Chasing Your Heart - Bab 177 Sangat Tidak Menyenangkan

Nyonya Sheng dan Tuan Besar Sheng terkejut sampai berkeringat dingin, i-ini, bagaimana bisa?

Tapi sekarang semuanya sudah terjadi, tidak ada seorang pun yang bisa merubahnya.

Nyonya Sheng bersandar di sofa setengah tidak sadar, masalah ini memang kesalahan Vera.

"Besok ingat kirim dia 10 miliyar, besok kami akan menihilkan hubungan kelurga dengannya. "

Tisno Wen mengangguk, dia melihat kedua orang itu sepertinya sedang akan mendiskusikan sesuatu, maka dia juga tida mengganggu mereka.

.......

Bagaimana bisa? Mengapa? Sejak dia kecil, dia selalu menghormati kakaknya, sekarang kenapa dia bisa berubah menjadi orang lain.

Aku tidak rela!

Versa Sheng sedikitpun tidak bersedia, namun dia sudah tidak dapat kembali lagi.

Wajahnya basah oleh air mata, dia berjalan perlahan.

"Arthur, apa kamu ada waktu? "Beberapa hari ini Vera Sheng bertemu lagi dengan segerombolan punk, dia pergi ke Febri Huang dan juga ke Rambut Merah, dia sudah memutuskan untuk kembali ke jalur kegelapan.

Vera Sheng juga tidak tahu harus kemana dia pergi, sekarang ada yang memanggilnya, paling tidak untuk sementara waktu ada orang lain yang menghiburnya, "Kalian ada di mana? Aku akan pergi ke sana. "

Bar Sky Blue.

Dibandingkan dengan rumah Arthur Sheng, tempat ini seperti sebuah tempat kumuh. Ini adalah kali keduanya Vera Sheng datang, yang pertama adalah ketika dia menghubungi Rambut Merah untuk bersenang-senang dengan mereka beberapa hari yang lalu.

Bar ini bukanlah bar yang legal, ada segala sesuatu di dalamnya. Dentuman musik terus menerus menggetarkan sukma Vera Sheng, dirinya memang seharusnya adalah bagian dari dunia seperti itu.

"Ada apa Vera? "Meskipun saat bertemu dengan Rambut Merah dia sudah menyeka air matanya, namun dia tidak bisa menyembunyikan mata merahnya, sorot lampu membuat matanya sakit.

"Kamu peduli denganku? "Vera Sheng masih berlagak sombong, tangannya menggenggam segelas bir, tangan kanannya memukul-mukul kepala, mengamati sepasang kekasih yang bermesraan dari kejauhan.

Rambut Merah mengetahui masa lalunya, dia juga tidak marah, toh dari semua orang yang tinggal di Kota A, tidak banyak orang yang bisa berhadapan dengan Keluarga Sheng.

"Kalau begitu tidak usah banyak omong, ayo kita minum! "

Vera Sheng menegak minumannya dengan kasar. Sepasang kekasih di kejauhan itu berubah menjadi Arthur Sheng dan Regina Mo. Hatinya terbakar emosi, dia terus menerus menegak habis minumannya, seakan hanya dengan demikian dirinya bisa mematikan perasaan dalam hatinya.

Rambut Merah tidak sering berhubungan dengan Vera Sheng, hanya saja dulu dia mendengar kabar, Vera Sheng adalah seorang yang murah hati, dia dulu merawat dan membesarkan Febri Huang dengan baik, sekarang dia terlihat feminim.

"Kamu sudah terlalu banyak minum, jangan minum lagi. " Rambut Merah hendak menarik tangannya, tapi dia menghindar, dan dengan segera menegak habis minuman di tangannya.

Dia menoleh menatap Rambut Merah, "Apa kamu ini masih suka padaku? "

Wajah Rambut merah seketika menjadi merah padam, meskipun dia adalah seorang bajingan dan tidak semua orang boleh menyentuhnya, tapi hari ini dia akan membuat pengecualian.

"Benar, aku menyukaimu. "

Di umurnya yang masih tergolong muda, Vera Sheng sudah mempunyai kharisma, "Kalau begitu malam ini aku milikmu, bawa aku ke kamar. "

Terbitnya matahari di Barat membuat Rambut Merah tertangkap basah, "Sungguh? "

Vera Sheng menjawab dengan manja, "Mungkin nanti akan berubah. "

Rambut Merah tidak peduli apakah itu sungguh atau tidak, jalan dulu, nanti baru dibicarakan lagi. Dia kemudian membawa Vera Sheng ke hotel.

Sedangkan di sisi yang lain, Arthur Sheng sedang duduk di teras melamun. Mereka memang tidak punya ikatan darah, tapi dia adalah adiknya, sekarang dia sudah mengusirnya ke luar.

Regina Mo tahu dia sedang merasa galau, tapi dalam hatinya dia juga berpikir lantas harus bagaimana?

Suaminya memang miliknya, tapi sekarang dia direbut oleh gadis kecil. Untung saja hari ini Nyonya Sheng tidak berkomentar, kalau tidak dirinya mungkin sungguh hanya bisa keluar dari rumah itu.

"Apa kamu ingin beristirahat, hari ini kamu sudah kelelahan. "Regina Mo hanya merasa dirinya lelah, hatinya tidak merasa sedih dengan kepergian Vera Sheng, tapi berbeda dengan Arthur Sheng.

Arthur Sehng menepuk-nepuk tangannya, "Tidak apa-apa, aku ingin tidur seorang diri. "

Regina Mo mengangguk, "Kebetulan malam ini Rizky minta aku mendongengnya. "

Setelah berkata demikian, Regina Mo berjalan keluar. Meskipun suami-istri seharusnya berbagi kesenangan dan kesedihan, tapi dia sungguh tidak bisa apa-apa, membawa kesedihan atas kepergian Vera Sheng, karena dia selalu merasa Vera Sheng akan kembali.

Mendengar keributan di bawah, Rizky tidak berani turun. Setelah dia melihat Regina Mo dia baru tenang, "Ibu, apa nenek tadi mengatai ibu lagi? "

Rizky yang masih belia pun dari awal sudah tahu, neneknya tidak menyukai ibunya, hanya saja karena dia masih kecil, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Regina Mo menatap Rizky dengan hangat, dia menggeleng, "Tidak, hanya memperbincangkan sesuatu. "

Rizky dengan keras kepala bangkit berdiri, kakinya tanpa sengaja menginjak boneka beruangnya, yang membuatnya terjatuh dan menimpanya. Regina Mo tertawa.

Rizky bangkit berdiri lagi, "Ibu, ibu jangan menertawakan aku, meskipun aku sekarang masih kecil, tapi suatu hari nanti aku akan tumbuh besar, percayalah padaku, saat tiba waktunya nanti aku akan melindungi ibu. "

"Ibu percaya padamu. "

Mata Regina Mo mulai basah, ini adalah anaknya sendiri, dia sedang bernjanji untuk melindungi dirinya, dia mempercayainya!

"Ayo kita baca dongeng! "

Rizky berbaring dengan patuh mendengar ibunya mendongeng, tak lama kemudian dia terlelap.

Awalnya dia ingin tidur juga, namun Regina Mo ingin pergi ke kamar sebelah. Arthur Sheng masih melamun di teras, dia sama sekali tidak bergeming selama 2 jam terakhir.

"Kenapa kamu belum tidur? "

Arthur Sheng seakan terbangun, "Aku masih ada pekerjaan, tolong buatkan aku teh. "

Regina Mo mengawasi tubuhnya yang lelah itu, akhirnya dia juga tidak mengatakan apa-apa. Hari ini dia tidak pergi ke kantor, pekerjaannya menumpuk.

Sambil membawa teh yang sudah dibuatnya, Regina Mo berjalan melewati kamar Nyonya Sheng. Dia tidak ingin mencuri dengar pembicaraannya, hanya saja dia perkataannya dapat dia dengar.

"Apa maksudmu? Apa Vera tidak pantas bagi anak lelakimu? Walaupun hanya adopsi, selama dua tahun ini kita sudah mengumumkan dia bukan anak kandung, apa itu masih belum cukup? "

Suara Nyonya Sheng terdengar sangat jelas, hati Regina Mo seakan tertusuk jarum.

Tuan Besar Sheng tidak tahu harus berkata apa. Nyonya Sheng melanjutkan, "Lantas bagaimana? Paras Vera juga cantik, sifatnya juga jauh lebih baik daripada Regina Mo, lagipula bukankah itu lebih baik daripada memiliki cucu yang entah dari mana asalnya? "

Teh di tangan Regina Mo hampir saja terjatuh, apakah ini sesuatu yang pantas diucapkan seorang ibu? Hatinya sangat bersedih.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu