Chasing Your Heart - Bab 125 Hasil Tes.

"Bagaimana mungkin tes DNA begitu mudah dipalsukan? Ditambah lagi apa kamu tahu keluarga seperti apa keluarga Sheng itu? Yang kalian bisa lakukan, keluarga Sheng juga bisa lakukan. Apa kamu pikir bisa semudah itu?"

Regina Mo menenangkan ibunya, "Tidak apa, bu. Arthur akan memikirkan jalan keluar."

"Kamu ini. Dulu aku merasa kamu terlalu mandiri, masalah apapun kamu ingin melakukannya sendiri, tapi sekarang kamu lihat dirimu. Ketiga kalimatmu tidak lepas dari kata Arthur."

Ada satu kalimat yang ibu Mo tak ucapkan: Kamu sudah terjebak di dalamnya.

Tiba-tiba ekspresi Regina Mo kaku, setelah itu langsung tercerahkan.

"Bu, aku tahu yang ku lakukan dulu tidak benar. Tapi saat itu aku berpikir, bagaimana menyembuhkan penyakitmu, bagaimana cara agar Rizky tumbuh dengan aman. Tapi sekarang sudah ada Arthur. Hidupku tak berubah, hanya bertambah satu orang yang aku bisa bergantung padanya. Perasaan seperti itu membuatku cukup nyaman!"

Sudah hampir tiga tahun ibu Mo tidak melihat ekspresi senyum seperti itu pada wajah anak perempuannya. Senyuman yang tulus dari hati. Ibu Mo tak bisa mengambil alih haknya, ibu Mo hanya bisa berdoa segalanya akan membaik.

Selesai makan, Regina Mo masih ingin tidur baru pulang ke rumah, tapi Regina Mo diusir pergi oleh ibu Mo. Alasannya dia sudah menikah dengan Arthur Sheng, tak baik kalau tinggal di rumah ibunya!

Regina Mo terpaksa membawa Rizky kembali ke villa dengan perasaan kesal.

Besok adalah hari keempat. Regina Mo harus beristirahat dengan baik dan menyambut tantangan.

Pukul 8.10, bel pintu berdering. Rizky dengan sukarela pergi membuka pintu, mengambil sebuah paket lalu dengan gembira menghambur ke depan Arthur Sheng.

Arthur Sheng membungkukkan tubuhnya mencium dahi Rizky, lalu mendekap anak itu, pelan-pelan membuka amplop.

Di dalam ruang tamu, semua orang langsung menahan napas, Arthur Sheng mengeluarkan dokumen itu perlahan. Ketika akan membuka sampai selesai, Arthur Sheng berhenti sejenak, pria itu memberikan lirikan yakin pada Regina Mo lalu kembali membuka dokumen.

Dalam waktu yang lama, Arthur Sheng melihat kata terakhir di dokumen tersebut, sudut bibirnya agak melengkung ke atas.

Melihat ekspresi anaknya, hati Nyonya Sheng mulai redup. Dia tak percaya. Bagaimana mungkin?

Nyonya Sheng merampas dokumen tes DNA tersebut, tatapannya langsung beralih ke paragraf terakhir. Tidak mungkin. Jelas-jelas dirinya sudah melakukan yang seharusnya dia lakukan. Kenapa malah berubah seperti ini?

Tatapan Arthur Sheng jatuh ke ibunya, "Kenapa? Bu, bukankah seharusnya ibu menyesal?"

Mendengar nada suara yang dirasa salah, tuan besar Sheng langsung merampas dokumen untuk melihat. Di paragraf terakhir tertulis hubungan ayah dan anak persentasenya sebesar 99%, tak terelakkan.

Tuan besar Sheng menatap marah ke istrinya, tapi sekarang nyonya Sheng sedang terjebak dalam pikirannya sendiri. Sebenarnya salahnya dimana? Jelas-jelas bukan itu hasilnya.

Sesuatu yang sudah dikatakan tak bisa ditarik kembali. Tuan besar Sheng juga hanya bisa menerima, "Karena seperti itu, kamu bersiap untuk mengaturnya. Aku akan membawa hasil tes untuk memperlihatkannya ke kakekmu. Malam nanti, bawa anakmu ke sana untuk bertemu kakek." Selesai bicara, tanpa menunggu nyonya Sheng, tuan besar Sheng pergi dengan marah.

Nyonya Sheng baru tersadar, nyonya Sheng merasa dirinya kalah telak, "Arthur, sebenarnya apa yang kamu lakukan?"

Arthur Sheng berpura-pura tak tahu, "Bu, aku tak melakukan apapun."

Nyonya Sheng menggertakan giginya, "Aku tak peduli cara apa yang kalian mainkan, tapi mungkin akan ada tes kedua dari kakek. Hati-hati!"

Nyonya Sheng melotot ke arah Regina Mo lalu pergi.

Di ruang tamu hanya tersisa tiga orang. Regina Mo agak tak berani percaya, sungguh hasilnya seperti ini?

Arthur Sheng memeluk Regina dengan hati-hati, "Bukankah aku sudah memberitahumu? Ada masalah apapun, ada aku di sisimu. Kamu jangan khawatir."

Akhirnya Regina Mo merasakan rasanya bergantung. Sepasang tangannya memeluk erat pinggang Arthur Sheng, dengan mudah air mata meluncur ke pipi dan mengalir ke dalam hatinya. Hanya saja kali ini terasa hangat.

Arthur Sheng hanya ingin Regina Mo senang, tapi tak disangka dirinya malah membuat Regina Mo menangis, walaupun wanita ini menangis karena bahagia, tetap saja tidak boleh seperti ini.

Arthur Sheng buru-buru mengambil tisu, menyeka air mata Regina Mo dengan sangat hati-hati, "Jangan menangis, kalau menangis lagi kamu akan jelek. Ayo cepat siap-siap. Sebentar lagi kita akan bertemu kakek!"

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu