Chasing Your Heart - Bab 352 Mendekati Dengan Sengaja

Di sebuah kondisi yang kritis seperti itu, dia dengan cepat membuat penilaian.

Dengan cepat Arthur Sheng menyingkirkan barisan tong kayu besar yang ada di hadapannya, jantungnya seakan berdetak dengan lebih cepat.

Di depan matanya selain banyak bahan peledak, ada pula sebuah kusen jendela.

Sebelum dia sempat berpikir lebih lama, Arthur Sheng segera mematahkan besi di atas jendela tersebut dengan tinjunya, saat dia berhasil membuat lubang yang cukup besar, dia pun melompat keluar!

Dan tepat di saat itu juga, suara ledakan yang besar terdengar di belakangnya.

Arus udara yang deras terhempas bersama dengan debu yang berhamburan, dan tubuh tinggi Arthut Sheng terlontar lalu terhempas di tanah yang keras, dan seketika dia pun kehilangan kesadarannya.

Di sebuah kafe.

Alunan musik lambat yang santai mengalun di udara, dan Regina Mo duduk berhadapan dengan Denny.

Saat Regina Mo mengangkat gelasnya untuk minu, tiba-tiba ada sebuah perasaan tidak enak yang melintas di hatinya, genggamannya di gelas itu pun menjadi goyah, dan gelas itu terjatuh di lantai.

Kopi yang masih panas itu tumpah di tubuhnya, dan Regina Mo terpekik terkejut seraya bangkit berdiri.

Melihatnya begitu panik, Denny yang duduk di seberangnya pun juga ikut bangkit berdiri.

Dia mengambil segebung kertas tisu, dan membantu Regina untuk membersihkan tumpahan kopi yang ada di tubuhnya, serta tak lupa untuk menanyakannya, "Regina, apa kamu tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa." Regina Mo mengernyitkan dahi dan menggelengkan kepala.

Untuk menghindarinya kedinginan, Denny menanggalkan jaketnya dan menaruhnya di bahu Regina, "Jika begitu aku akan meminta seseorang untuk mengirimkan baju ganti untukmu."

Di waktu yang sama, dia tidak lupa pula memanggil seorang pelayan, "Permisi, tolong antarkan secangkir kopi lagi."

Regina Mo memijat pelipisnya yang berdenyut sakit, perasaan tidak tenang di hatinya semakin menjadi-jadi.

Dia menghembuskan nafas dengan sedikit lelah, dan menolaknya, "Tidak perlu, aku ingin pulang dan beristirahat saha, mungkin hari ini aku memang tidak seharusnya keluar."

"Regina, kamu......" Saat Denny menatap Regina Mo, dia sengaja menatapnya dengan tatapan penuh keraguan, "Apa kamu merasa kurang sehat? Haruskah aku menemanimu ke rumah sakit?"

Sebuah perhatian yang berlebihan, demi untuk menurunkan kewaspadaan Regina.

Yang benar saja, dia sudah susah payah mengajaknya keluar, mana mungkin dia bisa dengan mudah membiarkan Regina pulang begitu saja?

Sepulangnya ke rumah keluarga Sheng, sepasang bola mata itu akan terus mengawasi gerak-geriknya kemana pun dia pergi, bagaimana dia akan melakukan sesuatu kepada Regina Mo jika begitu?

Tentu saja, hari ini dia mengajaknya keluar, juga bukan semata-mata untuk mengajaknya minum kopi bersama, dia melakukannya untuk sebuah alasan yang lebih penting.....

Saat teringat akan rencananya, mata Denny tampak berbinar-binar.

Regina Mo sendiri juga tidak terlalu mendengarkan kata-katanya, dalam hati dia hanya ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini, lalu berkata, "Juga bukan masalah besar, hanya ada firasat buruk dalam hatiku saja."

Denny segera menyatakan penyesalannya, kemudian dengan sangat prihatin dia berkata, "Dengan keadaanmu seperti ini, pulang seorang diri pun juga tidak aman, lebih baik aku antar kamu pulang saja."

"Iya." Regina Mo mengangguk, tanpa ada pikiran lain yang terbesit di benaknya.

Sepenuh hatinya sedang memikirkan Arthur Sheng seutuhnya, dia bahkan tidak menyadari, sorot mata Denny kepadanya sudahlah tidak sama dengan tatapannya sebelumnya.

Berbahaya, dan juga perlahan mendekatinya.

"Hati-hati." Setelah mengurus pembayaran, Denny perlahan menggiringnya ke pintu mobilnya, lalu dengan penuh perhatian membantunya membukakan pintu mobil.

"Terima kasih."

Regina Mo mengira semua itu dilakukannya selayaknya bagaimana seorang kakak memperlakukan adiknya, dia tidak banyak berpikir, dan menunduk lalu naik ke dalam mobil.

Tentu saja, niat Denny sendiri tidak sebaik itu.

Tak lama setelah Regina Mo berada di dalam mobil, tanpa disadari nya, rute perjalanan mereka pun melenceng.

Billy Gu yang sedari tadi sudah memperhatikannya, setelah menyadari ada yang tidak benar, mengerutkan alisnya dan segera mengejar mereka.

Denny Gu ini, ternyata dia bukanlah seorang pria baik-baik!

Tapi, dia juga sungguh sangat mengagumi kejelian dan kesabarannya untuk mendekati Regina Mo dalam waktu yang begitu lama, pada akhirnya niat busuknya pun tidak bisa disembunyikan lagi.

Sambil memegang kendali setir dengan cekatan, dia menyambar pager yang ada di sebelahnya, kemudian berkata kepada pengawal yang ada di belakangnya, "Cepat ikuti mereka!"

Denny ini tampaknya bukan orang biasa, jika mereka tidak menambah kecepatannya, maka kemungkinannya sangat besar untuk Regina Mo berada dalam bahaya.

Tentu saja, Denny ini secara alami juga dengan cepat menyadari Billy Gu yang mengikutinya di belakang.

Dia melirik ke arah spion belakang mobil dan tersenyum dengan licik.

Setelah beberapa kali putaran, dia menyadari bahwa dia belum bisa menyingkirkan Billy Gu di belakangnya, dan dia pun menginjak pedal gasnya semakin dalam.

Dia sangat percaya diri dengan kemampuan menyetirnya.

Sesampainya di jalan raya, di tempat yang sangat familiar baginya, Billy Gu ii masih bisa mengejarnya, dia sungguh tidak bisa mempercayainya.

Dan Regina Mo, juga akhirnya menyadari ada sesuatu yang tidak benar.

Seberapa buruk suasana hatinya, dia tetap bisa merasakan ada sesuatu yang tidak wajar.

Terlebih saat ini Regina Mo sedang hamil, mobil ini melaju dengan kecepatan yang terlalu tinggi, karena terlalu cepatnya hingga menimbulkan rasa mual pada dirinya.

"Kak Denny, kemana kamu akan membawaku?" Regina Mo menatap ke arah pemandangan diluar jendela mobil yang tampak asing, kedua tangannya perlahan meraba jendela mobil, dan dengan sulit berkata, "Hentikan mobilnya, dan biarkan aku turun ya? Aku sekarang ini merasa sangat tidak enak."

Tentu saja, Denny tidak mendengarkan perkataannya.

Sebaliknya, melihat keadaan yang sudah sampai tahap ini, dia pun mau tak mau menyibak penyamaranya, lalu berkata dengan dingin, "Regina Mo, lebih baik kamu diam saja di situ!"

Regina Mo tercengang, dan sebuah peringatan akan bahaya berdengung di hatinya, "Apa maksudmu?"

"Sebentar lagi kamu juga akan mengerti apa maksudku." Denny tertawa sinis, "Aku belum pernah melihat seseorang yang senaif dan sebodoh kamu."

"Cepat turunkan aku!" Regina Mo baru menyadari dia bermaksud buruk, lalu segera memukul-mukul jendela, "Denny dasar brengsek, ternyata kamu mendekatiku dengan sengaja karena memiliki niat tertentu!"

"Brengsek juga bagaimana?" Denny tertawa dengan sinis, "Orang yang punya mata juga tahu dengan jelas bahwa aku mendekatimu karena maksud tertentu, mereka yang tidak bisa melihatnya, mungkin mengira bahwa di seluruh dunia ini hanya berputar di sekitarmu."

Setelah mengatakannya, dia pun membanting setirnya, mobil itu pun berputar 180 derajat, dan membuat isi perut terguncang, Regina Mo menjadi semakin mual, dan tanpa menunggunya tenang, Denny kembali menancap gas dan melaju dengan cepat, dan membuat kepalanya semakin pusing.

Dengan panik, Regina Mo yang duduk di kursi belakang itu berusaha untuk duduk dengan stabil, lalu mengulurkan tangan untuk menghentikan Denny, "Denny, hentikan mobilnya, aku perintahkan kamu untuk menurunkanku di sini!"

"Hentikan itu!" Dengan gangguan Regina Mo yan terus menerus, mobil itu mulai kehilangan arah dan melaju terseok-seok.

Denny pun menghardik dengan marah, "Regina Mo, dasar kamu ini wanita jalang, aku peringatkan kamu, jika kamu terus seperti ini, aku tidak akan menjamin apakah kamu nanti masih bernyawa dan bisa melihat Arthur Sheng-mu itu!"

Begitu memikirkan Arthur Sheng, Regina Mo seketika merasa hatinya bergetar.

Dia memang pantas mati saja, lagi-lagi dia menimbulkan suatu masalah untuk Arthur Sheng.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu