Chasing Your Heart - Bab 167 Aku Tidak Akan Berani Lagi

Tuano menatap Regina Mo dengan tajam, “Sebaiknya kamu patuh padaku.” Kemudian ia berjalan menuju tepi jalan, ia ingin melihat siapa sebenarnya orang yang berani bermain-main di wilayahnya.

Anak buahnya langsung mengelilingi mereka, jelas sekali mereka ingin melakukan sesuatu, “Apa yang kalian lakukan? Cepat pergi dari sini, ini adalah wilayah kekuasaan Tuano”

Tuano juga kesal akan hal ini, namun ia teringat bahwa dirinya juga merupakan pahlawan disini, mengapa ia harus takut dengan orang-orang ini? Maka ia meluruskan pinggangnya.

Arthur Sheng duduk di dalam mobil, tatapan matanya sedang mencari seseorang di antara kerumunan itu, akhirnya ia menemukan Rizky yang sedang ditahan oleh anak buah Tuano itu, ia juga melihat Regina Mo yang kepalanya sudah berdarah-darah, seketika ia ingin mengamuk saat itu juga.

“Kita tabrak mereka semua!” mobil pertama langsung melaju dan menyerbu di tengah kerumunan itu, mobil di belakangnya juga mengikuti, walaupun tidak dalam kecepatan yang tinggi, namun mobil itu berhasil menabrak beberapa orang.

Apakah Tuano merasa takut? Apakah ada orang yang ingin menghancurkannya? Namun kaca mobil itu gelap dan hitam, ia tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam mobil.

Ia menyuruh anak buahnya untuk mengitarinya, lagi pula jika ia mundur saat ini, ia akan kehilangan martabatnya.

“Turun! Apa kamu mau bersembunyi dan mengobrak-abrik daerah kekuasaanku?” anak buah Tuano sangat banyak, ia berteriak dari belakang.

Arthur Sheng membuka pintu mobil dengan perlahan, kemudian ia berjalan keluar, hanya ada sedikit cahaya di sana, sehingga ia terlihat seperti siluet.

“Tuano? Berani-beraninya kamu!”

Jelas sekali bahwa itu adalah suara Arthur Sheng. Kini Arthur Sheng sudah berjarak dekat dengan mereka. Seketika Tuano menjadi ketakutan, kakinya lemas, wajahnya menjadi pucat, keringat mengucur deras dari tubuhnya.

“Cepat kalian sudahi semua ini, ini adalah Tuan Sheng.” Seketika muncul senyuman yang sangat sopan di wajah Tuano.

Raut wajah Arthur Sheng tidak berubah, namun orang yang familiar dengannya pasti tahu, sekarang ia benar-benar bisa membunuh orang, ia langsung berjalan ke hadapan Tuano, ia tidak mengatakan apapun, kakinya langsung menendang Tuano, membuat Tuano jatuh dan terpental beberapa meter. “Apakah kamu bisa mengatur anak buahku juga?”

Beberapa anak buah Tuano yang berdiri di belakangnya ingin membantu, namun Tuano segera berteriak: “Tidak usah kemari, ini adalah urusanku dengan Tuan Sheng, siapapun tidak boleh ikut campur.” Tuano perlahan merangkak bangkit, kemudian ia tersenyum lagi, “Tuan Sheng, aku memang salah, jika kamu memiliki urusan, silakan bicara saja.”

Billy Gu dan yang lain juga ikut turun dari mobil, Arthur Sheng memberi isyarat pada mereka, mereka langsung memasuki lapangan, bersiap berperang dengan mereka.

Kejadian di sana entah bagaimana kelanjutannya, Arthur Sheng setengah berlari menghampiri Regina Mo, ia juga memeluk Rizky, “Regina, maafkan aku, aku datang terlambat.”

Ketakutan di hati Regina Mo seketika lenyap, Regina Mo langsung menangis dengan keras, “Arthur Sheng, akhirnya kamu datang, aku benar-benar sangat takut!”

Satu tangan Arthur Sheng menggendong Rizky, tangannya yang lain memeluk Regina Mo, Rizky melihat Regina Mo yang sedang menangis, membuatnya tidak bisa menahan air matanya juga, “Ayah, aku sangat merindukanmu, aku sangat lapar!”

Ucapan seorang anak kecil adalah ucapan yang polos dan tulus dari dalam hati, Billy Gu yang mendengar ini merasa sesak di dadanya.

Arthur Sheng hanya bisa mengusap punggung Regina Mo dan berusaha untuk menenangkannya, “Jangan menangis, kalau menangis lagi cantikmu akan luntur.” Saat itu juga tatapan matanya menatap sekeliling.

Vera Sheng yang memaksa Regina Mo untuk datang kesini, Arthur Sheng juga baru saja tahu. Sekarang ia sedang mencari biang keladi dari semua masalah ini.

Sejak pertama kali Vera Sheng tahu bahwa Arthur Sheng telah datang, ia diam-diam bersembunyi di belakang Febri Huang, saat ia melihat Arthur Sheng sedang memeluk dan menenangkan Regina Mo, terlihat ada rasa benci dalam tatapannya, namun seketika tatapan benci itu langsung hilang.

Regina Mo masih memiliki dendam, sangat sulit baginya untuk berhenti menangis, kemudian ia mengadu kepada Arthur Sheng. “Tuano yang mendorongku, ia juga menarik-narik Rizky.”

Rizky dengan sendirinya menunjukkan luka di lengannya kepada Arthur Sheng, namun ia tidak menyangka bahwa ada bekas luka lain di sana.

Dengan sangat berhati-hati, Arthur Sheng meraba bekas luka di tubuhnya, “Siapa yang memukulmu sampai seperti ini?”

Rizky menatap Arthur Sheng dengan kebingungan, “Bibi yang memukulku!”

Tatapan Arthur Sheng berubah menjadi murka, ia mencari-cari dimana Vera Sheng bersembunyi, bagaimanapun juga, ia adalah keponakannya.

Namun saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengurus ini semua, setelah ia membereskan Tuano, ia akan mengurus ini lagi.

Tisno Wen dan beberapa orang lainnya masih berkelahi, sampai Arthur Sheng selesai membersihkan darah di dahi Regina Mo, Arthur Sheng baru menyuruh mereka untuk berhenti.

Tuano sudah dipukuli sampai babak belur, tidak ada bagian dari tubuhnya yang terlihat baik-baik saja, namun ia tetap berusaha untuk merangkak berdiri.

Siapa Arthur Sheng? Walaupun dia adalah seorang gangster, namun perlu diketahui, di Kota A, siapapun sudah mengenalnya, jangan mencari masalah dengan Tuan Sheng, karena ia akan membuatmu bertekuk lutut padanya.

“Tuan Sheng, maafkan aku, aku memang salah, tolong maafkan aku.” Wajah Tuano sudah tidak terlihat bentuk aslinya, darah, ingus dan air mata sudah bercampur menjadi satu.

Arthur Sheng perlahan melepaskan Regina Mo, kemudian ia menyuruh Tisno Wen untuk mengawasi mereka, kemudian perlahan ia berjalan sampai ke depan Tuano, “Apakah kamu tahu mereka ini siapa?”

Tuano berusaha bangkit, ia menahan dadanya yang sakit, “Tidak tahu!”

“Kalau begitu, hari ini aku akan memberimu pelajaran.” Arthur Sheng merenggut kerah bajunya, tatapan matanya begitu dingin, “Mereka adalah orang-orang yang kusayangi, ia adalah satu-satunya istriku, dan dia adalah anakku, kamu pikir kamu bisa menyakiti mereka?”

Setelah itu Arthur Sheng melepaskannya, tubuh Tuano yang lemah jatuh ke tanah, “Maafkan aku, Tuan Sheng, aku tidak tahu, aku sungguh tidak tahu! Kumohon lepaskan aku, aku tidak akan berani lagi!”

Arthur Sheng tidak menoleh, ia langsung berjalan ke dekat Febri Huang, ia sudah melihat Vera Sheng, kemudian ia bersiap untuk menghentikan mereka.

“Plak” satu tamparan mendarat tepat di wajah Vera Sheng.

“Sifatmu yang bodoh san kekanakkan sejak dulu tidak kuhiraukan, namun sekarang kamu malah ingin mencelakai kakak ipar dan keponakanmu sendiri?”

Vera Sheng mencoba berdiri tegak, saat itu jika ia tidak berhenti, mungkin ia juga tidak akan bisa berada di tempat ini sekarang.

Namun kenapa? Apa bagusnya perempuan itu sampai ia bisa mendapatkan cinta dari kakaknya?

“Bagaimana denganku? Aku ini siapa? Mengapa kamu hanya mengkhawatirkannya? Apakah kamu juga memikirkan tentangku?” Vera Sheng berteriak, ia merasa tidak terima.

Arthur Sheng menatapnya dengan sinis, “Kamu yang membawanya kesini, kamu yang mencari perkara!”

Seketika Vera Sheng terdiam dan melotot ke arahnya, ternyata di mata kakaknya, sekarang ia adalah orang yang suka mencari masalah.

Arthur Sheng tidak memiliki waktu untuk mengurus suasana hati Vera Sheng.

Arthur Sheng menatap Tisno Wen sekilas, beberapa berandalan yang datang bersama Vera Sheng ini juga perlu diberi pelajaran, kamu bukan karena mereka, bagaimana bisa Vera Sheng tahu tentang tempat ini?

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu