Chasing Your Heart - Bab 183 Perbedaan antara Menantu dan Anak

Perkataan Shanon Luo selanjutnya tidak Regina Mo gubris, toh lebih baik menganggapnya tidak ada.

Hanya saja keesokan harinya, ketika dia sedang makan bersama dengan Rizky, melihat Shanon Luo menuruni tangga Rizky menjadi tidak tenang, dia kembali tinggal di rumah ini?

Shanon Luo melihat kedua orang itu di meja makan, terlintas sebuah ide, lihat saja, meskipun sudah berhasil mengusirku, aku sekarang masih bisa kembali lagi.

Regina Mo mengamatinya dengan dingin, dalam hati, amarahnya membara. Tuan Besar Sheng sedang pergi bertugas ke Eropa, yang bisa membiarkan Shanon Luo untuk tinggal di situ lagi hanyalah Nyonya Sheng.

"Rizky, setelah selesai makan, kita akan pergi ke sekolah, kalau tidak nanti kamu bisa terlambat. "Regina Mo berbalik tanpa memperdulikan hatinya yang sedang kacau.

Sejak Rizky diselamatkan oleh Arthur Sheng di sirkuit balap, secara inisiatif menjauhi Shanon Luo, sekarang dia tidak peduli dengannya, dia asik dengan makanannya.

Ibu dan anak keduanya seakan tidak melihat kehadiran orang itu. Duduk di depan meja makan meneruskan makan. Melihatnya, Shanon Luo merasa kesal, tetapi dia juga tidak tahu harus berkata apa.

"Shanon, ada apa? "Nyonya Sheng baru saja keluar dari kamar melihat dia seorang diri berdiri di situ, ekspresi di wajahnya belum pernah dia lihat sebelumnya.

Shanon Luo cepat-cepat merubah raut wajahnya, dia menoleh, lalu berkata dengan senang pada Nyonya Sheng: "Tante, tidak apa-apa, ayo kita makan, aku sudah kelaparan. "

Beberapa saat kemudian, Nyonya Sheng juga tidak ingat lagi, kedua orang itu lantas duduk di depan meja makan.

"Shanon, apa kamu sekarang sedang menghadapi kesulitan? Kalau ada, katakan padaku. "Nyonya Sheng dari semalam mendengar cerita tentang Axel Luo. Dia sendiri belum pernah bertemu dengannya, dia baru saja mendapati dia ternyata adalah seorang playboy.

Shanon Luo tercenung sejenak, lalu kembali normal, "Tante, bagaimana mungkin aku menghadapi kesulitan? Axel baik terhadap aku, dia juga berencana untuk menanam saham di perusahaanku, meskipun aku sekarang masih hanyalah seorang murid yang belum punya rencana di hari esok, tapi apa yang sudah dia rencanakan membuatku tergerak. "

Nyonya Sheng mendengarnya menjadi lega. Anak yang dia adopsi memang tidak sebanding dengan anak kandungnya, kalau tidak dari awal dia sudah akan memaksa Arthur Sheng untuk menikahi Shanon Luo.

"Baiklah kalau keluarga Luo baik terhadapmu, seseorang harus merawat dirinya baik-baik, ada masalah apa, kalau kamu merasa tidak bisa menyelesaikannya sendiri, jangan ragu meminta tolong padaku, aku pasti akan membantumu sebisaku. "Nyonya Sheng tersenyum sambil menepuk tangannya.

Shanon Luo tersenyum sambil mengangguk, "Tante, bagaimana kalau kamu juga bergabunga dengan kita, aku akan memberimu sebagian saham. "

Nyonya Sheng tertawa datar, "Tidak usah, kamu sendiri saja yang mengembangkannya, jangan belajar dari seorang wanita, yang hanya bisa menjual diri, yang sebenarnya tidak memiliki keahlian apa-apa. "

Regina Mo kebetulan baru menggandeng Rizky turun setelah membereskan tasnya mendengar perkataannya itu, dalam hati dia merasa tidak nyaman. Lingkungan seperti ini bagi Rizky, bagi dirinya tidak bagus, hanya saja sekarang...

Rizky dapat merasakan suasana hati ibunya sedang tidak baik, dia mengerti kira-kira apa yang dimaksudkan perkataan neneknya barusan, tapi dia sekarang belum sekuat ayahnya, dia hanya bisa menggenggam tangan ibunya erat-erat memberinya ketenangan hati.

Menanggapinya, suasana hati Regina Mo perlahan menjadi lebih baik, dia mempercepat langkahnya mengajak Rizky keluar dari rumah, tanpa menoleh ke arah orang yang sedang berada di ruang tamu itu.

Melihat gelagat Regina Mo seperti itu, Nyonya Sheng dari belakangnya berkata, "Lihat saja, ini adalah pertanda anak yang tidak pernah diajari sopan santun di rumahnya. "

Shanon Luo hanya tertawa tanpa berkata apa-apa.

Tak lama kemudian, Arthur Sheng turun, melihat Shanon Luo duduk di sofa, dalam hati dia tahu apa yang sedang terjadi, dia langsung keluar tanpa makan sedikit pun.

Tidak digubris secara berturut-turut, raut wajah Nyonya Sheng berubah menjadi sangat tidak enak, "Ayo, kita keluar jalan-jalan! "

Shanon Luo awalnya ingin marah pada mereka, tapi mereka sekarang sudah pergi, dengan begitu dia sudah tidak punya tujuan lagi berada di dalam rumah itu, toh di situ adalah tempat di mana dia dilecehkan.

Saat hendak keluar, dia berpapasan dengan Regina Mo yang baru saja pulang sehabis mengantar Rizky.

"Kamu ikut kita berjalan-jalan saja. "Dia berkata dengan nada memerintah yang tegas.

Regina Mo teringat akan perkerjaannya yang menumpuk di atas meja, dia menyeritkan dahinya, "Ibu, perkerjaanku hari ini banyak, tidak punya waktu luang untuk pergi, nanti aku masih perlu pergi ke kantor. "

Nyonya Sheng merasa dirinya sudah dipermalukan 3 kali, "Ada apa? Kamu dengan kemampuanmu yang pas-pasan itu masih berharap kerja? Ikut aku pergi, nanti kalau kita banyak membeli barang, kamu bisa membantu kita membawakannya, kesehatanku tidak baik, apa kamu tega tidak membantuku membawakan barang-barangku? "

Regina Mo merasa sedih, meskipun sudah terpikirkan olehnya, tapi dia juga merasa sedih, dia akhirnya menyetujuinya dengan terpaksa.

Ijin tidak masuk kerja sekarang bagi Regina Mo adalah sesuatu tanpa tekanan, Amelia Yi sekarang hanyalah sebuah perabot, tapi dia tidak ingin mencarinya sendiri, dia merasa tidak bebas, dia langsung meminta ijin pada Hardi Sheng.

2 buah mobil, Nyonya Sheng ikut dengan mobil yang dikendarai Shanon Luo, sedangkan Regina Mo menyetir mobilnya sendiri mengikuti dari belakang.

Sepanjang perjalanan sampai ke tempat parkir bawah tanah, kedua orang itu terlihat akrab, dan itu berlanjut setelah mereka turun dari mobil.

Regina Mo mengikuti mereka dari belakang tanpa bersuara, menempatkan dirinya di posisi yang tepat tidak akan semudah dijalani hari ini.

"Kamu tidak perlu mengikuti kami naik, nanti aku akan menelepon untuk memanggilmu. "Nyonya Sheng berpesan pada Regina Mo lalu bergandengan tangan dengan Shanon Luo masuk ke dalam supermarket bersama.

Kebetulan itu sama dengan yang Regina Mo inginkan, dia sungguh tidak ingin mengikuti Shanon Luo berjalan-jalan, begitu dia teringat dengan apa yang pernah dia lakukan, dia selalu merasa jijik.

Starbucks di lantai bawah, Regina mo duduk di dekat jendela dengan nyaman, tangannya memegang ponsel, membolak-balik berita.

2 jam kemudian, Regina Mo menerima telepon dari Nyonya Sheng, tanpa banyak berpikir, dia naik ke lantai 3.

Di luar, di tempat yang kosong, Nyonya Sheng dan Shanon Luo keduanya tertawa tak tertahan, tidak tahu apa yang mereka perbincangkan. Belasan tas belanja berserakan di dekat mereka.

Melihat Regina Mo, wajah Nyonya Sheng dipenuhi candaan, "Kamu adalah menantu yang berbakti, pasti tidak sampai hati menyuruh mertuamu membawa barang-barang ini, segera bawakan, kami masih ingin jalan-jalan. "

Shanon Luo berdiri di samping, dengan wajah yang penuh artu menatap Regina Mo, mulutnya mengucapkan sesuatu yang mengandung arti maaf: "Maaf Nona Mo, apa saja yang kulihat terlihat pantas Tante, tanpa sengaja aku membeli terlalu banyak. Kamu jangan merasa tidak keberatan. "

Tentu tidak tidak keberatan, awalnya hanya ingin mempersulit diri sendiri, saat datang sudah mempersiapkan diri, mana mungkin merasa keberatan?

Regina Mo dengan tenang berjalan melewati mereka, dia sama sekali tidak menatap Shanon Luo, dia hanya langsung menghampiri tas-tas belanja itu.

Pertama-tama dia menumpuk barang-barang yang sudah mereka beli, kemudian menggunakan 2 tangannya, mneratakan barang-barang itu, hanya saja saat dia mencoba mengangkatnya, dia baru mendapati, barang-barang itu terlalu berat.

"Ah, aku rasa wanita itu pastilah sang menantu, yang berjalan di depan itu adalah anak perempuannya. "

Sepasang kekasih berjalan melewati mereka, yang perempuan berbisik.

Yang lelaki menyeritkan dahinya, dia jelas-jelas tidak menyukai komentar itu, "Ini, bagaimana bisa begitu? "

Wanita itu menatap pasangannya, "Aku beritahu, kalau ibumu nanti melakukan hal yang sama terhadapku, akan kusudahi hubunganku denganmu. "

Lelaki itu cepat-cepat menggenggam tangan pacarnya, "Sudah, sudah, tidak akan, kamu lihat saja ibuku baik terhadapmu. "

Meskipun mereka berbincang dengan pelan, Regina Mo dapat mendengarnya dengan teramat jelas, hatinya terluka.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu