Chasing Your Heart - Bab 176 Apa yang Membuatku Pantas Bersanding Dengannya

"Kak, apa kamu sungguh ingin melakukan ini? "Mata Vera Sheng berkaca-kaca, ekspresinya terlihat nyata, tidak seperti dibuat-buat, tapi Arthur Sheng sudah tidak mempercayainya.

Raut wajah Arthur Sheng suram, mengerikan, matanya menyorotkan kebencian, "Cukup, segera bereskan barangmu dan pergi! "

Nyonya Sheng baru tersadar dari keterkejutannya, "Apa-apaan ini? Jelaskan, Arthur! "

Arthur Sheng masih tidak bersuara.

Tisno Wen dengan buru-buru mendekat ke telinga Tuan Besar Sheng untuk mengatakan semuanya sudah terjadi. Tuan Besar Sheng kemudian menoleh menatap Vera Sheng, waktu berjalan dengan sangat lambat, ini, bagaimana mungkin?

Nyonya Sheng tidak memperhatikan perubahan raut wajah orang di sebelahnya, hati dan pikirannya semua tercurah pada Arthur Sheng, "Kalau hari ini kamu tidak memberitahuku alasannya, aku tidak akan mengijinkanmu mengusir Vera, dia sudah tinggal bersama kami selama ini, dia sudah terbiasa hidup di sini. "

Setelah Regina Mo berhasil menenangkan Rizky, dia keluar. Sebagai seorang korbannya, dia merasa dirinya harus melihat apa yang akan terjadi. Begitu dia turun dan melihat Nyonya Sheng dia tercengang.

"Semua ini kesalahanmu, kalau bukan karena kamu, mereka berdua tidak akan bermusuhan seperti ini, bukan? "Nyonya Sheng mendadak menghampiri Regina Mo membuatnya terkejut.

Begitu tersadar, Regina Mo mundur, dia lalu berkata dengan lirih: "Bukan aku. "

Nyonya Sheng merasa semua yang terjadi di bawah atap rumahnya sekarang disebabkan oleh wanita ini, kalau tidak mana mungkin anak perempuannya melakukan sesuatu yang membuat pusing kepala? Sekarang bahkan kakak-beradik itu sudah di ujung pedang yang berlawanan.

"Kalau bukan kamu, siapa lagi, hanya kamu yang tidak suka dengan Vera di rumah ini. "Nyonya Sheng dengan mantap menyalahkan Regina Mo, membuat Tisno Wen tidak tahan lagi.

Regina Mo menatap Vera Sheng dengan datar, "Dia yang tidak menyukaiku, bukan sebaliknya. Ibu, dia adalah anak perempuanmu dan aku adalah menantumu, apakah ibu bisa lebih adil? "

Regina Mo tidak tahu harus berkata apa lagi, semua orang sudah mengetahui kenyataannya, mengapa harus dibuat-buat?

"Kalau begitu bagaimana bisa demikian? Pasti ada kaitannya denganmu! "

Regina Mo menahan kemarahan di dalam hatinya, "Masalah ini memang ada kaitannya denganku, tapi aku di sini hanyalah seorang korban. "

Nyonya Sheng menatap Regina Mo, api amarah menyembur keluar dari dalam hatinya, "Kamu, seorang korban? "

"Tentu, anak angkatmu memaksa anakmu, suamiku, minum obat, dia tertangkap basah, apa ibu tidak ingin menanyakan anakmu kenapa hari ini pergi ke rumah sakit? Dia seharian di rumah sakit bersamaku. "

Regina Mo paham kebenaran dibalik ungkapan orang baik selalu disalahi orang lain, dulu dia mengira dia tidak perlu demikian, toh nantinya ini juga akan menjadi rumahnya. Tapi sekarang tidak sama, Vera Sheng hampir saja merebut suaminya, kalau sekarang dia tidak juga mengatakan apa-apa, bagaimana nanti dia harus bersikap di rumah ini.

Nyonya Sheng sudah terkejut oleh perkataannya itu, mana mungkin, Vera Sheng yang sudah sejak kecil tidak keras kepala, dia juga tidak mungkin melakukan hal seperti itu, tapi kenapa sekarang dia demikian?

Suasana di ruang tamu menjadi canggung, masalah seperti itu dibicarakan dengan terbuka, untuk saja tidak ada orang luar yang berada di situ.

Tuan Besar Sheng menatap Regina Mo dengan tidak senang hati. Regina Mo memilih untuk menghiraukannya. Masalah seperti ini dia sendiri sungguh tidak ingin mengatakannya, mengetahuinya saja sudah cukup, namun akting Vera Sheng dan paksaan Nyonya Sheng membuatnya berubah pikiran.

Saat Vera Sheng mendengar dia mengatakan dirinya menggoda kakaknya, tidak menyangka dia lebih memilih untuk tersiksa daripada menyentuh dirinya, dia bangkit berdiri dan menatap Regina Mo dengan marah.

"Kamu ini hanyalah seorang perempuan yang tidak tahu malu, apa perempuan sepertimu ini pantas bersanding dengan kakakku? "

"Apa kamu ini sungguh mengira dirimu sangat suci? Anak itu, dilihat dari mana mirip dengan kakakku? Orang sehina kamu sama sekali tidak pantas menerima cinta kakakku, hanya aku, hanya aku yang pantas. Aku sama sekali belum pernah dinodai lelaki lain, tidak sehina kamu. "

"Regina Mo tertawa, dia tidak mengerti dirinya bisa tertawa saat dihadapkan situasi seperti itu, mungkin dirinya sudah tidak peduli lagi. Di dalam keluarga ini, selain Arthur Sheng, apa ada yang baik terhadapnya? Tidak ada!

Arthur Sheng dapat merasakan perubahan suasana hati Regina Mo. Mendengar perkataannya barusan, kemarahan dalam hatinya semakin berkobar, sebuah tamparan melayang, "BERLUTUT! "

Pandangan Vera Sheng dipenuhi kekecewaan, kakaknya yang sedari dia kecil selalu menyayanginya, sekarang karena wanita jalang itu berani menampar dirinya, dia menggigit bibirnya, menahan diri untuk tidak memohon ampun. Dia adalah wanita yang sombing, hanya dengan demikian dia pantas bersanding dengan kakaknya. Mengenai wanita itu, nanti pasti akan datang kesempatan untuknya.

Berpikir sampai di sini, bibirnya sudah nyaris pecah karena dia gigit, darah mulai merembes ke pecahan bibirnya. Tiba-tiba dia tertawa sinis, "Kak, aku akan pulang untuk mencarimu lagi. "

Vera Sheng tidak menghiraukan apa yang dipikirkan orang lain, dia berlutut lalu menghempaskan kepalanya ke atas lantai 3 kali, "Terima kasih atas kasih sayang ayah dan ibu, kalau ada kesempatan di kemudian hari, aku akan membalas kebaikan ayah dan ibu. "

Tuan Besar Sheng dan Nyonya Sheng melihat setelah melakukan itu dahi Vera Sheng benjol keungunguan, dalam hari merasa tidak enak, dia kemudian menoleh dan berkata pada Arthur Sheng, "Arthur, dia ini adikmu. "

Arthur Sheng sama sekali tidak menoleh, dia hanya berkata dengan datar: "Aku mulai hari ini sudah tidak punya adik, dulu aku berusaha meluruskan jalan hidupnya, sekarang biarkan semuanya kembali ke tempat yang seharusnya. "

Nyonya Sheng tidak mengatakan apa-apa lagi, dia hanya menatap Vera Sheng sambil menitikan air mata.

Vera Sheng tertawa, "Ibu, jangan khawatir, aku akan kembali lagi. "

"Regina Mo, suatu hari nanti aku akan membuatmu mengerti kesusahan terbesar dalam hidup ini. "Vera Sheng berbalik kemudian memelototi Regina Mo, mengatakan sesuatu yang mirip dengan sebuah ancaman, lalu bangkit berdiri dan berlari keluar.

Air mata Nyonya Sheng terhenti, dia menatap Regina Mo dengan kebencian yang dalam, "Apa kamu sudah puas sekarang? "

Regina Mo tertunduk diam, sebenarnya dia masih belum puas! Ancamannya barusan membuatnya merasa seakan dia baru saja terkena racun ular, tubuhnya gemetar.

Arthur Sheng melirik ke arah Regina Mo, dia lalu maju dan meraih tangan Regina Mo, "Sisanya biarkan Tisno menjelaskan padamu, kita sekarang pergi tidur terlebih dulu."

Tuan Besar Sheng sudah mengerti cukup banyak, tapi dia masih tidak tahu penyebabnya. Untuk mendapatkan jawaban yang jelas, dia menahan diri untuk tidak menghalangi Arthur Sheng.

"Yang terjadi persis seperti yang baru saja dikatakan, Vera Sheng memang memberinya obat, hari ini dokter sudah memberi penjelasan. Kalau sampai terlambat, nyawanya akan dalam bahaya. Obat yang dia minumkan mempunyai efek halucinogen yang cukup kuat, seperti narkoba. "

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu