Chasing Your Heart - Bab 318 Hanya Kamulah Orang Yang Paling Aku Pedulikan

Tepat ketika Regina Mo ingin meyakinkan pria tersebut, Arthur Sheng tiba-tiba berbicara.

"Jika ingin kembali, ya kembali saja. Aku tidak masalah."

Ia mengucapkan kalimat ini dengan datar, seolah-olah dia benar-benar tidak peduli akan hal ini sama sekali.

Secara keseluruhan, ketenangannya ini telah mengejutkan dan juga membuat banyak orang memiliki pandangan berbeda tentang dirinya.

Bahkan Nyonya Sheng yang semula bersuara pun sontak kaget dan tertegun sejenak.

Meskipun mereka telah berhubungan selama bertahun-tahun, bagaimanapun, karakter Arthur Sheng agak sulit dipahami. Ia pikir ia harus menghabiskan banyak waktu untuk berbicara dan membujuknya, tapi tanpa di sangka, pria itu menyetujuinya begitu cepat.

Setelah wanita itu tersadar, ia langsung merasa sangat gembira.

Kerumunan di sekitar yang melihat perubahan cepat dalam situasi ini pun menghela napas lega.

"Pangeran Keluarga Sheng benar-benar berhati besar. Katakanlah ia membiarkan anak itu masuk. Jika mereka benar-benar menjadi dua bersaudara nantinya, mereka mungkin akan berebut mati-matian!"

"Bukankah memang seperti itu sejak awal? dengan usianya ini, apakah menurutmu ia akan memperhitungkan persaudaraan ini? tampaknya, Arthur Sheng terlalu percaya diri!"

"Stt, kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, tapi sejauh mata memandang, sepertinya tidak akan sesederhana itu!"

“Sepertinya aku juga mencium bau asap mesiu. Kalau begitu, menurut kalian, cucu dari Keluarga Sheng adalah orang yang tegas dan hebat sekali di lapangan, bagaimana dia bisa menyerah begitu saja? tameng besar Nyonya Sheng ini tampaknya memiliki perencanaan yang sangat bagus! "

Awalnya Nyonya Sheng senang sekali, awalnya ia pun tidak ada niat untuk mempedulikan hal ini, namun begitu mendengar kalimat terakhir, tiba-tiba raut wajahnya berubah dan ia menoleh ke orang yang sedang berbicara. Ia melotot, seolah sedang memperingatkan mereka dalam diam.

Melihat Arthur Sheng mengatakan ini, Kakek Sheng segera menghela nafas kemudian berkata, "Karena Arthur Sheng juga sudah menerimanya, aku juga tidak memiliki pendapat lagi."

Kalimat penutup dari Kakek Sheng ini seolah merupakan puncak penyelesaian dari masalah ini.

Nyonya Sheng dan Dison Pan saling pandang dan tersenyum.

Tentu saja kesombongan dan rasa bangga mereka tidak boleh di pelihatkan di depan semua orang.

“Arthur, terima kasih, kamu benar-benar anak yang sangat baik dan berhati besar!” Nyonya Sheng berdiri, matanya dipenuhi dengan kegembiraan yang tidak bisa disembunyikan.

Arthur Sheng hanya mengangguk pelan, ia bahkan tidak memberi mereka tatapan sama sekali.

Nyonya Sheng juga tidak keberatan. Setelah buru-buru merapikan pakaiannya, ia berkata dengan gembira, “Arthur, sudah lama sekali kita mendebatkan ini, begini saja, bagaimana jika kamu kemari dan duduk denganku, ayo kita makan. bagaimana?"

Arthur Sheng sejak awal sudah sangat muak dengan mereka, bagaimana ia masih bisa memiliki nafsu makan?

"Tidak," jawabnya langsung sambil mengangkat tangan, "Karena masalahnya juga sudah diumumkan, maka aku akan pergi duluan. Masih ada hal-hal yang harus ku urus di perusahaan."

“Bagaimana mungkin kamu tidak makan?” Untuk meminimalisir gosip orang lain dan menciptakan ilusi keharmonisan keluarga, Nyonya Sheng memberikan sikap munafiknya, “Arthur, kamu selalu sibuk bekerja, kamu tetap harus memperhatikan tubuh dan pola makanmu. Singkat kata, pola makanmu harus teratur. Lihat dirimu, kurus seperti ini ... "

Setelah memberikan sedikit perhatian pada pria itu, Nyonya Sheng mulai memprovokasi dan menyudutkan Regina Mo.

"Regina Mo, lihat dirimu, sebagai menantu dari keluarga Sheng, kenapa kamu tidak peduli pada arthur Sheng sama sekali? Setelah bersamamu, dia jelas sekali menjadi lebih kurus, ia sudah bekerja dengan sangat keras di perusahaan, pulang kerumah masih harus mendapat tekanan darimu, bagaimana caramu menjadi seorang istri? "

Ucapannya terdengar jelas sekali kalau ia sengaja mempersulit wanita itu.

Semua orang tahu bahwa Nyonya Sheng dengan sengaja selalu berusaha membuat wanita itu terlihat jelek, dan Regina Mo juga merasa tersudut, kali ini, ia tidak tahu bagaimana melawannya.

Bagaimanapun, orang-orang yang berdiri di sini semuanya adalah pendukung Keluarga Sheng, jika ada satu saja yang tidak baik dari keluarga Sheng, maka semuanya akan menuding orang tersebut.

Saat Nyonya Sheng melihat Regina Mo yang diam, ia langsung teringat akan perlakuan Regina Mo terhadap dirinya beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ia merasa sedikit lega dan semakin menjadi, "Regina Mo, dengarkanlah semua yang aku katakan tentangmu ini, lihatlah,bagaimana kamu bisa menjadi menantu perempuan di Keluarga Sheng ini— "

Tepat ketika wanita itu ingin melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba terengar suara teriakan, "Cukup!"

Nyonya Sheng tercengang sejenak, lalu tiba-tiba berhenti.

Orang yang berbicara adalah Arthur Sheng, semua orang tidak menyangka bahwa pria yang sedari tadi terlihat tenang itu benar-benar memperjuangkan Regina Mo sebegitunya. Tampaknya wanita ini sangat penting baginya

"Regina Mo sangat baik. Bahkan jika ada sesuatu yang salah, tidak perlu kalian yang membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab seperti itu."

Dengan mendominasi kata-kata sumpah serapah ini, Arthur Sheng langsung merangkul bahu Regina Mo dan meninggalkan tempat kejadian.

Melihat sosoknya yang pergi, Nyonya Sheng membuka mulutnya dan berkata dengan nada canggung, “Baiklah, karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan Arthur di perusahaan, maka kita saja yang makan terlebih dahulu." katanya kepada Kakek Sheng sambil tersenyum, "Kakek Sheng, aku akan membantumu untuk duduk kesana. "

"Tidak perlu." Tanpa diduga, Kakek Sheng langsung menolaknya, "Aku tidak nafsu makan, kalian makan saja duluan."

Hari ini, setelah mendengar kata-kata dari kedua pasangan ini, mereka bergegas kemari dengan tergesa-gesa, tapi mereka malah mendengarkan sesuatu yang kacau seperti ini. Untuk sementara waktu, ia tidak akan bisa menerima dan merasa tenang, jadi wajahnya terlihat seperti memiliki beban masalah yang berat.

Ibu tiri itu terkekeh dan tidak peduli, dia hanya menatap tubuh Kakek Sheng yang masih terlihat sehat itu, lalu menoleh dan mulai menarik Tuan Besar Sheng untuk merayakannya bersama-sama.

Setelah keluar, Regina Mo merasa sedikit marah dengan apa yang baru saja dikatakan Nyonya Sheng, tapi pada akhirnya dia merasa bahwa dia tidak seberapa jika dibandingkan dengan Arthur Sheng.

Dia memandang Arthur Sheng di sebelahnya dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apakah kamu benar-benar tidak peduli dengan masalah hari ini?"

“Mengapa harus peduli?” Arthur Sheng tersenyum tipis dan bertanya, “Ia hanyalah seorang anak haram yang telah berkembang dengan mendapatkan gelarnya, ia bahkan tidak memiliki keterampilan apapun. Apa yang bisa ia lakukan?”

Ia pun tidak lupa mengatakan kepada Regina Mo, "Kalau kamu ingin tahu,orang yang paling aku pedulikan di dunia ini hanyalah kamu seorang."

“Aku sedang serius!” Wanita itu di goda oleh Arthur Sheng dan wajahnya langsung memerah.

Tapi kemudian dia merasa ada yang salah dengan apa yang dikatakan Arthur Sheng barusan.

Entah kenapa, saat mendengar ia mengatakan hal itu, seolah ia telah mengetahui keberadaan anak itu sejak dulu.

Jika tidak, dia seharusnya tidak tahu latar belakang dan karakter anak tersebut.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu