Chasing Your Heart - Bab 264 Pria Itu Milikku

Axel Luo mengerutkan keningnya, "Jangan lupakan tujuan kita."

Shanon Luo menoleh, "Aku tidak peduli dengan tujuanmu. Tujuanku sangatlah sederhana, membuatnya menderita. Bukankah Arthur Sheng sangat menyukai wajahnya? Aku ingin melihatnya, apa dia bisa menghindari pisauku nanti. "

Axel Luo terkejut oleh kegilaannya, ia memandang wanita di depannya dengan tidak percaya, "Kamu akan membuatnya menjadi buruk rupa?"

"Tentu saja, tidak hanya itu, aku ingin dia hidup seperti anjing, memanggilku tuan setiap hari, dan menginjak-injak martabatnya di bawah kakiku. Dengan beginilah aku baru bisa menghilangkan kebencianku!"

“Kamu sudah gila!” Axel Luo hanya ingin menggunakan Regina Mo untuk mengancam Arthur Sheng, selama dia mengirim wanita itu kembali tanpa cedera, mungkin ini akan berakhir baik-baik saja. Tapi jika ia terluka, pria itu pasti akan balas dendam. Meski Keluarga Luo memiliki perusahaan yang besar, tidak mungkin juga ia melawan Keluarga Sheng sendirian.

Shanon Luo menoleh dan menatap Axel Luo dengan tatapan remeh, "Apakah kamu pengecut? sudah sampai seperti ini, apa menurutmu kamu masih punya jalan keluar?"

Tubuh Axel Luo gemetar karena marah. Ia sudah mempertimbangkan sangat lama dan akhirnya memilih Kota A untuk menghentikan perang ini. Ini sama saja ia mencari masalah dengan ular lokal tempat ini. Ini sama saja dengan bunuh diri.

Pria itu menjulurkan tangan dan menampar wanita tersebut, "Lebih baik kamu ingat dengan baik, apa yang aku inginkan, tenanglah sedikit, dengan begitu aku masih bisa membiarkanmu di sisiku."

Shanon Luo menyentuh wajahnya yang panas karena tamparan itu, ia melihat punggung pria itu berjalan menjauh, sekarang ia semakin membulatkan tekadnya, ia pun berbalik dan memasuki pabrik tersebut tanpa ragu-ragu.

Regina Mo memandang kejauhan dan tampak bosan di sudut tersebut. Bagaimana dia bisa kabur? Tidak ada air yang bisa ia gunakan di sini, dan bahkan jika memang demikian, Shanon Luo mungkin tidak akan berbaik hati memanggil dokter kemari!

“Regina Mo, tahukah kamu apa yang paling kubenci darimu?” Setengah dari wajah Shanon Luo memerah, Regina Mo terkejut, apa yang terjadi padanya barusan, rasanya ia sering melihat tamparan beberapa hari ini.

Tapi bagaimana ia bisa tahu apa yang wanita itu tidak sukai darinya?

“Yang paling ku benci adalah kamu menikah dengan pria yang ku impikan sejak aku kecil, dia itu milikku, milikku!” Shanon Luo bergegas kearah Regina Mo dan mencubit bahunya. Wanita itu tampak gemetar, darah di sudut mulutnya tampak sangat berkilau.

Regina Mo tetap tenang. Shanon Luo yang seperti ini tidak bisa diganggu sekarang. Jika tidak, ia pasti akan di pukul. Sekarang ini ia sedang berada di ambang bahaya, hanya dengan memikirkannya saja sudah mengerikan.

Mungkin karena Regina Mo yang tetap tenang, malah membuat Shanon Luo semakin tidak sabar. Shanon Luo sangat ingin melihat tatapan memohon dari wnita itu, ia menyentuh rambut Regina Mo dengan tangannya dan tersenyum penuh kemenangan, "Rambut yang bagus, kamu pasti memperlakukannya dengan baik, bukan? Tapi bagaimana jika aku tidak ingin melihatnya lagi?"

Setelah berbicara, tangannya menjambak seutas rambut secara acak dan menariknya dengan gila. Kulit kepala Regina Mo terasa sangat sakit, wajahnya tanpa sadar menunjukkan rasa sakit, Shanon Luo pun tampak sangat senang, "Lihatlah, ekspresi seperti ini membuatku jauh lebih baik."

Regina Mo merasa kesakitan. Sepertinya wanita itu begitu membencinya sampai ingin merontokkan semua rambutnya?

“Apa kau tahu kenapa aku benci melihat rambutmu?” Shanon Luo seolah berkata pada dirinya sendiri, di sisi lain juga seolah bertanya pada Regina Mo.

Tanpa menunggu jawaban Regina Mo, wajahnya menampakkan raut yang sedang mengenang sesuatu.

“Ketika aku pertama kali datang ke rumah Sheng, banyak hal yang tidak bisa kulakukan. Saat itu, Arthur benar-benar lembut. Ia selalu mengikatkan rambutku di pagi hari sebelum ia berangkat kerja. Ketika aku tiba di sekolah, mereka semua bilang rambutku sangat jelek. Saat istirahat, aku pun menuangkan lem di kursi mereka, hahaha, raut wajah mereka saat itu benar-benar sangat konyol."

Regina Mo merasa sedikit takut, ekspresi wanita itu terlihat mengerikan. Ia mengerutkan keningnya, mencoba beradaptasi dengan rasa sakit yang ada di kulit kepalanya, ia memikirkan bagaimana caranya melepaskan diri dari hal ini.

Shanon Luo melepaskan rambutnya, ia mengulurkan tangan dan menyentuh wajah Regina Mo, "Aku baru saja membeli sebuah pisau belati. Dengar-dengar belati itu perlu melihat darah agar bisa digunakan lebih tajam nantinya. Bagaimana jika menggunakan darah di wajahmu?"

Ekspresi gilanya itu membuat Regina Mo bergidik, tidak bagus, ini tidak bagus sama sekali.

Shanon Luo menegakkan tubuh dan melihat ke luar jendela kecil, "Kamu pasti tidak mau? Tapi tidak masalah, kamu akan bersedia sebentar lagi."

Regina Mo tidak tahu apa yang akan wanita itu lakukan. Yang pasti bukanlah suatu hal yang baik, tapi yang terburuk pasti merusak wajahnya. Ia tersenyum lega. Tidak apa-apa jika kulitnya rusak dan menjadi jelek. Tidak ada yang akan berpura-pura menjadi dirinya lagi, hanya saja ia tidak tahu apakah Arthur Sheng akan menjauhinya atau tidak.

Saat Shanon Luo menundukkan kepalanya, ia melihat wajah Regina Mo yang tersenyum, ia pun langsung menamparnya, "Apakah aku menyuruhmu untuk senyum? Kenapa kau tersenyum, tidakkah kau tahu, aku paling benci dengan senyummu? Jika bukan karena senyumanmu itu yang menggoda Arthurku, kami pasti akan bersama, kami akan bersama!"

Wajahnya hampir menempel di wajah Regina Mo, ia memandang Regina Mo dengan tatapan penuh benci. Regina Mo sedikit kaget, namun ia kembali tenang. Orang ini menjadi gila, ia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Semuanya itu mungkin merupakan kehendak Tuhan.

Setengah jam telah berlalu, Shanon Luo masih saja mengutuk dan marah-marah di sana.

"Kamu bodoh, tahukah kamu? Kamu adalah jalang, rubah betina. Aku dan Arthur Sheng adalah kekasih masa kecil, sama-sama polos dan tidak tahu apa-apa. Kamu siapa? Kamu harus membayarnya jika kamu berani merayu Arthurku!" ia kembali menarik rambut Regina Mo.

Regina Mo ingin mati saja, awalnya dia merasa cuek dengan siksaan ini, tapi sekarang dia mulai tidak nyaman dan merasa lelah.

Bertanya, menampar, menyiram air, segala macam cara yang bisa digunakan telah digunakannya. Regina Mo telah disiksa sampai ia tidak memiliki tenaga lagi, tapi orang di hadapannya ini tetap tidak merasa lelah sama sekali.

Setelah Axel Luo kembali, ia melihat Regina Mo sendirian di sudut sana, kepalanya sedikit menunduk, tubuhnya meneteskan air, pipinya tampak bengkak, dan rambutnya berantakan. Shanon Luo yang berdiri di sampingnya masih mengutuk tanpa lelah.

“Apa yang sudah kukatakan padamu tadi?” Axel Luo tampak marah, ia melihat lurus kesana, seolah-olah akan segera membunuh Shanon Luo.

Shanon Luo melihatnya kembali dan berkata dengan acuh tak acuh: "Aku tidak merusak wajahnya, kenapa kamu begitu berlebihan?"

Axel Luo ingin langsung mengusirnya keluar, tapi ia masih menahan amarahnya, "Bodoh, apa bedanya ini dengan merusak wajah?"

"Sudah untung aku tidak menggunakan pisauku!"

Axel Luo tidak tahan lagi dan melayangkan tamparnya, "sudah ku bilang, jangan sakiti dia, apa yang kamu lakukan? Jika Arthur Sheng benar-benar membalaskan dendamnya pada perusahaanku, maka kamu akan mati!"

Shanon Luo menutupi wajahnya, ini adalah tamparan kedua di wajahnya, dan ia akan mengembalikan tamparan ini pada Regina Mo nanti.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu