Chasing Your Heart - Bab 320 Penyelamat hidup

Evelly Mo dan Arthur Sheng sudah lama bertengkar, ia pun mengetahui sedikit banyak akan apa yang sedang Denny pikirkan.

“Sebenarnya, aku memiliki sebuah cara untuk mendekati Regina Mo.” Dia menangkupkan wajahnya, menunjukkan matanya yang besar dan jernih.

Denny tampak ragu sejenak, "Apa itu?"

Tanpa berbelok sana sini lagi, Evelly Mo langsung berkata, "Satu-satunya cara untuk dekat dengannya sekarang adalah ibunya."

"Ibu?"

"Ya," Evelly Mo menyipitkan mata, mengingat masa lalu. "Regina Mo ini, sangat peduli sekali terhadap ibunya."

Kemudian, sebuah sentuhan dingin muncul di hatinya.

Mengenai detail wanita murahan ini, dibandingkan dengan Regina Mo, si bodoh itu tidak tahu apa-apa. Ia selalu menjadi seorang pengecut dan tidak bisa berbuat apa-apa. Satu-satunya cara adalah dengan melepaskan umpan untuk memancingnya keluar dari sarang.

Memikirkan hal ini, Evelly Mo pun mulai merasa sedikit tidak puas.

Ia juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa ia bisa memiliki keluarga seperti ini. Kedua wanita ini sama-sama bodoh dan mudah ditipu. Benar-benar berbeda dengan dirinya.

Untungnya, dia tumbuh bersama ayahnya sejak kecil ia pun tidak merasa kekurangan mereka sama sekali. Tentu saja, ia juga tidak perlu menganggap mereka ada.

Ketika Denny melihatnya berbicara, beberapa pemikiran terlintas dan terlihat dari matanya, ia pun langsung berkata, "Lanjutkan."

"Masalah ini tidak rumit. Kamu cukup memberitahu informasi dan keadaan ibunya kepada Regina Mo, ia akan akan tahu apa yang harus ia lakukan." Evelly Mo tersadar dan menghela nafas, berkata, "Kak Denny, aku benar-benar memohon padamu kali ini. Aku hanya perlu memutuskan perseteruan ini. Dia terlalu defensif terhadapku dan dia sama sekali tidak mempercayaiku."

Lalu, ia tidak lupa untuk mengatakannya dengan nada menyalahkan diri sendiri, "Jika tidak, aku tidak akan merepotkanmu sampai seperti ini."

Denny tersenyum kecil dan berkata dengan sedikit lembut, "Evelly adikku, omong kosong apa yang sedang kamu katakan, kamu tidak perlu segan seperti itu denganku."

"Kak Denny ..." Evelly Mo menggigit bibirnya dan segera menampilkan wajah yang seolah terlihat terharu.

Tidak ada cara lain, ini benar-benar terpaksa karena situasi.

...

Setelah Denny berpamitan dengan Evelly Mo di kafe, Denny langsung melaksanakan apa yang dikatakan oleh wanita tersebut.

Setelah berhasil menemukan nomor ponsel Regina Mo, ia langsung menghubungi nomor tersebut.

Tidak lama setelah telepon berdering, terdengar suara wanita yang cukup ramah, "Halo? Ini dengan siapa ya?"

Baru beberapa hari sejak pertemuan sebelumnya, tentu saja Denny bisa langsung mengenali bahwa itu adalah suara Regina Mo.

"Regina, ini aku," dia menambahkan setelah jeda, "kita bertemu di depan pintumu hari itu, aku masih terus mencarimu."

Setelah mengubah penampilannya, agar dirinya lebih mirip, pria itu bahkan mengubah suaranya.

Lagi pula, jarak kontak di rumah juga terbatas, Regina Mo mengerutkan kening, ia dengan cepat mengingat kembali apa yang terjadi hari itu.

“Oh kamu?” ia berkata dengan heran, “bagaimana kamu bisa mendapatkan nomor ponselku?”

Meskipun pria itu memberinya secarik kertas yang berisi nomor ponselnya pada hari itu, tapi wanita itu menghilangkan kertas tersebut. Ia juga tidak ada menghubungi pria itu.

Tidak mungkin pria itu memiliki nomor ponselnya.

Dan juga, ia tidak pernah berpikir untuk benar-benar menghubungi pria tersebut.

“Ini aku.” Denny tersenyum tipis, “Regina, bagaimana keadaanmu akhir-akhir ini?”

Semakin di pikir, Regina Mo semakin merasa ada yang aneh, ia merasa sedikit gelisah dan bertanya dengan sangat waspada, "jawab dulu pertanyaanku, bagaimana kamu tahu nomor teleponku?"

Sikap kritis dan waspada wanita ini membuat orang sedikit khawatir.

Tak terkecuali dengan Denny. Meski ia sudah bertemu dengan banyak wanita, tetapi orang seperti Regina Mo ini adalah pertama kalinya.

Ia sudah menikah dan mempunyai anak, kenapa sikapnya masih saja seperti gadis kecil yang suka berdebat?

Untungnya, pria itu sudah menyiapkan alasan sebelumnya, jadi ia tidak panik dan menghadapinya tanpa terburu-buru.

“Bukankah itu mudah?” Dia berpura-pura menjadi sedikit tidak berdaya, “Tentu saja aku bertanya kepada salah seorang keluargamu.”

Penjelasannya cukup masuk akal.

Berdasarkan perkataannya, Evelly Mo yang diusir dari keluarga ini bisa memiliki kekuatan kelompok yang begitu besar untuk mendukungnya. Dengan kata lain, sebenarnya keluarga mereka memiliki orang, material dan keuangan yang cukup bagus.

Ditambah lagi perkembangan teknologi dan komunikasi sekarang ini. Ini hanyalah sebuah nomor telepon, mungkin ia terlalu banyak berpikir.

Ketika Denny mengatakan ini, ia berkata dengan nada sedih, "Regina, bukankah aku memberikan nomorku hari itu? Mengapa kamu tidak menghubungiku? Jika aku tidak menghubungimu hari ini, apakah kamu berencana untuk tidak berkomunikasi denganku lagi sama sekali?"

"Jika di pikir, kamu masih sangat kecil ketika bibi bersikap sangat baik padaku saat itu, jadi kamu mungkin tidak memiliki kesan apa pun terhadapku. Aku rasa, jika kamu sudah sedikit lebih tua, hubungan kita tidak akan sampai di tahap ini lagi? Regina, jika kamu bersedia, aku benar-benar ingin memperlakukanmu seperti adik kandungku sendiri."

Semakin pria itu mengatakannya, semakin ia merasa terbawa dalam perasaannya.

Bahkan Regina Mo yang selama ini mewaspadainya, juga sedikit terharu.

Tetapi saat ini, Regina Mo tidak bisa berbicara terlalu banyak. Dia masih ingat kata-kata Arthur Sheng yang menasehatinya untuk tidak berhubungan dengan orang-orang seperti ini.

“Sudahlah, nanti kita bicarakan lagi, masih ada hal yang harus kulakukan.” Setelah kalimat tergesa-gesa yang ia ucapkan sembarangan itu, ia berencana untuk langsung menutup telepon.

Mengetahui wanita itu yang bermaksud untuk menutup telepon, Denny buru-buru berkata, "Tunggu! Bolehkah aku bertemu denganmu, Regina?"

Untuk menarik perhatian Regina Mo, ia buru-buru berkata, "Aku dengar ibumu menghilang! Regina, bisakah kamu memberitahuku? Apakah ini benar?"

Regina Mo berhenti dan merasa ragu sekejap.

Tangannya yang ingin memutuskan sambungan telepon pun terhenti di udara.

Baru saja kemarin ia memikirkan hal ini dalam hatinya, dan hal ini tiba-tiba dibahas oleh seseorang. Sungguh merupakan sebuah perasaan yang tak terlukiskan.

Melihat orang di ujung telepon tetap diam, Denny tahu bahwa apa yang dikatakannya berpengaruh, ia pun berkata, "Jika ini benar, mari kita bertemu! Aku cukup mengerti bibiku. Ayo bertemu dan kita diskusikan secara detail saat itu, mungkin kita bisa mencari tahu! "

Regina Mo tiba-tiba merasakan jantungnya berdegup kencang.

Memikirkan keselamatan ibunya, rasanya seperti ia tenggelam di dalam air yang dalam.

Sekarang, kata-kata Denny hampir seperti sedotan penyelamat hidup baginya.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu