengerti sekali hubungannya dengan Evelly Mo  bukan seperti perebutan lagi, hubungan di antara mereka adalah musuh.

Diingat-ingat lagi, jika Evelly Mo tahu bahwa wanita di depannya ingin menghabisi nyawanya, Evelly Mo pasti akan berpesta kembang api, tapi mungkin tak sempat.

Cherry menatapnya dingin, "Kenapa?"

Cherry ingin mendengar apa yang akan Regina Mo jelaskan.

"Karena dia juga ingin aku mati." Regina Mo agak menunduk. Sorot matanya sedang menutupi rasa kesepian, "Selain hubungan darah, kita tak memiliki hubungan apapun lagi."

Sebenarnya saat diutarakan agak sedih rasanya. Di dunia ini dirinya tak memiliki banyak saudara, seperti sekarang, yang sangat sulit bertemu tapi tak disangka mereka berubah menjadi musuh.

Berpikir bahwa wanita di depannya pasti memiliki pertengkaran dengam Evelly Mo, hingga salah mengenali orang dan menangkap dirinya di sini.

Regina Mo teringat hal ini lalu memberanikan diri mengangkat kepala, "Aku sungguh bukan Evelly. Dia sama sekali tak peduli padaku. Jika kamu tak mau buang-buang energi, aku sarankan kamu melepaskanku."

"Melepaskanmu?" Cherry seperti mendengar lelucon, tanpa segan langsung tertawa keras.

"Aku sarankan kamu mati di sini saja. Tak mungkin aku melepaskanmu." Cherry mendekat ke depan, kembali mencubit dagu Regina Mo, tatapan matanya sangat dingin dan tajam, "Dengar, sekarang kamu harus tetap patuh berada di sini. Mengerti?"

Regina Mo balik menatap, ada ketakutan di dalam hatinya. Regina Mo mundur beberapa langkah dalam diam, memberanikan diri untuk bertanya, "Apa maksudnya?"

"Apa maksudnya?" Cherry mendengus dingin, "Arthur membunuh pria yang paling ku cintai. Tentu saja aku harus membalasnya lebih sakit, baru aku merasa lega!"

Ketika mendengar nama suaminya, Regina Mo langsung merasa hatinya seperti diremas.

Demi urusan perusahaan, akhir-akhir ini Arthur Sheng sudah lelah. Sekarang dirinya diculik lagi, dirinya tak mau membelah fokus Arthur Sheng lagi.

Terlebih lagi wajah wanita ini dipenuhi rencana jahat. Regina Mo tak mau Arthur Sheng masuk ke dalam bahaya demi dirinya.

Regina Mo mengambil napas dalam-dalam, lalu berteriak pada Cherry, "Jangan menyulitkannya! Bunuh saja aku!"

"Sebenarnya aku ingin, tapi kalau membunuhmu, itu tak bisa menghilangkan kesedihanku." Cherry menatap balik Regina Mo, tatapannya dipenuhi sorot mengejek dan kejam, "Aku juga tak takut memberitahumu, Arthur sangat peduli padamu. Dia sekarang sudah menuju kemari."

Pupil mata Regina Mo mengecil, rasanya hatinya langsung dijatuhkan batu yang sangat besar.

Di... dia... kenapa dia bisa melakukan hal itu!

Tak disangka dia mengancam Arthur Sheng menggunakan dirinya!

Saat itu Regina Mo sakit hati sekali dan juga tak tahu apa yang harus di lakukan. Wanita di depannya terlihat haus darah dan dingin, rasanya sama persis dengan Evelly Mo.

Dari ekspresinga, tak perlu banyak berpikir, tentu saja wanita di depannya bukan orang baik. Jika Arthur Sheng sungguh mendengar ucapan wanita itu dan datang kemari, apakah Arthur Sheng tetap hidup?

Hatinya seperti diremas. Regina Mo memejamkan mata, berdoa dalam gemetar, berharap kalau Arthur Sheng tak kemari.

Jelas sekali doanya tak ada gunanya. Tak lama kemudian, dari luar terdengar suara mesin mobil.

"Oh, sepertinya Arthur sangat peduli padamu." Cherry berjalan memutar dengan santai mengelilingi Regina Mo.

Cherry menepuk tangannya, "Baguslah, orangnya sudah datang. Semuanya ayo menyibukkan diri. Buat kedua orang ini melihat dengan baik!"

Regina Mo baru sadar bahwa Rizky juga disekap oleh mereka.

Rizky masih belum begitu sadar, sepertinya anak itu dibius.

Tubuhnya yang kecil bergelung, di tubuhnya ada tali yang tipis, kulitnya yang kenyal dan lembut sudah ada bekas merah karena ikatan, itu membuat hati Regina Mo sakit.

Tapi orang-orang ini, tak memikirkan apapun dan tak melihat umur, mereka langsung mengikat Rizky, lalu mendorongnya ke arah Regina Mo.

Anak kesayangan yang dia timang di tangan seperti takut pecah, tak disangka sekarang diperlakukan begitu kasar. Regina Mo langsung merasa hatinya kalut, lalu tak kuasa berteriak ke arah mereka, "Pergi kalian! Jangan sentuh Rizky! Kalian tak boleh menyentuhnya!"

"Bukan kamu yang menentukan!" Jawab Cherry tak peduli sambil melotot.

Ada rasa kesal dan tak sabar di sorot matanya, jelas sekali Cherry sangat kesal dengan teriakan Regina Mo.

Saat itu, terdengar suara dari pintu pabrik.

Pintu besi yang sudah rusak terbuka menjadi dua, di dalam gelap sekali.

Arthur Sheng masuk ke dalam dengan dahi berkerut, diam-diam dirinya melakukan persiapan dan waspada.

Di saat yang sama, setelah Arthur Sheng masuk, mata tajamnya yang seperti elang mulai mencari ke berbagai sudut.

Posisi Regina Mo sangat terlihat, tak memerlukan banyak waktu, Arthur Sheng langsung menemukan keberadaan Regina Mo.

Sepasan mata Regina Mo memerah, rambutnya kacau tak karuan, Rizky yang berada di sebelahnya belum sadar dan wajahnya pucat seperti kertas.

Ketika melihat siluet tubuh yang besar dan tinggi, air mata di pelupuk matanya tumpah, tanpa bisa mengontrol, Regina Mo langsung berteriak, "Cepat pergi! Arthur, mereka bukan orang baik!"

"Bukan orang baik?" Wajah Cherry langsung dingin, "Jadi apakah kalian orang baik?"

Teringat Sean Xiao mati mengenaskan di tanah ini, Cherry tak kuasa menatap Arthur Sheng tajam, matanya dipenuhi sorot kebencian.

"Cepat pergi!" Regina Mo masih berteriak.

Wajah Cherry semakin dingin, "Banyak mulut sekali!"

Bawahan Cherry menendang Regina Mo, Regina Mo tetap mempertahankan tubuhnya yang tak stabil, tempurung lututnya bertabrakan dengan lantai semen dan meninggalkan suara yang cukup keras, lalu Regina Mo langsung berlutut di tanah.

Di saat yang sama, kemarahan Arthur Sheng terlihat jelas. Arthur Sheng langsung mengarah ke Cherry, suaranya menakutkan seperti neraka, "Siapa kamu sebenarnya? Apa tujuanmu?"

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu