Chasing Your Heart - Bab 304 Kamu Yang Membunuhnya, kan?

Semua orang langsung melihat ke sumber suara, sadar bahwa ponsel yang berbunyi milik Arthur Sheng.

Melihat ada deretan nomor asing di layar ponsel, asisten yang jaraknya lebih dekat mengangkat ponsel tersebut, "Halo, mencari siapa?"

Ketika Cherry melihat waktu, di sudut bibirnya terukir senyum mengejek, suaranya sangat dingin sekali, "Suruh Arthur yang angkat panggilan ini."

Asisten tersebut melirik sebentar ke arah Arthur Sheng, lalu melihat Arthur Sheng mengangguk, asisten memberikan ponsel pada Arthur Sheng.

Ketika mendekatkan ponsel ke telinga, Arthur Sheng mendengar suara berisik di ponsel, Arthur Sheng langsung menjadi sangat waspada, lalu bertanya dengan suara tak kalah dingin, "Siapa kamu?"

"Tak penting siapa diriku." Cherry tertawa dingin sebentar lalu kembali menjawab, "Yang terpenting adalah.. jika kamu menginginkan nyawa istrimu, datang dan cari aku."

Karena telepon dalam mode loudspeaker, tentu saja Billy Gu juga mendengar suara wanita dalam telepon.

Jelas sekali ada nada ancaman, lalu Billy Gu dengan marah berteriak, "Aku beritahu dirimu, jarang sekali yang berani menipu di sini! Jika kami menemukanmu, kami pasti tak akan melepaskanmu!"

"Iya kah?" Cherry kembali tertawa dingin, "Sepertinya kalian tak peduli dengan nyawa wanita dan anak di sini ya?"

"Karena seperti itu..." Tiba-tiba suara Cherry menjadi pelan, "Maka kami tak perlu memberi ampun..."

Yang paling Billy Gu tak suka adalah ancaman, saat itu Billy Gu semakin marah, "Aku peringatkan dirimu, sedikit saja kamu berani menyentuh mereka, kamu akan mati!"

Di telepon, Cherry mengetuk-ngetuk kuku jarinya yang berwarna merah ke atas meja, suaranya sangat tenang sampai terasa menakutkan, "Coba saja."

"Kamu..." saat Billy Gu ingin memaki lagi, wajah Arthur Sheng sudah semakin tak enak dilihat, lalu mengangkat tangannya dan memotong ucapan Billy Gu, sebisa mungkin menahan emosinya lalu bertanya, "Kamu di mana?"

"Sebentar lagi alamatnya akan ku berikan padamu."

"Ingat, kamu harus pergi sendiri. Jika tidak, kalau nanti terjadi sesuatu, aku tak berani menjamin."

Saat Arthur Sheng ingin bertanya lagi, telepon telah dimatikan. Saat itu juga ruangan menjadi sangat sunyi.

Setelah Cherry mematikan telepon, ujung jemarinya yang panjang mengetikkan alamat lalu mengirimkannya pada Arthur Sheng.

Setelah melihat pesannya sukses terkirim, senyum dingin di bibirnya semakin lebar.

Alamat yang dikirimkan kebetulan adalah pabrik tak terpakai di daerah pinggiran.

Tempat ini sangat terpencil, beberapa orang di dalam ruang rapat melihat rentetan tulisan tersebut, dahi mereka semakin berkerut.

Hati Arthur Sheng mencelos, lalu langsung mengambil jaket di atas meja, bersiap pergi.

Hatinya saat ini kacau sekali, begitu teringat Regina Mo dan Rizky dalam bahaya dirinya langsung merasa tak tenang.

Tisno Wen berdiri menghalangi, "Arthur, tenang dulu!"

"Ya, ini terlalu berbahaya." Billy Gu juga ikut maju, "Kalau kamu sendirian yang maju, sama saja kamu masuk ke dalam jebakan mereka. Jelas sekali mereka sedang memprovokasi dirimu. Jika kamu sendirian, belum tentu kamu bisa menyelamatkan keduanya."

Yang Billy Gu bisa pikirkan, apa sebenarnya tak pernah dipikirkan Arthur Sheng?

Tapi Regina Mo dan Rizky adalah satu-satunya kelemahannya. Sekarang darahnya terasa mendidih, selama itu melibatkan mereka, dirinya tak bisa tenang.

Terlebih lagi melibatkan nyawa!

Melihat Arthur Sheng seperti itu, diam-diam Tisno Wen juga ikut panik.

Siapa yang akan mengira Arthur Sheng yang arogan, sekarang kehilangan akal sehatnya?

Sepertinya masalah perasaan, siapapun yang berani menyentuh orangnya akan habis.

Sebisa mungkin Tisno Wen menenangkan Arthur Sheng, "Arthur, aku tahu kamu tak bisa tenang, tapi kamu harus melihat keseluruhan situasinya. Jika kamu langsung begitu saja ke sana, tidak hanya tak bisa berhasil menyelamatkan mereka, kemungkinan besar kamu masuk ke dalam jebakannya. Apakah kamu mau trik mereka sukses dan membiarkan Rizky masuk ke dalam bahaya?"

"Kamu harus pikirkan dengan jelas. Begitu kamu pergi, kalau terjadi sesuatu, tak ada yang bisa menyelamatkan Rizky." Ucap Tisno Wen dengan sungguh-sungguh.

Ucapan itu langsung membuat akal sehat Arthur Sheng kembali.

Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Arthur Sheng memiliki rencana di dalam otaknya.

Arthur Sheng menatap Billy Gu, dengan tenang memberi instruksi, "Saat itu tiba, aku akan berjalan di depan. Kamu atur orang untuk diam-diam mengikuti. Pihak lawan juga pasti akan menaruh beberapa orang di dekat kita. Jadi kamu haru menjamin tak ada bahaya apapun. Mengerti?"

Akhirnya Arthur Sheng kembali normal, Tisno Wen pun merasa agak lega.

Billy Gu juga tahu, tak mudah untuk Arthur Sheng bisa tenang seperti ini, lalu menjawab: "Baik."

Hal ini melibatkan nyawa Regina Mo dan Rizky, Arthur Sheng tentu tahu bahayanya situasi ini.

Arthur Sheng terdiam sebentar lalu menambahkan, "Hati-hati. Ada sesuatu, langsung hubungi kami."

Setelah merencanakan, Arthur Sheng langsung ke lobi parkir, sendirian menyetir menuju daerah pinggiran.

……

Di pabrik yang terbengkalai tersebar bau lembap dan busuk, perlahan-lahan Regina Mo sadar.

Di saat yang sama Regina Mo merasa kepalanya pusing sekali, merasa ada rasa yang sangat tak nyaman pada tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, Regina Mo baru sadar dirinya diculik.

Seorang wanita kurus berjalan di depannya, lalu mencubit dagunya, "Evelly, akhirnya kamu sadar."

Tenaga yang digunakan Cherry cukup besar, Regina Mo merasa dagunya sakit sekali, saat membuka mulut hanya terasa kering.

Mata Cherry tiba-tiba berubah merah, kekuatan di tangannya semakin besar, "Evelly, kamu itu 100% jalang! Yang membunuh Sean adalah kamu, kan?!"

Rasa untuk bertahan hidup mendominasi Regina Mo, akhirnya dengan kekuatan penuh Regina Mo lepas dari tangan Cherry, "Uhuk.. uhuk... apa yang ingin kamu lakukan?"

"Huh, Evelly. Kamu sudah mengambil hidup Sean, tentu saja aku mau nyawamu untuk mengganti hidupnya!"

Mendengar Cherry selalu menyebut nama Evelly Mo, Regina Mo mengibaskan tangannya, "Kamu salah mengenali orang. Aku bukan Evelly!"

"Kamu masih berpura-pura!" Jelas Cherry tak percaya hal itu.

Setelah tenang, Regina Mo dengan pasrah menjelaskan, "Aku adik dari Evelly. Wajah kami memang sangat mirip, tak aneh jika kamu salah mengenali."

"Siapa kamu?" Regina Mo menatap Cherry dengan curiga, "Apakah kamu orang yang dikirim Evelly untuk menghadapiku?"

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu