Chasing Your Heart - Bab 223 Karena Diracuni.

Saat pertama dimulai, Evelly Mo tak tahu harus mengajari anak itu. Tapi Evelly Mo membuat keputusan dari hal yang dibicarakan Arthur Sheng dan Rizky.

Awalnya dirinya bukanlah orang yang sabar, tapi sekarang dirinya harus berakting menjadi orang yang sabar dan penuh kasih sayang. Evelly Mo merasa ini sulit sekali.

"Kamu lihat, setumpuk korek api diletakkan di tumpukan korek api yang berada di sebelah. Jadi ada berapa tumpukan?" Evelly Mo berpura-pura mengajari Rizky dengan penuh perhatian, tapi Evelly Mo tak menyangka dengan jalan pikiran berbeda milik Rizky.

Rizky mengetuk kepalanya dengan tangan, lalu menjawab dengan serius, "Satu tumpukan.'

Evelly Mo agak kesal lalu menatap Rizky, "Kenapa bisa satu tumpukan?"

Rizky malah balik bertanya, "Jelas-jelas itu ditumpuk jadi satu, bukankah menjadi satu tumpukan besar?"

Apakah itu salah? Dulu ibunya akan memuji dirinya bagus, lalu memberitahu dirinya bahwa pertanyaan ini tidak boleh dijawab seperti itu.

Evelly Mo agak marah. Beberapa hari ini dirinya memberikan pelajaran tambahan untuk anak jelek ini dan merasa dirinya hampir tak berguna. Jelas-jelas satu tambah satu adalah dua, tapi kenapa harus menggunakan tumpukan korek untuk mengajarkan? Apakah anak yang cukup besar pernah melihat korek?

"Kenapa kamu bodoh sekali? Jelas-jelas ini pertanyaan mudah, kenapa tak bisa mengerjakannya?" Evelly Mo marah sambil mengetuk kepala Rizky, jelas sekali ada ekspresi marah di wajahnya.

Rizky mematung. Dulu ibunya tak seperti ini, banyak pertanyaan pun ibunya akan menjawab dengan lembut. Tapi kenapa hari ini berbeda? Seperti sangat tidak suka mengajarinya?

Tentu saja Evelly Mo tak bersedia. Dulu hal yang paling dia tak sukai adalah belajar. Sekarang dirinya harus mengajari anak umur 4-6 tahun. Bahkan soal satu tambah satu, Evelly Mo merasa hampir gila mengajarinya.

Melihat sorot mata kejam pada mata Evelly Mo, Rizky langsung menjadi takut lalu menangis.

Evelly Mo menakutinya, lalu menyuruh Rizky untuk tak berteriak lalu Arthur Sheng masuk ke dalam.

Arthur Sheng menggendong Rizky, menepuk-nepuk bahu anaknya lalu di saat yang sama melihat tak suka ke orang di hadapannya, "Regina, akhir-akhir ini kamu kenapa?"

Jelas sekali Arthur Sheng bisa merasakannya. Tempramen Regina Mo akhir-akhir tak selembut yang dulu, wanita itu berubah seperti gunung api yang siap meletus.

Evelly Mo menyunggingkan senyumnya, "Mungkin karena periodeku akan datang, kamu jaga Rizky. Aku akan membuat jus."

Arthur Sheng merasa, mungkin karena persoalan kemarin lusa membuat perasaan Regina Mo terusik. Arthur Sheng menepuk kepala Regina Mo dengan lembut dan tak bicara.

30 menit kemudian, setelah mengajari Rizky, Arthur Sheng turun ke lantai bawah. Mendengar suara di dalam dapur, hati Arthur Sheng agak menghangat. Hidup seperti ini sungguh menyenangkan.

Evelly Mo mendengar suara langkah kaki, lalu langsung buru-buru mengambil obat tidur dan mengaduknya. Karena obat ini mudah menguap, maka dalam waktu 5 menit harus langsung digunakan baru bereaksi.

Begitu masuk, Arthur Sheng melihat Evelly Mo panik, Arthur Sheng merasa ada yang salah, "Ada apa? Apa ada masalah? Apa orang itu kembali mencarimu?"

Evelly Mo langsung menyembunyikan obat lalu berbalik. Lalu berpura-pura ketakutan di depan Arthur Sheng, "Barusan aku kembali teringat mobil yang meledak. Menakutkan.. aku hampir tak melihatmu."

Arthur Sheng juga tak memperhatikan hal lain, langsung memeluk Evelly Mo dan menepuk pelan punggungnya, "Jangan takut, hal itu sudah berlalu lama sekali. Kamu yang sekarang baik-baik saja, kamu ada di sini, tidak ada yang terjadi di sini."

Evelly Mo menangis, tapi sorot matanya sangat tenang sekali.

Arthur Sheng takut istrinya memikirkan hal lain lagi, lalu langsung merubah topik, "Ini kamu yang memerasnya? Wah kelihatan bagus, apa aku bisa mencobanya?"

Evelly Mo mengangguk, di dalam hati merasa gembira bukan main. Itu minuman yang barusan dia masukkan obat. Evelly Mo berdiri diam melihat Arthur Sheng meneguk habis minuman, lalu sebuah senyum terukir di bibirnya.

Selesai minum, keduanya masuk ke dalam kamar untuk mandi.

Evelly Mo membuat waktu berjalan dengan tepat. 20 menit kemudian, keduanya terbaring di kasur. Arthur Sheng merasa tubuhnya panas.

"Regina, apa kamu merasa panas?" Arthur Sheng merasa tak yakin. Apa karena cuaca panas atau dirinya sakit, kemarin memang dirinya masih flu.

Evelly Mo meletakkan bukunya lalu mendongak, berusaha keras menjadi Regina Mo dengan wajah polos, "Tidak panas kok. Apa kamu demam?"

Arthur Sheng menggelengkan kepalanya, dirinya juga tak tahu. Pria itu hanya merasa, rasanya seperti obat yang dulu pernah diberikan Shanon Luo. Tapi Regina Mo adalah istrinya sendiri. Tak mungkin akan menggunakan obat itu, kan?

Evelly Mo berpura-pura perhatian, lalu menyentuh dahi Arthur Sheng, tidak ada sikap seperti menggoda. Tapi sekarang mana mungkin Arthur Sheng bisa menahan perasaan ini.

Arthur Sheng hanya merasakan tangan yang sangat lembut, ada api di dalam tubuhnya, lalu kekuatan di seluruh tubuhnya tertuju pada satu tempat.

Evelly Mo tahu reaksi obatnya sudah mulai, lalu dengan tenang menurunkan tangannya, "Arthur, kamu sepertinya demam. Sebentar, aku akan ambilkan obat.'

Di bawah arahan Evelly Mo, Arthur Sheng merasa dirinya memang sakit, lalu akhirnya mengangguk.

Ketika keluar, Evelly Mo mematikan lampu kamar, "Kamu tidur dulu, sebentar lagi ku ambilkan."

Evelly Mo keluar untuk menyuruh Shanon Luo masuk ke dalam. Bagaimanapun juga keamanan di apartemen ini lebih baik dari villa biasanya. Tidak ada pemilik yang mengajak masuk, Shanon Luo maka tak bisa masuk, terlebih lagi di bawah masih ada dua orang pengawal.

"Kenapa lama sekali?" Shanon Luo melakukan persiapan begitu lama baru datang, lalu saat datang Shanon Luo juga sengaja membeli obat kesuburan. Karena ingin mendapatkan pria ini, maka dirinya harus benar-benar membuat Arthur Sheng melupakan Regina Mo.

Evelly Mo menatapnya dingin, "Tutup mulutmu. Hari ini kamu hanya melakukan, jangan bicara! Kalau disadari olehnya, tunggu saja pembalasan dariku!"

Shanon Luo adalah tipe orang yang suka menindas yang lemah dan takut pada pihak yang kuat. Saat ini benar-benar jalannya terbuka. Shanon Luo menunduk mengikuti Evelly Mo dan perlahan-lahan masuk ke dalam apartemen.

"Ini temanku, untuk sementara ada urusan. Dia akan menginap semalam lalu pulang. Ketika kalian bertugas, jangan menganggapnya orang jahat." Evelly Mo secara khusus membawa Shanon Luo ke pengawal. Karena memakai masker, tidak ada yang mengenali Shanon Luo.

Begitu di lantai dua. Evelly Mo memberikan Shanon Luo baju tembus pandang. Setelah memakainya, Shanon Luo masuk ke dalam kamar.

Kamar yang gelap membuat pendengaran semua orang menjadi jelas. Orang yang berada di atas ranjang seperti sedang mendesah, apakah karena diberi obat?

Shanon Luo bergetar begitu membayangkan hal yang akan terjadi lalu pelan-pelan berjalan ke sisi ranjang. Belum sempat berdiri dengan stabil, Shanon Luo sudah ditarik oleh Arthur Sheng.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu