Chasing Your Heart - Bab 116 Fokus

Tuan besar tidak berada di rumah, maka Arthur Sheng membawa Regina Mo dan juga Rizky bertiga bersama masuk ke dalam rumah.

Regina Mo dalam hati gelisah, tuan besar adalah orang yang seperti apa, apakah beliau akan menyukai mereka berdua? Apakah beliau akan merasa Rizky sangat mirip dengan Arthur Sheng?

Setumpuk pertanyaan membombardir dirinya, dia yang awalnya merasa sangat senang, berubah menjadi tidak tahu apa yan harus dia lakukan.

Arthur Sheng tahu hatinya sedang gundah, sekarang dia juga hanya bisa menggenggam tangannya, memberi dia ketenangan. Dia perlu memberitahu, walaupun kakek menyukai dirinya, beliau belum tentu menyukai mereka berdua, ditambah lagi ayah ibunya, pasti akan mengatakan sesuatu di depan mereka.

Meskipun ini susah, tapi tetap harus dilalui, ini adalah langkah yang harus ditempuh, supaya bisa mencapai tujuan akhir.

Dengan segera, mobil yang mereka kendarai memasuki area rumah mewah, di dalam pekarangan rumah itu ditanami berbagai macam bunga dan tumbuhan.

"Tidak usah takut, kakek memang bertampang serius, namun sebenarnya beliau berhati baik. "

Saat Arthur Sheng berkata demikian, dirinya juga merasa cemas, sebenarnya dia juga bertumbuh dibawah ketegasan kakeknya.

Regina Mo tidak tahu apa yang terjadi, begitu mendengar perkataannya itu, dalam hati dia bertambah tegang. Berbeda dengan Rizky yang sedang dalam suasana hati yang baik. Arthur Sheng memberitahunya mereka akan pergi menemui kakeknya, dia merasa senang bukan main.

Meskipun masih merasa cemas dan tegang, beberapa orang itu tetap berjalan masuk.

Setelah masuk, di sofa yang berada di tengah ruang tamu, duduk seorang lelaki tua. Dia terlihat enerjik, tatapan matanya tajam. Meskipun rambut di atas kepalanya sudah memutih, namun kewibawaannya tidak berkurang sama sekali. Begitu melihatnya, Regina Mo langsung ingin mundur.

Arthur Sheng menggenggam tangannya, maju ke depan, "Kakek, kami datang untuk menemui kakek, Rizky, panggil kakek. "

Rizky dengan semangat mengeluarkan sebuah hadiah yang sudah dia siapkan sendiri pagi itu, "Kakek, ini adalah hadiah yang sudah aku siapkan untukmu, silahkan kakek lihat, kakek menyukainya atau tidak. "

Tuan Besar Sheng ingin mempertahankan keseriusannya, namun begitu melihat bocah kecil yang lucu itu, keimutan bocah kecil itu, dia tidak sanggup untuk marah lagi.

Dia menerima sesuatu dari tangan Rizky, sebuah belalang kecil dari rumput, "Ini kamu sendiri yang membuatnya? "

Rizky mengangguk dengan semangat, "Hm, aku sendiri yang membuatnya! "

Wajah tegas Tuan Besar Sheng perlahan berubah menjadi lembut, "Anak ini sungguh mirip dengan Arthur! "

"Regina, ini kakekku! "Arthur Sheng menggunakan kesempatan saat kakeknya masih dalam keadaan senang, memperkenalkan Regina Mo.

Regina Mo sedikit malu-malu, tidak berani maju ke depan.

Tuan Besar Sheng sudah hidup selama itu, dia sudah pernah bertemu dengan berbagai macam orang, begitu melihat kemurnian dari sorot mata wanita itu, tampaknya dia ini adalah gadis yang baik-baik, dibandingkan dengan cara bicaranya anaknya, tidak sama.

"Duduklah, ayah ibumu sebentar lagi juga akan datang! "

Tuan Besar Sheng mempersilahkan mereka duduk.

Arthur Sheng tahu ini menandakan bahwa dia sudah menerima mereka.

Tuan Besar Sheng memeluk Rizky dalam pangkuannya, kemudian menatap Regina Mo, anak yang sopan itu, "Apa yang sekarang sedang kamu kerjakan? "

Regina Mo tidak langsung memberinya jawaban, Arthur Sheng sendiri juga tahu dia merasa tidak tenang, maka dia membantunya menjawab, "Dia sekarang sedang bekerja di bidang tanaman dan bunga. "

Tuan Besar Sheng dari sikapnya di kebun bunga itu sudah dapat mengetahui kalau dia sangat menyukai bunga, dengan begitu dia hanya melakukan yang dia sukai, "Bagus, bagus. "

Arthur Sheng dan Regina Mo duduk dengan tegap dan tegang, seakan takut akan terjadi sesuatu, berbeda dengan Rizky yang duduk dengan santai sambil memainkan jenggot kakeknya, "Kakek, jenggotmu sangat panjang, sampai menggelitikku! "

Tuan Besar Sheng mengangguk-angguk, "Kamu ini! Kalau kamu tidak memainkannya, jenggotku juga tidak akan menggelitikmu! "

"Siapa bilang, lihatlah, jenggot ini sama seperti jenggot daruma, apa kakek juga tidak bisa jatuh? "

Tuan Besar Sheng berpura-pura memalingkan wajahnya, "Apa kamu meras aku ini seperti boneka daruma? "

Rizky segera menggelengkan kepalanya, "Tidak, kakek ini adalah boneka daruma, karena aku merasa kakek berwajah mirip boneka daruma, tapi kakek itu tidak mirip, namun kakek bisa juga dipanggil demikian. "

Tuan Besar Sheng bisa berkata apa lagi?

Awalnya memang kesalahan anaknya sendiri, yang pada akhirnya kesalahan itu juga dipikulnya juga. Ketika Tuan Besar Sheng melangkah masuk, yang dilihatnya adalah, Rizky sedang memainkan jenggot ayahnya yang biasanya akan membuatnya marah ketika disentuh orang lain, dan ayahnya memelototinya.

Ada beberapa hal yang tidak tahu bagaimana mengucapkannya!

Nyoya Sheng mengikuti istrinya berjalan masuk, melihat Regina Mo yang duduk di sofa sebelah, dalam hatinya seakan ada sebuah batu besar yang menyumbat.

"Itu adalah kakekmu! "

Tuan Besar Sheng supaya dirinya tidak dianggap menjadi boneka daruma, secara khusus menjelaskan pada buyutnya.

Rizky mendongak menatap Tuan Besar Sheng, lalu dia cepat-cepat menundukan kepalanya lagi dan berbisik padanya, "Dia terlihat sangat menyeramkan! "

Perkataannya itu membuat Tuan Besar Sheng tertawa sambil merogoh sebuah cincin dan menyerahkannya pada Rizky, "Bagaimana kalau aku berikan cincin ini kepadamu? "

Rizky menundukan kepalanya, setelah mencermatinya sesaat dia menggelengkan kepalanya, "Kakek buyut, ini terlalu berharga, aku tidak boleh menginginkannya. "

Tuan Besar Sheng tidak menyangka dia akan menolaknya, dia bertanya dengan bingung, "Bagaimana kamu bisa tahu cincin ini sangat berharga? "

Rizky dengan murah hati menarik tangannya, "Kakek buyut lihat saja, cincin yang kakek buyut kenakan ini, di sini ada garisnya, ibu berkata, seorang pria sejati tidak boleh menerima barang yang bagus dari orang lain, maka aku tidak boleh menginginkannya. "

"Haha, bagus, buyutku pun tahu menerima barang dari orang lain tidak baik, ini akan aku berikan padamu, nanti, kamu yang akan mewariskan ini ke keturunanmu. "Dia kemudian menoleh menatap Regina Mo yang wajahnya memerah, "Kamu sudah mengajar anak ini dengan baik! "

Regina Mo tersenyum kecil, "Dia sendiri yang sangat pandai! "

Selama itu anak laki-laki, sebagai seorang ibu bicaranya akan menjadi sangat elegan.

Tuan Besar Sheng mendengarnya berkata demikian, merasa bangga, kemudian dia tertawa terbahak-bahak.

Hanya saja pikiran orang di sebelahnya tidak sedang berada di situ, termasuk Arthur Sheng.

Perhatian mereka terpusat pada cincin itu. Meskipun cincin itu tidak begitu berharga, namun cincin itu sudah melingkar di jari tangan kakek seumur hidupnya, itu sudah menjadi bagian hidupnya.

Pernah sekali, dia tanpa sengaja kehilangan cincin itu, dia secara khusus mengundang beberapa ratus orang untuk mencarinya. Dan setelah dicari seharian, mereka baru menemukannya. Setelah kejadian itu, dia selalu berhati-hati, supaya cincin itu tidak hilang. Sekarang dia malah memberikannya pada Rizky.

Regina Mo tidak tahu apa-apa, tapi yang lain mengetahuinya, maka sekarang dia baru terkejut.

"Ayah, itu adalah barang yang paling kamu suka, akan hilang kalau ayah berikan pada seorang anak kecil! "

Tuan Besar Sheng mencari-cari alasan untuk mendapatkan kembali cincin itu.

Tuan Besar Sheng menerawang, "Barangku ingin kuberikan kepada siapa, itu urusanku, kalau barang itu hilang, itu urusannya! "

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu