Chasing Your Heart - Bab 230 Dia Tidak Memiliki Saksi

Setelah mengeruhkan kekuatan terakhir, Regina Mo benar-benar jatuh ke tanah, dan dia tidak memiliki tenaga lagi. Semua upaya yang bisa dia lakukan telah dilakukan. Sekarang ia hanya bisa menunggu takdir.

Suara berderak berhasil menghentikan polisi, yang sepertinya bukan tindakan yang dilakukan oleh orang yang sakit parah.

"Apa yang sedang terjadi?" Polisi itu menoleh dengan tajam dan bertanya pada Ayah Mo.

Mata Ayah Mo berbinar. "Dia pemarah. Mungkin dia kesal."

Itu jelas-jelas hanya alasan.

"Kami akan masuk."

Ayah Mo pura-pura setuju, tapi diam-diam mengedipkan mata ke Andi si pengawal.

Pengawal itu ingin melakukan serangan diam-diam. Namun baru saja sampai di dekatnya, polisi sudah mendapatinya dengan waspada. Setelah bereaksi, mereka akhirnya bergulat dengan pengawal.

Ayah Mo membuka pintu dan mencoba menarik keluar Regina Mo.

Regina Mo tidak memiliki kekuatan, tetapi itu tidak berarti dia tidak melawan. Dia berusaha berbaring di tanah selama beberapa menit. Meski tidak bisa lepas dari kendalinya, dia masih bisa menunda.

Memanfaatkan kekacauan tersebut, Kaki Regina Mo tiba-tiba terangkat dan ia menendang Ayah Mo. Ayah Mo dengan mengontrol tangannya sekuat tenaga. Dengan cara ini, Regina Mo bisa menyerang area lain, tetapi sayangnya, dia terjatuh di atas pecahan kaca yang baru saja dia tendang.

Ayah Mo menatapnya dengan muram. "Andi, ayo pergi!" Dia berlari ke sofa dan bergegas keluar dengan tasnya.

Andi tidak ingin lama-lama bertarung. Melihat bos keluar dari pintu, ia dengan cepat melepaskan diri dari ketiga polisi, lalu berlari keluar pintu.

"Kamu baik-baik saja? Rekan-rekanku telah mengejar mereka, tetapi mungkin tidak bisa menangkapnya. Sepertinya pengawal itu dari pasukan khusus. Seorang polisi tetap tinggal untuk melepaskan tali Regina Mo, mengambil handuk dari mulutnya dan menjelaskan dengan suara terengah-engah.

Demam tinggi Regina Mo belum mereda, ia hanya mampu tergeletak di atas serpihan kaca di sekujur tubuhnya. Sekarang pakaian putihnya telah berlumuran darah, yang terlihat mengerikan.

Namun, dia senang akhirnya diselamatkan, meskipun prosesnya sulit, asalkan berhasil!

"Terima kasih." Regina Mo berjuang untuk berbicara. Jika dia tidak rangsangan rasa sakit dari lukanya, dia mungkin sudah pingsan sejak tadi.

Polisi berkata dengan bijaksana, "Tidak apa-apa. Itu tugas kami. Apa kamu sudah merasa lebih tenang?"

Pertanyaannya kepada Regina Mo tidak bisa dijawab. Akibat seluruh tekanan yang hilang dari mental dan fisiknya, dia langsung pingsan setelah mengetahui bahwa dia telah diselamatkan.

Langit diluar abu-abu. Regina Mo tidak tahu apakah itu siang atau malam ketika dia bangun. Dia merasakan suara mendengkur di dekatnya. Melihat lingkungan sekitarnya, dia tahu bahwa dia tidak sedang bermimpi. Dia benar-benar diselamatkan.

Polisi terbangun saat napas Regina Mo menjadi tidak teratur. "Bagaimana perasaanmu?"

Regina Mo baru saja akan menjawab ketika perawat masuk dengan membawa nampan.

"Sudah bangun? Kelihatannya kondisimu sudah cukup baik. Sekarang demam tingginya sudah sembuh, sebaiknya kamu pergi dan membeli bubur untuk pasien. Akur rasa dia seharusnya sangat lapar."

Polisi itu mengangguk dengan canggung dan keluar dari pintu.

Perawat menggelengkan kepalanya. "Pria memang tidak sensitif."

Regina Mo tidak bisa peduli dengan hal lain. Dia bertanya cemas, "Halo, apakah ada yang ikut denganku? Dia seorang wanita berusia empat puluhan."

Nona perawat dengan cepat menekan jarum suntik, "Jangan panik, ada, ada orang lain bersamamu. Ia ada di bangsal samping. Tenang saja, kondisinya sangat baik. Namun bekas luka dipunggungmu mungkin akan tertinggal selamanya."

Regina Mo melepaskan kekhawatirannya dan tersenyum untuk berterima kasih kepada perawat.

……

Setelah melarikan diri, Ayah Mo berbelok beberapa blok untuk menghindari kejaran dua polisi. Mobil itu berhenti di sebuah gang dan dia dengan cepat mengeluarkan ponselnya.

"Evelly, keluar sekarang, kita ketahuan!"

Evelly Mo awalnya sedang melihat berita di tablet dengan santai. Mendengar hal seperti itu, ponselnya hampir jatuh ke tanah. "Apa yang sedang terjadi?"

Ayah Mo berkata dengan cemas : "Jangan tanya apa dan kenapa. Cepat datang, sebentar lagi kita akan terlambat."

Secara alami, Evelly Mo mengetahui keseriusan masalah ini dan dengan cepat berkemas dan meninggalkan apartemen.

"Apa yang sedang terjadi?" Bertemu di tempat yang ditentukan, Evelly Mo langsung menanyakan Ayah Mo.

Ayah Mo menghela nafas. "Kami semua meremehkan Regina Mo, dia bahkan menipuku."

Setelah mendengarkan penjelasan Ayah Mo, Evelly Mo mengangkat mulutnya dengan sinis, "Hatimu terlalu lembut. Dia hanya demam tinggi, dan dia tidak akan mati. Bukankah sudah kubilang kita harus mengakhiri semua kontaknya dengan dunia luar? "

Wajah Ayah Mo dipenuhi dengan kebencian dan amarah. "Aku hanya ceroboh. Aku tidak menyangka dia bisa menipuku."

Evelly Mo juga tahu betapa kerasnya kejadian ini menimpanya. Mengingat pengalaman mereka beberapa tahun terakhir, dia bergumam, "Tidak apa-apa. Kita hanya pergi sebentar sekarang, dan akan kembali suatu hari nanti. Aku harap dia masih sepintar sekarang ketika kita kembali."

Ayah Mo sedikit khawatir, "Jika dia memberi tahu Arthur Sheng ketika mereka kembali bersama, bukankah semuanya akan terungkap?"

Evelly Mo berdiri tegap dan tertawa sombong "Bahkan jika Regina Mo kembali, dia mungkin dianggap gila oleh Arthur Sheng. Dia tidak punya bukti dan saksi!"

Ayah Mo mengangguk. Ibu Mo sudah menjadi cacat. Di bawah pengaruh mentalnya sendiri, dia akan menjadi gila ketika mendengar namanya. Adakah orang yang percaya kesaksian orang seperti itu? Jadi, mereka memang masih punya banyak peluang.

Ayah Mo mengangguk. "Yah, hanya saja ku merasa ini sangat disayangkat." Jelas-jelas sebentar lagi mereka akan berhasil, namun semua usaha hancur dalam satu hari.

Evelly Mo berpikir sejenak, "Tidak perlu terburu-buru, Shanon Luo sedang menunggunya. Aku benar-benar ingin dia mendapatkan Arthur Sheng. Tapi jika dia gagal, tentu saja ia akan membalas dendam ke Regina Mo. Kita hanya perlu menonton pertunjukan yang bagus ini."

Ayah Mo mengangguk setuju.

Evelly Mo bersandar di kursi belakang dan tenggelam dalam pikirannya. Permasalahan kali ini benar-benar tak bisa dihindari. Awalnya, dia ingin menciptkan lebih banyak kebencian. Dengan itu, Ketika Regina Mo kembali ia tidak perlu bekerja keras. Shanon Luo akan menghabisinya dengan sukarela. Sekarang ia masih tidak puas dengan Shanon Luo. Jemarinya masih gatal, seakan dia masih harus melakukan sesuatu. Jika dia tidak memberinya masalah, bagaimana Regina Mo bisa layak untuk balas dendam yang hebat?

Sementara itu, Regina Mo sedang makan bubur dan memikirkan Ayah Mo.

Polisi baru saja masuk dan memberi tahu bahwa mereka tidak berhasil menangkap pelaku. Dia sudah mengh˙arapkan jawaban ini, mengingat kemampuan Andi yang begitu kompeten. Tetapi jika mereka datang lagi, ia akan kembali terjerat dalam bahaya.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu