Chasing Your Heart - Bab 338 Aku Tahu Kamu Masih Merindukannya

Tentu saja, karena gerakan Arthur Sheng sangatlah cepat, dia tidak bisa mengejarnya.

Saat Tuan Besar Sheng tiba di pintu, Arthur Sheng sudah berada di dalam mobil dan melaju pergi.

Mereka tentu juga tidak bisa lama-lama di sini, setelah bertanya-tanya bagaimana kejadian sebelum Kakek Sheng di culik, mereka pun pulang.

Tak lama kemudian, Regina Mo baru mengetahui dari Tisno Wen bahwa Arthur Sheng ke luar negeri dalam misi untuk menyelamatkan kakek.

Dalam sesaat Regina Mo hanya merasa tenggorokannya tercekat, dan wajahnya menjadi pucat pasi.

Dalam kondisi yang begitu berbahaya.... dia justru malah pergi seorang diri, bagaimana ia bisa menjadi tenang dengan kondisi seperti ini!

Sebelumnya, wanita itu menggunakan cara curang untuk menyekapnya dan Rizky, saat ini dia sangat takut dengan masalah seperti ini, hanya saja dia tidak menyangka, wanita itu sungguh tidak berhenti bekerja, tak lama setelah itu, dia sudah mulai pergerakan melawan mereka lagi.

Dan kali ini dia menggunakan cara yang lebih membahayakan, karena dia berani melawan Kakek Sheng secara langsung!

Bahkan mereka juga berani bergerak terhadap orang tua dan anak kecil, dengan begitu bisa dilihat betapa kejamnya pemikiran mereka.

Regina Mo tidak berhenti berjalan mondar-mandir, dia merasa seolah jantungnya akan meloncat keluar dari tenggorokannya.

Tisno Wen adalah seseorang yang bijaksana dan lembut, maka secara alami dia pun bisa memahami suasana hati Regina Mo saat ini, maka dia pun berusaha menenangkannya dengan berkata, "Kamu juga tidak perlu terlalu khawatir, kami akan memastikan keselamatanmu disini, saat kami mendapatkan kabar apapun dari Arthur, aku akan segera memberitahumu."

Mengatakannya memang mudah, tapi untuk tidak memikirkan hal ini, itu merupakan sesuatu yang sangatlah sulit dilakukan!

Mereka bisa menjamin keselamatannya, tapi siapa yang akan menjamin keselamatan Arthur Sheng!

Arthur Sheng adalah satu-satunya pria yang diperdulikannya, bagaimana bisa dia tidak memikirkannya?

Terlebih saat ini ketika dia mengetahui bahwa Arthur sedang berjalan masuk ke dalam gua singa, dia sangat mengkhawatirkannya.

Tapi yang paling berat untuknya adalah, saat ini selain menunggu Arthur, dia tidak bisa melakukan apapun.

Perjalanan Arthur Sheng kali ini, memang sesungguhnya sangatlah tergesa-gesa.

Di sisi lain, saat Nyonya Sheng baru saja sampai rumah, amarahnya pun meledak-ledak kepada Tuan Besar Sheng.

Nyonya Sheng menutup pintu, dan dengan wajah penuh ketidakpuasan dia berkata, "Katakan apa yang sebenarnya kamu lakukan hari ini, bagaimana bisa kamu mencegah Arthur, orang yang tidak tahu, mungkin mereka akan mengira kita ini bukan orang tua yang baik, dan mengajarinya menjadi tidak berbakti!"

"Apa kamu masih mengikuti perkataanku, ditambah lagi, kita juga tidak mengetahui bagaimana kondisi di luar negeri, jika sampai Arthur Sheng terlibat bahaya, siapa yang akan menanggungnya? Bagaimana dengan Sheng World Group kita? Beberapa tahun ini dia menjalankannya dengan luar biasa, apa kamu juga tidak tahu!"

"Dalam hati kamu terus memikirkan Arthur peri, apa kamu tidak pernah memikirkan bagaimana perlakuannya kepada Dison? Bagaimanapun juga mereka berdua ini juga adalah saudara kandung, apa kamu tahu itu, bagaimana saat ini dia menekan Dison di bawah tangannya?"

Tuan Besar Sheng menghela nafas panjang, dengan agak enggan dia berkata, "Beberapa tahun ini Arthur juga melewatinya dengan tidak mudah, jika bukan dia yang menyangga keluarga ini, perusahaan juga tidak akan menjadi semaju sekarang."

Dada Nyonya Sheng kembang kempis tak beraturan, dia sungguh sangat terstimulasi, "Kamu tahu dia melewatinya dengan tidak mudah, bagaimana dengan Dison, dia berjuang di luar sana sendirian beberapa tahun ini, apakah dia melewatinya dengan mudah? Sekarang dia sudah kembali dengan susah payah, dan kamu masih melindungi Arthur Sheng seperti ini, apakah Dison bukan anak kandungmu?"

"Oh aku tahu, dalam hatimu kamu masih merindukan wanita itu bukan?" Seiring bertambahnya waktu, suara Nyonya Sheng menjadi semakin keras, "Aku tahu kamu masih merindukannya! Lalu kenapa kamu tidak bersama dengannya!"

Menghadapi kemarahan Nyonya Sheng, Tuan Besar Sheng sungguh tidak berdaya.

Dia sungguh tidak menyangka, bagaimana wanita yang berbudi luhur, lembut, dan patuh pada awalnya bisa berubah menjadi seperti sekarang ini.

Dison Pan yang berada di situ tidak kuasa terus melihatnya, dia ingin membujuk, tapi sebelum dia bisa mengatakan apapun, raungan Nyonya Sheng terus menerus memotongnya.

"Apa kamu ini menganggapku ada? Aku sudah berjuang untuk keluarga ini selama bertahun-tahun, demi untuk menjaga perasaan kalian ayah dan anak, bahkan anakku sendiri, Dison Pan! Aku bahkan tidak bisa membawanya di sisiku dan menyayanginya dengan sepenuh hati, sekarang dengan usiaku yang sudah semakin bertambah, kalian menganggapku sebagai orang luar bukan?"

"Dasar wanita ini, aku sungguh tidak bisa memahamimu!"

Melihatnya kata-katanya semakin melantur, Tuan Besar Sheng juga malas untuk mendengarkannya lebih lanjut, dia sungguh sangat membenci perselisihan antar wanita ini, lalu dia pun pergi dan meninggal kan Nyonya Sheng di situ.

Dison Pan bergegas mengejarnya dan memanggilnya, tapi Tuan Besar Sheng bahkan tidak menoleh sama sekali.

Saat kembali, dengan agak tidak senang dia berkata kepada Nyonya Sheng, "Ibu, kamu membuat ayah marah hingga dia pergi!"

Sejujurnya, dalam hati Dison Pan, dia juga masih mengagumi Tuan Besar Sheng.

Walaupun ayahnya sangat jarang berinteraksi dengannya, tapi dalam hati dia juga mengerti, saat ini di dalam keluarga ini, orang yang bisa membantunya adalah ibunya, dan juga orang yang disebut ayah olehnya itu.

Tidak peduli bagaimanapun juga, dia juga tidak berharap bertengkar dengannya.

Lagipula jika Sheng World Group kehilangan Arthur Sheng, dia juga akan bergantung dengan nasihat dari Tuan Besar Sheng.

Nyonya Sheng juga berkata dengan marah, "Tenang saja, cepat atau lambat dia juga akan kembali, lagipula aku juga sudah menghadapinya selama bertahun-tahun, sekarang juga sudah waktunya membuatnya melihat, aku juga bisa marah, jika aku terus menahannya, jangan harap dia akan memikirkan kita ibu anak ini."

"Ibu, aku rasa kamu juga terlalu bandel." Dison Pan mendengus tak berdaya, "Kamu berkata, kalian sudah hidup bersama selama bertahun-tahun, apakah masih harus berkelahi? Bukankah jika hidup rukun itu lebih baik?"

Dison Pan berkata menjelaskan, Nyonya Sheng tampak tidak yakin, dia hanya mendongak dan menatap Dison Pan lalu berkata, "Bocah ini, bagaimana bisa berkata begitu? Bagaimana? Sekarang sudah merasa dewasa dan lebih mengerti, jadi ingin berada di atas ibu dan mengajariku?"

Dison Pan memang orang yang kurang sensitif, maka dia tidak bisa menahan kata-katanya lalu berkata, "Kamu salah paham, bukan begitu maksudku...."

Nyonya Sheng tidak bisa menahannya lagi, dan dia juga tidak berkenan untuk melanjutkan topik pembicaraan yang tidak menyenangkan ini, maka dia pun berusaha mengganti topik pembicaraan mereka, "Sudah sudah, mari kita bicarakan masalah utamanya."

"Ada apa?" Dison Pan bertanya dengan bingung.

Nyonya Sheng menyingkirkan wajah marahnya tadi, dan sontak sebuah senyum menghiasi wajahnya, "Sekarang ini Arthur Sheng sudah pergi dengan begitu sulitnya, ini adalah kesempatan bagimu untuk mendapatkan kekuasaan yang besar."

"Apa artinya?" Begitu mengungkit hal ini, Dison Pan pun mendongak, dengan agak sedikit berlebihan, matanya bersinar berbinar-binar.

"Sekarang dia tidak berada di kantor, menurutmu, jika kepalanya sedang tidak ada di tempat, bukankah akan mudah bagi kita untuk mengendalikan perusahaan dari dalam?"

"Ini......" Setelah memahami maksud Nyonya Sheng, Dison Pan seketika menjadi sangat bersemangat.