Chasing Your Heart - Bab 92 Barang Pengganti

"Pulanglah dulu. "

Tidak lama setelah Jennie Liang pergi, Diana Song juga berkata tanpa perasaan pada Mega Shi.

Mega Shi berbalik dan pergi dengan enggan, walaupun sekarang dalam hati dia sudah bisa menerima peran pembantunya, tapi dia masih tidak senang.

Setelah Diana Song melampiaskan kemarahannya pada saingannya, dia berbalik dan perlahan membuka pintu kamar.

Bisa dibilang ini adalah buruannya hari ini, tapi dia belum sempat menikmatinya, bagaimana dia tidak naik pitam.

Demi hari ini, dia secara khusus membeli sekertaris bawahan Arthur Sheng, menanyakan agendanya. Dari situ dia dapat mengetahui, hari ini setelah pulang kantor, dia sudah punya acara, tapi dia tidak menyangka, usahanya untuk makan bersama dengan sahabatnya, sia-sia, sahabatnya tidak datang. Dan kalau bukan karena Mega Shi, hari ini Jennie Liang mungkin bisa sukses.

Lampu kamar itu tidak dinyalakan, hanya cahaya rembulan yang masuk menyusup ke dalam, menyinari tempat tidur, sayup-sayup dia bisa melihat sesosok yang telanjang, mempesona dan menghanyutkan.

Diana Song berjalan perlahan menuju ke tepi tempat tidur, duduk lalu bertanya, "Arhtur, apa kamu ingin minum air? "

Karena suaranya yang lembut, Arthur Sheng mengira dia adalah Regina Mo, sehingga dia menanggapinya.

"Baiklah, akan segera aku ambilkan. "

Di dalam kamar hotel itu memang sudah disiapkan air mineral. Diana Song menuangnya ke dalam gelas, dan ketika dia hendak menghantarkannya, dia tanpa sengaja mendapati ada sesuatu di atas meja. Tampaknya hotel ini memang memiliki pelayanan yang baik, nanti mungkin dia bisa memakainya.

Dengan hati-hati dia membantunya duduk lalu menyodorkan segelas air itu ke mulutnya, dia bergumam: "Besok pagi ketika kamu bangun, kamu harus membalasku, ini pertama kalinya aku dengan pernuh perasaan melayani seseorang. "

Arthur Sheng dapat merasakan ada seseorang yang berada di dekatnya, tanpa dia sadari, dia menarik kepalanya, dan ingin menciumnya, "Regina, jangan tinggalkan aku, jangan. "

Suasana hati Diana Song yang tadinya senang bukan main, mendadak dibanting jatuh ke dasar lembah, apa dia ini menganggapnya sebagai barang pengganti?

Diana Song gemetar saking marahnya, dia menepis Arthur Sheng, lalu menoleh menatapnya, "Bagaimana kamu bisa sejahat ini? "

Arthur Sheng gelagapan berusaha meraihnya, "Regina, jangan pergi, jangan...... "

Suasana yang menawan itu juga akhirnya dilenyapkan seluruhnya olehnya, Diana Song khawatir dia tidak bisa menahan emosinya, maka dia dengan marah melangkah keluar.

Tidak peduli seberapa buruk dia, juga tidak pernah menjadi sesosok pengganti bagi orang lain.

Keesokan paginya, sinar mentari menyiram bumi, menerobos masuk lewat kaca jendela, menyinari wajah Arthur Sheng.

Arthur Sheng mengedip-ngedipkan matanya dengan enggan. Langit-langit ruangan yang tidak sama, tata ruang yang tidak sama, dia tidak berada di rumahnya.

Namun dia bisa berada di mana lagi?

Dia pergi minum-minum, lalu bertemu dengan Jennie Liang, lalu?

Tanpa sengaja dia mendapati kondom yang tergeletak di atas meja samping tempat tidurnya, dia merasa pusing, semalam seharusnya tidak terjadi sesuatu yang tidak terduga bukan?

Tidak benar. Dia mengusap-usap kepalanya, perlahan bangkit duduk, bekas ciuman bibir berwarna merah masih tertinggal di perutnya, menarik perhatiannya, sebenarnya dia sudah melakukan apa?

Dia sungguh tidak bisa ingat apa yang dia lakukan semalam. Arthur Sheng kemudian memeriksa CCTV dan menontonnya dari awal hingga akhir, setelah itu dia baru memahami ternyata ada 3 orang wanita yang hadir.

Tampaknya, tidak ada yang terjadi.

Lagipula dilihat dari waktunya, pasti tidak cukup waktu untuk melakukan apa-apa.

Arthur Sheng menghela nafas lega, sorot matanya suram.

Semalam, saat dirinya mabuk, dia tidak diantar pulang, melainkan ke tempat ini.

Jennie Liang, kamu sungguh berani!

Selesai mengenakan pakaiannya, Arthur Sheng langsung pergi ke kantor.

Tapi, sepanjang pagi, dia seakan sehabis minum obat emosi, setiap orang yang dia temui, kena marah.

Kepala setiap departemen, biasanya ketika melakukan kesalahan kecil, dia tidak menghiraukannya, namun hari ini, semua terkena amukannya, membuat semua orang ketakutan.

Kepala bagian keuangan, sedang bersiap untuk masuk dan menyerahkan data, tapi dia hanya berdiri bengong tidak berani masuk. Dia bergegas bertanya pada Tisno Wen, "Asisten direktur, ada apa dengan presdir hari ini? Apa dia salah minum obat? Bukankah dia baru saja berhasil melamar pacarnya, bukankah seharusnya dia merasa bahagia? Apa jangan-jangan dia bertengkar dengan calon istrinya? "

Tisno Wen menjawab: "Perkataan ini, jangan kamu katakan di depan presdir, atau kamu bisa mati karenanya. "

Wajah kepala bagian keuangan itu menjadi muram, "Sepertinya aku sudah tidak jauh dari maut, 2 hari yang lalu aku dengan tidak sengaja salah memasukan angka, kali ini aku perlu meminta persetujuan presdir lagi, asisten direktur, bagaimana kalau kamu bantu aku menyerahkannya? Presdir sangat mempercayaimu, dia tidak pernah memarahimu...... "

Tisno Wen terkekeh, "Maaf, sebaiknya kamu sendiri yang memintanya. Presdir tidak pernah memarahiku sebelumnya, tapi itu tidak berarti hari ini dia tidak akan memarahiku. Dari awal aku sudah memberitahumu, bekerjalah lebih cermat, kamu tidak mendengarkan. Sekarang aku sendiri juga tidak berdaya. "

Billy Gu kebetulan baru saja keluar dari ligt, mendengar percakapan mereka berdua bertanya ada apa.

Kepala bagian keuangan seakan melihat seorang juru selamat, dia langsung berkata, "Direktur Gu, tolong saya.... "

......

Di waktu yang bersamaan di Perusahaan Terang Bintang.

Philip Song sungguh datang tepat pada waktunya, ketika mereka baru saja selesai absen.

Kerja sama dengan Perusahaan Terang Bintang menemui jalan buntu, hari ini dia datang lagi, tentu masalah pekerjaan itu hanyalah sampingan, yang terpenting baginya adalah Regina Mo dari departemen desain.

Kemarin dia sudah datang ke situ, tapi dari koleganya dia mendapati, hari itu dia ijin tidak datang, dia mengira hari ini Regina Mo seharusnya datang.

"Anda datang untuk menemui wakil direktur lagi bukan? Hari ini dia masih ijin, tidak tahu pergi ke mana. "

Seorang pegawai di situ yang kemarin bertemu dengan Philip Song, melihatnya datang lagi, mengingatkannya.

Philip Song terkejut, tampaknya ada yang tidak beres, "Apa dia tidak mengatakan dirinya ijin berapa lama? "

Pegawai itu mengusap-ngusap kepalanya, "Ini bukan sesuatu yang kita harus ketahui. "

Philip Song sedikit khawatir, "Kalau begitu apa kamu tahu di mana dia tinggal? "

"Tunggu sebentar, biar aku carikan. "

Tidak lama kemudian, pegawai itu datang dengan selembar kertas bertuliskan sebuah alamat, "Ini adalah alamat tempat tinggalnya, kalau anda sungguh ingin menemuinya, beritahu dia, departemen desain tidak bisa kehilangan dia, suruh dia untuk segera kembali bekerja. "

Setelah Philip Song berterima kasih, dia berbalik dan pergi meninggalkan Terang Bintang.

Alamat yang dituliskan sangat lengkap, Philip Song dengan mudah menemukannya, tapi saat dia hendak menekan bel rumah, dia mendapati rumah itu sudah ditutup lapisan debu.

Philip Song mengira mereka sudah pindah rumah, maka dia hanya bisa meneleponnya, tapi tampaknya, dia berada di luar jaringan.

Selanjutnya dia kebetulan bertemu dengan tetangganya yang kemudian memberitahunya, mereka sudah pindah.

Philip Song baru mengetahui, dia tidak benar-benar hilang, melainkan dia sendiri pergi.

Akhirnya dia berupaya sendiri. Dia menemukan rekaman CCTV hari itu berikut dengan informasi mobil yang ditumpanginya, dan dari situ dia baru mengetahui di mana Regina Mo tinggal.

......

Cuaca kota D walaupun hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas, saat Regina Mo memilih tempat itu, dia mengutamakan kesehatan ibu Mo.

Ini adalah tempat yang cocok untuk merawatnya, dan juga lingkungan yang tepat bagi Rizky untuk tumbuh berkembang.

Ditambah lagi udara yang segar, banyaknya pemandangan alami, semua berkumpul di sini, maka setelah berunding dengan ibu Mo, dia memutuskan untuk tinggal di situ.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu