Chasing Your Heart - Bab 365 Aku Ingin Pergi Dengannya

"Siapa yang mengatakan kamu tidak ada apapun untuk dilakukan di rumah?" Billy Gu dengan sengaja mengatakan kalimat tersebut dengan serius, tapi kemudian nadanya menjadi lebih santai saat dia melanjutkan, "Kamu baik-baiklah menjaga dirimu sendiri, itu saja merupakan kepuasan kami yang terbesar."

Regina Mo mengangguk dan berkata: "Baiklah, tetapi kalian juga harus bisa membagi waktu bekerja dan istirahat dengan baik, jika ada sesuatu yang tidak bisa kalian tangani, tinggalkanlah dan selesaikanlah nanti setelah Arthur kembali."

Begitu menyinggung tentang Arthur Sheng, dia pun kembali menjadi sedih.

Tapi semuanya itu tentu tak bisa dia perlihatkan di hadapan Tisno Wen dan yang lainnya.

Lalu, dia segera menahan emosi yang hampir muncul di matanya, dan melanjutkan berkata, "Atau, jika memang menemui suatu kesulitan yang darurat dan sulit diatasi, kamu juga bisa menelepon Arthur dahulu, dia lebih berpengalaman, pasti dia mempunyai cara."

BIlly Gu memang sudah khawatir akan Arthur Sheng, dan di waktu yang sama dia juga sedang menyembunyikan kenyataannya dari Regina Mo, dia tidak ingin Regina menjadi berpikir macam-macam.

Tak ada cara lain, setelah mempertimbangkannya, Billy Gu pun hanya bisa menjawab: "Ini tidak ada hubungannya dengan perusahaan."

"Jika begitu apa?"

Regina Mo bertanya dengan heran.

Billy Gu sungguh tidak tahu bagaimana dia harus menjawabnya, maka untuk menghindari dia mengatakan terlalu banyak, dia pun bangkit berdiri, dan bersiap untuk kembali ke kantor.

"Masih ada sedikit urusan di kantor, aku tidak akan berlama-lama disini, jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa menghubungiku kapan saja."

Billy Gu mengambil jasnya, lalu mengatakannya sembari berjalan keluar.

Regina Mo tahu bahwa dia tidak ingin terlalu banyak bicara, maka dia pun tidak bertanya lebih banyak, dan hanya menjawab, "Baik."

Setelah terdiam sesaat, dia kembali teringat akan Arthur Sheng, lalu bertanya kepadanya, "Oh iya, ada kabar apa dari Arthur akhir-akhir ini?"

Begitu menyebutkan Arthur Sheng, hatinya terasa seperti diremas.

Bagaimanapun juga dia adalah orang yang memenuhi pikirannya setiap siang dan malam.

Dan Billy Gu, ketika mendengarnya menanyakan tentang Arthur Sheng, juga tiba-tiba menjadi kaku.

Dia sesungguhnya sangat tidak ingin Regina Mo teringat akan Arthur Sheng, tapi kebetulan sekali, saat ini dalam hati Regina Mo tidak ada yang lainnya selain memikirkan Arthur Sheng seorang.

Sedangkan Regina Mo yang melihat Billy Gu tidak mengatakan apapun dalam waktu yang panjang, hatinya merasa kalut, dan dengan sangat cepat muncullah berbagai macam kejadian yang buruk di dalam benaknya.

Lalu, Regina Mo dengan peka mulai menyambungkan, Billy Gu yang barusan tampak sangat tegang saat bersamanya, dan berkata bahwa tidak ada hubungannya dengan perusahaan, jangan-jangan, masalah yang dihadapinya berhubungan dengan Arthur Sheng.

Begitu memikirkan adanya kemungkinan masalah itu berhubungan dengan Arthur Sheng, jantungnya pun berdegup dengan sangat cepat.

Kemudian, sebelum Billy Gu menjawabnya, dia pun bertanya langsung kepadanya: "Masalah yang kamu cemaskan, apakah jangan-jangan berhubungan dengan Arthur?"

Menghadapi pertanyaan Regina Mo, kepanikan sontak melintas di mata Billy Gu, "Arthur tidak apa-apa, jangan berpikir macam-macam."

"Sungguh?" Pada awalnya Regina Mo tidak merasa curiga, tapi saat ini tidak tahu mengapa, dia pun mulai ragu dengan perkataannya itu.

Kemudian, dia pun menghampiri ke depan Billy Gu, kemudian menatap lurus ke arah matanya, seakan dia ingin mencari jawaban dari sepasang matanya itu.

"Iya." Billy Gu mengangguk, dan menghindari tatapan mata Regina Mo, kemudian menatap lurus ke depan.

Matanya tampak jernih dan bening, menatapnya saja, sungguh membuat orang tidak bisa bertahan.

"Aku saat ini sungguh sedang ada masalah yang cukup darurat, aku pergi dulu." Melihat Regina Mo terus menatapnya, Billy Gu mengelak dan berkata demikian.

Regina Mo mengikuti langkahnya, "Jika begitu aku akan ikut kamu ke kantor, biarkan aku menghubungi Arthur, aku ingin melihat sendiri dia tidak apa-apa barulah aku bisa tenang. Bagaimana?"

"Ini......." Billy Gu tampak ragu sesaat, dalam hati dia sungguh tidak berdaya menghadapi Regina Mo.

Bagaimana tidak terpikir olehnya, bahwa Regina Mo ini ternyata akan begitu sulit.

Billy Gu hanya bisa beralasan, "Menurutku, bagaimana jika lain hari saja."

Akan tetapi, dia terlalu meremehkan indra keenam wanita.

Keraguan nya pun tak luput dari tatapan Regina Mo.

Tidak tahu mengapa, saat ini Regina Mo merasa hatinya tidak tenang, juga semakin merasa bahwa Billy Gu menyembunyikan sesuatu darinya tentang Arthur Sheng.

"Aku rasa hari ini baik-baik saja, aku sudah beberapa hari ini tidak menerima kabar tentang Arthur."

Begitu mengatakannya, Regina Mo agak menunduk, kesedihan mulai melanda matanya.

Tidak ada seorang pun yang tahu seberapa besar perhatian Arthur Sheng kepadanya.

"Aku mohon...." Mata Regina Mo memohon, lalu ia berkata, "Kamu pasti punya cara untuk menghubunginya, bukan?"

Billy Gu menarik nafas dalam-dalam.

Tidak ada cara lain, Regina Mo sesungguhnya memang sangatlah peka, dia belum mengetahui apapun, tapi dia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak benar dengan sangat tajam.

Sepertinya, hal ini memang tidak bisa disembunyikan lagi.

Billy Gu merasa tertekan dari semua sisi di bawah tatapan Regina, dan akhirnya berkata pelan, "Kali ini Tisno, dia pergi ke tempat Arthur."

Mengingat sosok Tisno Wen yang tampak terburu-buru, Regina Mo seketika gemetar, dan dengan suara tercekat bertanya, "Jangan-jangan, ada sesuatu yang sungguh terjadi kepada Arthur?"

"Ini......" BIlly Gu ragu-ragu, sesungguhnya dia merasa ini sangat sulit dikatakan.

Perkataan dokter itu, masih terus bergema di telinganya.

Meskipun tubuh Regina Mo sudah mendekati sembuh total, tapi dia masih butuh banyak istirahat dan pemulihan.

Terlebih saat ini dia sedang dalam keadaan hamil, anak dalam kandungannya juga pastinya membutuhkan suatu saat yang tenang, Regina Mo juga sangat memikirkan Arthur Sheng, jika dia mengalami hantaman mental ini, itu akan membawa dampak yang sangat besar bagi pribadinya sendiri.

Meskipun saat ini kondisi Arthur Sheng memang mengkhawatirkan, tetapi Regina Mo juga harus menjaga diri baik-baik, jika keduanya tumbang, maka nantinya bisa menimbulkan masalah yang lebih besar.

Billy Gu mempertimbangkannya dalam waktu yang begitu lama, lalu pada akhirnya mengatakan dengan tidak jelas, "Meskipun Arthur di sana sedang mengalami sesuatu, akan tetapi pasti tidak separah yang kamu bayangkan, jadi jangan kamu berpikir macam-macam."

Jika tadinya Regina Mo masih bisa berusaha untuk tenang, maka begitu mendengar perkataan Billy Gu, dia pun kehilangan akal sehatnya.

Semenjak hari Arthur Sheng pergi, beberapa hari ini, dalam benaknya hanya ada sosok bayangan Arthur.

Sekarang tiba-tiba mendapat kabar bahwa kondisinya tidak begitu bagus, ini membuat suasana hatinya bergejolak dan semakin tidak tenang.

Regina Mo yang otaknya terasa kosong, langsung berkata kepada Billy Gu dengan suara parau: "Tidak bisa, aku harus segera menemui Arthur saat ini juga!"

Dia mencengkeram tangan Billy Gu, dan dengan acuh berkata, "Kamu berkata bahwa Tisno Wen pergi menemuinya bukan? Dia sekarang berada di bandara bukan? Aku ingin pergi dengannya!"

Billy Gu membuka mulutnya, akan tetapi dia sungguh tidak tahu apa yang seharusnya dikatakannya.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu