Chasing Your Heart - Bab 195 Bingkai

Regina Mo mengerutkan kening, "Aku akan membicarakannya dengan Arthur, bu, ibu tidak perlu khawatir."

Nyonya Sheng meliriknya sekilas, "Bagus kalau begitu."

Regina Mo berpikir sejenak, "Bu, kalau begitu aku akan pergi mencari Rizky dulu."

Sikap segan dan sopan Nyonya Sheng tadi benar-benar hilang, yang tersisa hanyalah aura dingin di wajahnya. Regina Mo merasa lucu saat melihatnya, wajahnya menjadi sedikit lebih baik ketika ia meninginkan sesuatu darinya, namun jika tidak, apakah ia akan kembali menyudutkan dan membenci dirinya?

“Kamar tidurku sedikit kotor. Pergi dan bersihkanlah dulu.” Nyonya Sheng memainkan kukunya tidak peduli, ekspresi di wajahnya pun tidak ramah sama sekali.

Regina Mo tertegun sejenak, “Bu, bukankah kamarmu selalu dibersihkan oleh para pelayan?” Dia tidak menyangka hal ini akan terjadi, bukankah ini semua urusan pelayan?

Nyonya Sheng mengerutkan keningnya, "Kenapa, kamu tidak mau bersih-bersih?"

“Bukan begitu, aku masih harus pergi menemui Rizky, sepertinya Rizky akan menangis.” Regina Mo merasa sedih meningat wajah Rizky yang bersedih dan dipenuhi air mata.

Nyonya Sheng mendongakka kepalanya, "Apa urusannya denganku?"

“Bu, aku akan meminta Bibi Li membersihkannya untukmu. Dulu dia lah yang selalu membersihkan kamarmu.” Regina Mo tidak ingin berselisih dengannya, jadi dia hanya bisa berbicara dengan nada yang baik.

Mata Nyonya Sheng membelalak, "Terakhir kali seorang pelayan mencuri liontin ku, kamu ingin terjadi lagi?"

Regina Mo tidak bisa berkata-kata. Bibi Li telah berada di rumah selama bertahun-tahun. Dengan ia berkata seperti ini, bukankah itu akan menyakiti hati orang tersebut? Lagipula, bukan hanya dia satu-satunya yang tinggal di kamar itu, ada ayah mertuanya juga di sana. Bagaimana jadinya jika tersebar berita bahwa menantu masuk ke kamar ayah mertuanya untuk membersihkan kamar?

Tapi dia juga tahu kalau mertuanya sengaja mempersulit dirinya, untuk balas dendam yang belum terselesaikan tadi

“Baiklah, Bu, aku akan segera membersihkannya.” Setelah itu, Regina Mo masuk ke kamar mertuanya dengan menahan amarah.

Demi bisa bertemu dengan Rizkylebih awal, ia pun segera membersihkan sampah di tanah, melipat selimut, merapikan semua barang, lalu meninggalkan ruangan.

“Bu, aku sudah selesai bersih-bersih.” Regina Mo menyeka keringat dari kepalanya, meletakkan kain lap dan bersiap keluar.

"Berhenti, lihat, apa ini, apakah ini hasil dari bersih-bersih mu?"

Regina Mo berbalik baik-baik, “Bu, masih ada hal yang harus kulakukan. Lain kali aku akan memersihkannya dengan bersih.” ia pun berlari keluar tanpa menunggu respon selanjutnya.

Nyonya Sheng merasa sangat marah di belakang sana, akan tetapi, ia juga tidak berdaya.

Tidak lama setelah Regina Mo pergi, Shanon Luo datang dan meminta maaf setelah memasuki pintu.

Dia berlari ke arah Nyonya Sheng dengan terburu-buru, "Bibi, apa yang terjadi padamu hari itu? Setelah aku pergi ke kantor polisi mencarimu, suda tidak ada siapa-siapa disana."

Nyonya Sheng pun merasa hangat karena perkataannya, “Anak baik, aku baik-baik saja, Arthur datang tidak lama setelah itu." Dia hanya menceritakan awal dan akhirnya saja, lagian masalah itu memang kurang enak di ceritakan.

Shanon Luo seolah telah melepaskan sebuah beban besar, ia menghela nafas lega, "baguslah kalau begitu, jika terjadi apa-apa hari itu, aku pasti tidak akan memaafkan diriku sendiri."

Nyonya Sheng teringat akan raut putranya hari itu, ia pun menghela nafas dalam hati, pasti Regina Mo yang mengatakan sesuatu kepadanya, jika tidak bagaimana mungkin jadi seperti ini sekarang?

“Oh ya, cara apa yang kamu maksud pagi tadi?” Nyonya Sheng bertanya tidak sabar..

Shanon Luo sedikit bangga dan diam-diam mendekatinya, "Bibi, kamu tidak perlu pedulikan ini, selama kamu mengijinkannya, Regina Mo pasti akan tamat kali ini."

Nyonya Sheng teringat akan apa yang baru saja terjadi, amarahnya langsung membara, "Oke, kalau begitu kamu lakukan saja, wanita itu benar-benar pengganggu dan tidak tahu diri, Keluarga Sheng yang sudah begitu baik begini, ia masih tidak mau melahirkan cucu untuk kami, aku ingin dia keluar secepat mungkin dari sini. "

Shanon Luo tersenyum dan mengangguk, "Bibi, jangan khawatir, kali ini kamu pasti bisa mewujudkan keinginanmu."

Nyonya Sheng memberikan kuncinya. Wanita itu menggunakannya untuk membuka pintu kamar Arthur Sheng kemudian masuk dan melihat-lihat, dan akhirnya meletakkan sebuah jepit rambut sederhana di bawah bantal Regina Mo, ia tersenyum sinis dan menutup pintu dengan rapat.

Nyonya Sheng melihat sosoknya dan tersenyum penuh kemenangan. Mereka berdua duduk di sofa dan makan dengan gembira sambil menunggu pertunjukan yang menarik.

Rizky bermain dengan sangat gembira, Regina Mo pun membawanya pulang di malam hari, tetapi begitu dia masuk, dia melihat seseorang yang sangat tidak ingin ia lihat. Awalnya ia ingin langsung naik ke atas, tapi ia terkejut dengan kesibukan yang sedang orang-orang lakukan disana

Semua pelayan merangkak naik turun, tidak tahu apa yang mereka cari.

Regina Mo pun merasa segan jika tidak bertanya, ia pun membawa Rizky kehadapannya, "Bu, ada apa ini? Apa yang kamu cari?"

Nyonya Sheng mendengus dingin, "Benar-benar, ada pencuri di rumah ini, jepit rambutku hilang."

Regina Mo memiliki firasat buruk di hatinya, tapi sebelum dia memikirkan lebih lanjut, Arthur Sheng pun kembali. Setelah ia melihat Shanon Luo, wanita itu langsung berbasa-basi sedikit dengan Nyonya Sheng lalu pergi, bagaimanapun, faktanya sedang terjadi disini, hasilnya juga akan tetap sama jika ia baru diberitahu besok

Begitu Shanon Luo pergi, raut Nyonya Sheng langsung berubah, "Arthur jepit rambutku hilang."

Wajah Nyonya Sheng awalnya terlihat kuat dan dingin, tapi ia menampakkan raut wajahnya yang terlihat lemah sekarang, tetap saja masih terlihat sangat bertolak belakang.

Arthur Sheng terkejut, ia tidak bereaksi untuk sementara waktu, "Jepit rambut apa?"

Nyonya Sheng memelototinya, "Jepit yang nenekmu berikan padaku."

Arthur Sheng merasa aneh, "Bukankah kamu selalu meletak jepit rambut di rumah dan melarang orang menyentuhnya? kenapa sekarang bisa hilang?"

Nyonya Sheng melirik Regina Mo, "Bagaimana aku tahu, bukankah kita harus mencarinya dengan baik sekarang?"

“Ya, kita harus mencarinya baik-baik.” Arthur Sheng jelas tidak percaya dengan apa yang ia katakan. Dia tahu betapa berharganya jepit rambut itu. Sebagai jepit rambut yang melambangkan menantu perempuan dari keluarga Sheng, ia selalu menaruhnya di brankas. Lalu sekarang malah hilang? bagaimana ini mungkin?

Nyonya Sheng memanggil Bibi Li, "Bagaimana? Sudah dicari kesemua tempat?"

Bibi Li adalah wanita yang sangat lembut, ia berbicara dengan lembut, "Semuanya sudah di cari, hanya tinggal ..."

Keinginan Bibi Li untuk melanjutkan kalimatnya membuat hati Regina Mo sedikit cemas, dan ternyata benar.

"Tinggal kamar tuan muda yang belum."

Kekhawatiran Regina Mo tiba-tiba menjadi kenyataan, tapi sekarang Arthur Sheng ada di sini, wanita itu yakin pria itu tidak akan membiarkan dirinya terluka.

Nyonya Sheng bersikap normal, ia menoleh untuk menanyakan pendapat pemiliknya.

Alis Arthur Sheng berkerut. Dia benar-benar tidak berharap ibu kandungnya sendiri menggunakan cara seperti itu. Semoga wanita itu tidak mengecewakan dirinya.

“Yasudah, cepat cari kalau begitu?” Kata-kata Arthur Sheng penuh amarah dan sedikit mengintimidasi. Kali ini, ia tidak tahu ide siapa lagi ini.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu