Chasing Your Heart - Bab 274 Tidak Takut

"Ibu, besok Kakak Yuan mengajakku keluar, apakah aku boleh pergi?" Di rumah tidak ada orang, Tuan Besar Sheng pergi bertemu dengan temannya di luar, menyisakan dia seorang diri, Regina Mo menginginkan anaknya kembali, dan saat mengatakannya kepada Arthur Sheng, dia mendengarkan telepon itu.

Regina Mo yang mendengar informasi itu juga merasa agak senang, meskipun Rizky adalah seorang anak yang ceria, tapi jika setiap harinya dia terus berada di tempat yang begitu dingin, dalam waktu lama pun juga akan merubah sifatnya.

Teman Rizky di luar sekolah sepertinya hanyalah Salsa Meng seorang, demi mereka bisa berkomunikasi, kedua ibunya berdiskusi untuk memberikan kepada mereka masing-masing sebuah jam tangan yang bisa digunakan untuk telepon, setiap harinya mereka juga akan berbincang tentang keadaan kelas mereka, dan apakah hari mereka menyenangkan.

Tapi sekarang mereka tidak membuat janji.

Rizky kesulitan untuk memutuskan, awalnya besok dia berencana untuk pergi ke kebun binatang bersama ibunya, tapi tidak disangkanya Kakak Yuan bisa tiba-tiba mengajaknya pergi besok, dia sekarang ingin pergi dengan ibunya, dan juga ingin pergi dengan Kakak Yuan.

Regina Mo menyadari dia telah diam terlalu lama, lalu cepat-cepat menyahut, "Iya, jika begitu kita tunggu besok, untung nya besok adalah akhir minggu, kita bisa pergi bermain."

Ada sedikit rasa bersalah yang terdengar dari suara Rizky, "Tapi kita sudah membuat janji untuk pergi ke kebun binatang."

Regina Mo melirik ke arah Arthur Sheng yang ada di sebelahnya, "Aku dan ayahmu sudah berdiskusi, besok kita bisa pergi ke kebun binatang dulu, kemudian baru pergi ke tempat yang kalian inginkan, jika tidak sempat, kita bisa pergi lusa juga sama saja."

Rizky seperti menyadari sesuatu, menepuk dadanya dengan keras, suara tepukan itu mengejutkan Regina, dia berpikir ada sesuatu yang terjadi kepadanya.

"Jika begitu hari ini ibu akan menjemputku bukan?"

"Tidak, besok pagi jangan bermalas-malasan, kita berangkat lebih awal."

Rizky menutup teleponnya setelah beberapa saat.

"Besok aku akan pergi dengan kalian." Arthur Sheng melepaskan kacamatanya dan memijat kedua matanya yang mulai lelah, pekerjaan di kantor selama beberapa hari ini memang cukup berat, "Sekalian untuk beristirahat, jika Rizky tidak bertemu denganku lagi, aku takut dia akan memanggil orang lain sebagai ayahnya."

Regina Mo memelototinya dengan sedikit marah, mengapa orang ini bicara sembarangan saja.

Saat sedang berpikir, ponselnya kembali berdering, Regina Mo mengira itu adalah Rizky, "Ada apa lagi?"

"Nyonya Sheng, aku adalah ibu dari Salsa Meng."

Sebuah senyum sopan dan sungkan seketika menghiasi wajah Regina Mo, "Oh Nyonya Meng, Rizky sudah berkata kepadaku, besok kita bisa membawa mereka ke kebun binatang dulu, kemudian baru pergi ke tempat lain."

Mata Nyonya Meng terasa pedih tatkala dia mendongak dan melihat sebuah pistol yang diarahkan tepat di pelipis suaminya, ada bau bensin samar-samar memenuhi udara, dan dia menutup matanya dengan penuh kebencian.

"Besok aku dan Sandy ada urusan, mungkin tidak bisa menemani Salsa pergi, jadi bisakah merepotkanmu untuk mengurusnya."

Regina Mo terdiam sesaat, kemudian tersenyum dan menyahut, "Baiklah, aku pasti akan menjaganya dengan baik, mereka berdua bisa bermain bersama."

Matahari terlihat sangat menyilaukan, Regina Mo berjanji dengan mereka untuk pergi pukul 9 pagi, tanpa menunggu Arthur Sheng datang menjemput Rizky, Tuan Besar Sheng sudah mengantarkannya.

"Ibu, hari ini aku sungguh boleh pergi ke banyak tempat?"

Regina Mo mengusap rambutnya, lalu tersenyum dan mengangguk, semenjak kemunculan Evelly Mo, dia sudah sangat membatasi waktu keluarnya, sekarang sudah sangat lama sejak mereka berjalan-jalan keluar.

Ketiga orang itu melaju ke pintu gerbang Istana Anak-anak, Salsa Meng sudah menunggu di pintu gerbang tersebut dengan tas punggungnya.

Regina Mo merasa sedikit sedih melihat anak perempuan di pinggir jalan itu, wajahnya tampak merah juga tidak tahu karena apa,. juga ada bekas dia menangis, kedua tangannya menggenggam selempang tasnya dengan erat, dia terlihat sangat gugup, tapi dimana ayah dan ibunya?

Dia bergegas turun setelah mobilnya berhenti dengan sempurna, lalu melangkah dengan cepat ke depannya, dia berlutut dan menatapnya, "Salsa, ayah dan ibu dimana? Apa mereka tidak mengantarkanmu?"

Salsa Meng tampak tidak nyaman, di wajahnya tertorehkan bekas tangisan, "Ayah dan ibu baru saja pergi!" Dia hanya bisa menggunakan air mata untuk menutupi rasa takut dan penyesalan dalam hatinya.

Regina Mo mengira dia menginginkan ayah dan ibunya untuk menemaninya, dan merasa sedih karena mereka meninggalkannya demi pekerjaan, maka ia pun memeluknya dan menghiburnya.

"Jangan menangis lagi, ayah dan ibu sedang ada urusan, kami tidak punya, aku dan paman hari ini akan menemanimu dan Rizky untuk bermain bersama, pasti akan membuat kalian bermain dengan senang ya."

Salsa Meng perlahan mulai mengendalikan perasaannya, tapi wajahnya masih terlihat merah, melihatnya seperti agak linglung.

Di sebuah mobil bisnis hitam biasa di seberang jalan, Sandy Meng dan Nyonya Meng yang diikat kuat-kuat dengan kasar dilemparkan ke kursi belakang, di sebelahnya duduk dua orang lainnya yang tak lain adalah dua pengawal yang diberikan oleh Evelly Mo, Diana Song duduk di sebelah kursi supir, di tangannya ada sebuah teleskop yang digunakannya untuk mengintai semua gerak-gerik yang terjadi di seberang lainnya.

"Sepertinya kalian mengajari anak kalian dengan sangat baik, lihatlah dia sama sekali tidak takut, sungguh tidak mudah." Diana Song tertawa dengan jahat, wajah kedua orang di kursi belakang itu pun seketika menjadi pucat pasi.

"Tebaklah apakah dia bisa memberikan Rizky Mo, aku rasa dia pasti akan bisa melakukannya, jika tidak ayah dan ibunya tidak akan bernyawa lagi."

Diana Song meletakkan teleskopnya, lalu menoleh ke belakang ke arah dua orang dengan mata merah karena menangis, melihat sorot mata mereka yang semakin ketakutan, dia semakin merasa ini semua menyenangkan.

Tak jauh dari situ, Rizky dan Salsa Meng masih berdiri di situ, tangan Salsa Meng terus menerus dimasukkan ke dalam kantong, dan mengusap-usap dua buah permen lolipop di dalamnya, dalam hati dia merasa semakin panik, apa yang harus dia lakukan?

Wanita itu hanya memberikan waktu setengah jam kepadanya, jika dalam kurun waktu tersebut dia tidak memberikan permen itu kepada Rizky, maka ayah dan ibunya tidak akan terselamatkan, dia teringat benda yang dilihatnya kemarin, benda-benda itu adalah pistol yang dulu hanya dilihatnya di televisi.

"Kemana perginya paman dan bibi?" Wajah Salsa Meng menjadi pucat pasi dan tangannya menggenggam semakin kuat.

Rizky juga menyadari perbedaannya, lalu menghiburnya dengan lembut: "Ibuku sedang pergi membelikan makanan dan minuman untuk kita, aku dengar dengan minum teh tarik suasana hati kita akan membaik, nanti kita bermain sebentar lalu kita pergi ke kebun binatang, di sana sangat menyenangkan."

Salsa Meng berusaha tegar dan tersenyum kecil, "Baiklah, jika begitu ayo kita bermain dulu."

Kedua anak itu bergandengan tangan dan menyeruak kerumunan orang untuk kembali ke sekolah, tapi tangan Salsa Meng yang lainnya juga masih belum dikeluarkan.

"Kakak Yuan, apa yang ada di kantongmu? Sepertinya sangat berharga, bolehkah aku melihatnya?"

Seluruh tubuh Salsa Meng menjadi tegang, dia berbalik, ada suatu kesulitan yang terpancar dari matanya.

Rizky hanya menatapnya dengan seksama, sepenuhnya menunjukkan minat kepada benda tersebut.

Salsa Meng perlahan mengeluarkannya dari kantong, "Ini permen lolipop."

Rizky menatap kedua permen lolipop itu dengan rasa ingin tahu, tidak ada namanya, tapi dibentuk menjadi seekor kelinci, sungguh sangat menarik, satu berwarna merah, dan satunya lagi berwarna hijau.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu