Chasing Your Heart - Bab 251 Hatinya Hancur Lebur

Air mata Wenny Ye jatuh berlinang di sofa, dan suaranya terdengar jelas.˙ "Nona Mo, aku tahu ini salahku, tapi aku tidak bermaksud melakukannya dari awal. Tolong lihat aku sebagai seorang ibu, jangan biarkan anakku kehilangan ayahnya!"

Regina Mo menertawakan logikanya dalam hati. Anaknya tidak bersalah, ia bisa mengakui ini. Arthur Sheng sendiri juga tidak mengetahuinya, ia juga sangat mengerti akan itu. Tapi mengapa sekarang ini bisa terjadi?

"Apa yang ingin kamu lakukan?"

Wajah Wenny Ye tiba-tiba berubah. Ada kilatan cahaya di matanya. Suaranya sedikit lebih kuat dari sebelumnya.

"Nona Mo, menurutmu apa yang ingin aku lakukan? Tentu saja, mengambil kembali semua yang kamu rebut dariku. Saat itu, aku baru saja salah paham dengan Arthur sebelum berpisah. Tapi sekarang kita punya anak bersama. Tolong pastikan bahwa kamu dapat membuka jalan untuk kami. "

Regina Mo mengedipkan mata masam. Dia sangat mirip dengan Arthur Sheng sekarang.

……

Di tengah perjalanan, Arthur Sheng merasakan sesuatu yang salah. Mengapa ibu baru ingin membawa Wenny Ye kembali sekarang? Tiba-tiba, kecurigaan muncul dari kepalanya. Dia menginjak rem, berbalik, dan melaju kencang.

Sesampainya di rumah, dia disambut oleh pemandangan rumah yang berantakan. Dia kaget dan kehabisan akal. Sepertinya ibunya sudah datang ke sini. Bagaimana dengan Regina?

Dia mencari dengan cemas sampai dia melihat Regina Mo gemetar di sudut ruang tamu.

“Regina, ada apa denganmu? Pasti ibu mengatakan sesuatu, kan?” Arthur Sheng dengan cepat mengangkat Regina Mo dan mencoba memeluknya. Namun belum sempat mendekap, ia telah didorong olehnya.

"Pergi! Keluarlah dari sini. Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Kenapa kamu menipuku? Kenapa!" Air mata Regina Mo akhirnya turun. Tidak ada ledakan kemarahan, tapi malah lebih menyakitkan hati. Kini Regina Mo seperti anak kucing dengan kewaspadaan yang sangat berat. Siapa pun yang mendekat pasti akan ia gigit.

Arthur Sheng tahu bahwa ibunya tidak menyukainya dan tentu telah mengatakan hal-hal menyinggung. Dia hanya bisa membujuknya, "Maaf, ini salahku. Aku benar-benar tidak tahu tentang itu."

Mengapa? Mengapa Tuhan harus memperlakukannya seperti ini? Mengapa hal seperti ini harus terjadi pada diri sendiri? Begitu Evelly Mo pergi, datang Wenny Ye, ibunya hilang, dan Rizky tidak akan punya ayah sekarang. Mengapa semua ini terjadi?

Air mata Regina Mo mengaburkan pandangannya, ia hanya terus bertanya pada dirinya sendiri mengapa. Namun, tidak ada jawaban. Dunia tidak memiliki banyak alasan, dan semua hal bisa terjadi. Masa depan tidak mampu diprediksi. Semua ini adalah kehendak Tuhan.

"Aku tidak mengkhawatirkan diriku sendiri, aku mengkhawatirkan Rizky. Dia akhirnya punya ayah, lalu tiba-tiba tidak. Bagaimana dia harus menerima kenyataan itu?" Nadanya sangat tenang, tapi matanya berkaca-kaca.

Dengan air mata yang membasahi wajahnya, pikiran Regina Mo kacau. Namun, di mata Arthur Sheng, hanya ada sakit hati. Melihat Regina Mo seperti ini membuat hatinya sakit.

"Maaf, aku tidak tahu aku punya anak sampai tiga hari yang lalu."

Ada kesedihan, sakit hati, dan amarah di mata Arthur Sheng.

Semua yang terjadi terasa begitu ganjal, itulah yang ia pikirkan sebelumnya. Dan setelah melihat begitu banyak bukti, dia masih tidak menghilangkan kecurigaannya. Sekarang dia merasa bahwa dia harus pergi ke Mega Shi lagi.

"Orang itu dibawa oleh Mega Shi. Aku pernah meragukan kebenaran masalah ini sebelumnya. Meskipun hasil pemeriksaan Tisno akan informasi wanita itu tidak menunjukkan keanehan, tapi aku yakin Mega Shi tidak sebaik kelihatannya. Ayo kita cari dia lagi." Arthur Sheng memikirkannya dan memutuskan untuk membawa Regina Mo bersamanya.

"Tidak, aku tidak mau, aku tidak mau melihat Mega Shi, dan aku tidak ingin mendengar tentang kalian!" Regina Mo menggelengkan kepalanya dengan kuat, dan tubuhnya terus menyusut, menyudutkan diri ke sudut ruangan.

Arthur Sheng mengelus keningnya, "Dengar, aku selalu merasa ada yang salah, bantu aku menganalisanya."

Regina Mo mendongak dengan heran. "Apa maksudmu?"

"Hal yang terjadi beberapa hari terakhir terlalu janggal, dan aku tidak percaya bahwa dia adalah orang baik." Suara Arthur Sheng dingin.

Regina Mo memiliki kepanikan di matanya dan harapan yang samar.

Mereka membuat janji di sebuah kafe di tengah kota. Awalnya, Mega Shi tidak mau. Dia selalu merasa tatapan Arthur Sheng tajam, seolah dia akan menusuknya di saat dia tidak berhati-hati.

Jika dia tidak pergi, dia merasa bersalah. Dia mau tak mau berjalan ke kedai kopi . Namun, ketika dia melihat Regina Mo di sini, harapannya hancur lebur.

"Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi malam itu." Arthur Sheng memandang wanita di depannya dengan tenang. Lapisan kabut muncul memenuhi matanya, tak ada kecerahan sedikit pun.

Regina Mo duduk dengan tenang di samping, memegang secangkir teh susu di tangannya dan menyesap, entah tatapan apa yang ia pancarkan.

Mata Mega Shi tanpa sadar berkedip beberapa kali, dan dia melirik Regina Mo dengan hati-hati dalam kegelisahan.

"Bukankah aku sudah menjelaskannya? ”Mega Shi berpura-pura tidak sabar dan melihat ke arlojinya dari waktu ke waktu. "Jika itu yang kamu tanyakan, aku tidak mau membuang waktuku. Aku sibuk."

Arthur Sheng mendengus, "Aku tidak bisa mengganggu keputusanmu, tetapi jika kamu tidak mengatakan apa-apa hari ini, jangan salahkan aku karena berurusan dengan keluarga Shi."

Tubuh Mega Shi sekilas menciut, dan matanya bersinar ketakutan. Pada akhirnya, dia tidak membenci Regina Mo. Jika ada, itu hanyalah perasaan tidak terima. Tidak terima pria sempurna seperti Arthur Sheng, akan dirampok oleh wanita biasa seperti itu.

"Kalau begitu sebaiknya Regina Mo keluar dulu. Apakah kamu pikir dia masih mau mendengar ulang? Kamu yakin ingin membuatnya menderita lagi?" Mega Shi memiliki senyum mengejek di mulutnya, tetapi sedikit ketakutan di matanya.

Arthur Sheng berbalik untuk melihatnya. "Tidak, dia akan mendengarmu."

Mega Shi tercengang dan tidak mampu bersuara. Mata Arthur Sheng meledak seakan ingin membunuh. "Sebaiknya kamu mengatakannya dengan cepat."

"Hari itu...hari itu, aku meminta pengasuh untuk mencari Wenny Ye dan masuk ke kamarmu. Setelah berhubungan seks denganmu, aku masuk dan menggantikannya." Mega Shi, dengan kepala menunduk, mengucapkan beberapa kata dengan gagap, tubuhnya gemetar.

Dibandingkan meneruskan kebohongannya, Mega Shi masih menganggap hidupnya lebih penting. Terlebih lagi, bahkan jika Regina Mo mengatakannya, Arthur Sheng belum tentu mempercayainya.

Regina Mo mematung dalam kekejutan. Bukankah ini adalah kejadian yang dialaminya sendiri lima tahun lalu?

Dia memegang tangannya dengan erat dan menggosok punggung tanganya dengan lembut. Matanya berkedip luar biasa, karena takut dia salah dengar. Suaranya juga sedikit cemas, "Lihat mataku dan katakan lagi."

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu