Chasing Your Heart - Bab 86 Jangan Berpikir Untuk Kabur.

Sakit.

Begitu Regina Mo terbangun, Regina Mo hanya merasakan seluruh tubuhnya sakit.

Regina Mo memutar tubuhnya sembarangan dan melihat di Arthur Sheng yang berbaring di sebelahnya.

Apa yang terjadi?

Ah ya benar. Dirinya ingin pergi, lalu dihalangi, setelah itu...

Garis perut berotot yang terlihat jelas, suara yang serak, karena bergairah, wajahnya pun memerah...

Regina Mo tak berani memikirkannya. Saat ini regina Mo merasa wajahnya pasti merah sekali.

Arthur Sheng sangat menikmati melihat perubahan wajah Regina Mo, Ujung hidungnya yang merah meneteskan keringat.

"Kenapa? Apa kamu masih puas melihatnya?"

Arthur Sheng tersenyum licik. Sepasang matanya yang sedari awal sudah bersinar semakin terlihat bersinar, membuat Regina Mo hampir tenggelam dalam tatapan pria itu.

Wajah Regina Mo semakin memerah. Regina Mo mengulurkan tangan untuk meraih selimut dan menaruh selimut di atas mata untuk menutupi tatapan seksi Arthur Sheng.

Arthur Sheng tidak mau melepaskan kesempatan ini. Kedua tangan pria itu menarik wajah Regina Mo, mengharuskan wanita itu mengatakan sesuatu.

Tak diduga Regina Mo mengatakan 'bagus' dan membuat Arthur Sheng tertawa keras.

Jam dinding di tembok sudah melewati angka 10, begitu teringat rencananya sendiri, terpaksa Arthur Sheng melepaskan kesempatan untuk meniduri Regina Mo lagi dan langsung bangkit dari ranjang.

Di setiap tempat di kamar sangat berantakan, sangat mudah diketahui segila apa hal yang terjadi semalam.

Regina Mo mematung melihat kekacauan ini, tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Bahkan jika semalam mereka begitu menempel, intens dan  menjadi kesatuan yang lengkap.

Tapi jarak di antara mereka berdua, apakah sungguh mudah dilewati begitu saja?

"Kemari, bantu aku."

Arthur Sheng turun ke ranjang lalu membungkuk mengambil kemeja yang sudah kusut di lantai. Arthur Sheng agak kesal, tapi begitu memikirkan kembali asal jejak ini terjadi, Arthur Sheng menjadi senang sekali.

Regina Mo yang masih melamun dan tidak merasa ada yang salah dari kalimat tersebut langsung duduk di ranjang.

Selimut yang licin jatuh dari atas tubuhnya...

"Ah--"

Regina Mo berteriak kaget, lalu menutupi dadanya tanpa sadar. Wajah Regina Mo juga berubah merah sekali.

Regina Mo lupa dirinya belum memakai baju. Regina Mo langsung menutupi tubuhnya sampai bahu dengan selimut yang barusan jatuh, sembari menutupi tubuhnya seperti sebuah pohon kecil, lalu bergerak pelan-pelan menghampiri Arthur Sheng.

Arthur Sheng tertawa keras melihat gerakan Regina Mo lalu mengelus kepala wanita itu, "Seluruh tubuh bagian atas dan bawahmu sudah ku lihat. Tidak hanya sudah pernah melihat, semalam... aku sudah mencicipi semuanya."

Suara berat dan serak itu ada di sebelah telinga Regina Mo. Hembusan napas hangat itu menyapu wajahnya, dengan membawa aura yang memikat dan menggoda.

Wajah Regina Mo sudah merah sekali, lalu memukul dada bidang Arthur Sheng dengan kesal, "Jadi kamu mau pakai baju atau tidak?"

Arthur Sheng tertawa, "Tentu saja pakai!"

Bilangnya seperti itu, tapi memakai baju pun tertunda sampai 10 menit.

"Kamu juga cepat bangun. Aku harus pergi karena suatu urusan."

Selesai mandi, Arthur Sheng duduk di samping ranjang melihat Regina Mo yang masih membungkus dirinya seperti ulat kepompong. Arthur Sheng mengelus rambut berantakan Regina Mo dengan manja.

Regina Mo menurut dengan patuh, "Pergilah."

"Jangan berpikir untuk kabur. Kamu harus mempercayaiku. Tak peduli kemana kamu pergi, aku bisa mengejarmu. Aku sudah melabeli dirimu selamanya, kamu harus menjadi wanitaku."

Kalau dipikir-pikir... Arthur Sheng lagi-lagi memperingati dengan nada khawatir.

Regina Mo mengiyakan.

Setelah Arthur Sheng keluar dari kamar, Regina Mo tak lagi bisa menahan nyeri di tubuhnya lalu Regina Mo kembali berbaring di atas ranjang.

Kenapa bisa menjadi seperti ini?

Jelas-jelas segalanya bisa sangat bagus. Kalau dirinya pergi, Arthur Sheng bisa memiliki keluarga dengan latar belakang yang bagus, istri yang sebanding dengan pria itu dan dirinya bisa memiliki kehidupan yang tenang. Tapi sekarang Arthur Sheng mengacaukan seluruh rencananya.

Regina Mo bisa melihat ketegasan di mata Arthur Sheng.

Karena ketegasan itu yang membuat Regina Mo terkejut. Keluarga Sheng pasti tidak akan membiarkan masalah ini lepas begitu saja. Sampai saat itu tiba, dirinya harus bagimana?

Regina Mo teringat Rizky, teringat ibu, teringat Arthur Sheng, teringat keluarga Sheng. Tanpa sadar Regina Mo mengingat mereka sudah lebih dari 1 jam.

Tiba-tiba ponsel di atas kepala ranjang berdering.

Kesadaran Regina Mo seperti ditarik. Regina Mo langsung mencari ponselnya, tanpa melihat siapa yang menelpon, Regina Mo langsung mengangkat panggilan tersebut.

Dari ponsel terdengar suara Arthur Sheng yang memikat.

"Turun ke bawah."

Arthur Sheng langsung memutuskan, tidak ada ucapan lain lagi.

Regina Mo memutar matanya sebal lalu bersiap-siap. Ketika turun ke bawah, waktu sudah berlalu 20 menit.

Lift masih belum terbuka, Regina Mo hanya mendengar ada suara ribut dari luar, bukan seperti pertengkaran, tapi seperti perkumpulan. Ada kecurigaan di dalam hatinya, lalu Regina Mo berjalan ke arah keluar.

Begitu pintu lift terbuka, pemandangan yang ada di depannya membuat Regina Mo berpikir dirinya sedang bermimpi.

Di depannya ada tiga orang pria yang tampan layaknya dewa. Ada Arthur Sheng, Billy Gu, Tisno Wen, Rizky yang memakai jas berwarna putih, serta ibunya berwajah kalut tapi gembira dan di sebelah mereka ada sekumpulan orang yang sedang melihat dengan penasaran.

Regina Mo mematung melihat Arthur Sheng memakai jas. Di tangan pria itu ada 99 tangkai bunga mawar, lalu Arthur Sheng berjalan ke depannya, dengan sepasang mata gelap menatap Regina Mo dengan lembut lalu berkata: "Regina, walaupun dulu aku membuatmu sangat sedih, tapi aku sungguh berharap kamu bisa memberiku kesempatan untuk menjaga dirimu."

Saat itu Regina Mo menatap kosong dan lupa untuk menjawab.

Arthur Sheng juga tak berencana menyuruh Regina Mo menjawab, lalu pria itu kembali berkata: "Sebelumnya aku tidak punya pengalaman mengejar wanita, mungkin yang ku lakukan masih belum cukup baik. Tapi aku harap kamu akan berkata iya. Dari sekarang sampai nanti, kamu akan menjadi istriku, aku akan menjagamu, akan mencintai keluargamu, mencintai anak kita. Jadi, kamu tidak boleh menolakku, ya?"

Ketika Arthur Sheng bicara, jelas sekali sorot mata pria itu gugup.

Billy Gu dan Tisno Wen yang berada di samping gembira sekali melihatnya.

Apakah ini Arthur Sheng yang mereka kenal?

Di hari biasa Arthur Sheng biasa menghadapi ratusan juta bill, tapi mereka tidak pernah melihat Arthur Sheng yang gugup seperti ini.

Regina Mo menatap Arthur Sheng tanpa suara, tapi jelas sekali mata Regina Mo sudah memerah.

Ibu Mo yang berada di belakang juga sudah berurai air mata.

Sepertinya Arthur Sheng sudah membujuk ibunya.

Ada kegembiraan yang meluap di wajah Rizky, sepertinya dia senang sekali.

Regina Mo sedang tega. Tapi saat ini Regina Mo dibuat terharu hingga bingung.

Arthur Sheng merasa momennya sudah cukup baik, lalu pria itu mundur selangkah ingin berlutut tapi langsung ditarik oleh Regina Mo, "Jangan... jangan berlutut."

Jawab Regina Mo dengan suara terisak.

Arthur Sheng adalah seorang direktur. Bagaimana mungkin pria itu berlutut di jalan?

"Tidak apa. Aku rela melakukannya."

Arthur Sheng tersenyum tipis.

Walaupun ambisius dan angkuh, tapi Arthur Sheng rela melakukannya.

Tangan Regina Mo yang menghalangi berhenti, lalu bertanya: "Apakah aku layak?"

Arthur Sheng mengelap air mata Regina Mo dengan lembut, "Layak."

Setelah itu Arthur Sheng setengah berlutut.

Di tengah-tengah kerumunan terdengar suara semangat yang berisikan ucapan selamat bergema di setiap sudut hotel.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu