Chasing Your Heart - Bab 203 Tidak Pernah Melepaskanmu

Regina Mo membawa Arthur Shen ke tempat yang paling terakhir, ini adalah tempat terfavorit Regina Mo, penuh dengan vitalitas, dan juga popularitas.

"Dulu tempat ini ditinggali oleh seorang lansia, setelah beliau meninggal, anak-anaknya semua tinggal di luar, maka tempat ini disewakan untuk kamu, harga sewa nya pun tidak tinggi,s satu-satunya syarat yang diinginkan adalah tidak merusak bangunan yang ada di dalamnya, karena ini adalah sebuah kenangan."

Arthur Sheng cemberut, "Terdengar bagus, jika ingin menjaganya, maka tidak perlu menyewakannya seutuhnya, suatu saat nanti bisa kembali untuk tinggal di sini."

Regina Mo tertawa kecil, hari ini dia melihat sisi lain Arthur Sheng yang berbeda.

"Ibu dan aku yang menanam bunga di halaman rumah ini, saat pertama kalinya kami membuka toko bunga, tempat ini adalah cikal bakal tempat penanamannya." Regina Mo yang melihat beberapa bunga bermekaran yang tersisa, merasa sedikit tersentuh, ini adalah hasil jerih payahnya sendiri.

Arthur Sheng menatap bunga-bunga yang bermekaran itu, "Siapa yang mengajarkan ini semua kepadamu?"

Regina Mo menoleh dan menatapnya, "Tentu saja ibuku! Dia mengajarkan bagaimana cara menanam bunga, dan berkata bahwa halaman ini sangat sederhana, sangat cocok untuk menanam bunga."

Mereka berdua berdiri di halaman untuk sesaat sebelum masuk ke dalam ruang tamu.

Begitu Arthur Sheng masuk dia pun seketika terpana dengan sebuah piano yang terlihat mencolok, terasa seperti sebuah mustika yang tersembunyi di balik helaian benang.

Regina Mo mengikuti tatapan matanya, lalu tersenyum, "Piano itu adalah milik tuan rumah disini, saat kami pindah kami sengaja menutupinya dengan sehelai kain, karena takut lapuk terkena debu, tampaknya masih tidak berubah sampai sekarang."

Arthur Sheng perlahan berjalan mendekat, dia menarik kain itu, dan di atasnya sungguh tidak ada sedikitpun debu yang menempel, "Apa kamu bisa bermain piano?"

Regina Mo tertawa kecil, "Tentu saja bisa, ibu paling menyukai piano ini, dulu dia berkata alasan terkuatnya memilih tempat ini adalah karena adanya piano ini."

Sambil mengatakannya, Regina Mo menarik kain penutup bangku piano, lalu jari-jari lentiknya mulai menari diatas tuts hitam putih piano itu.

Tangan itu bergerak bagaikan seorang peri cantik, mengikuti alunan irama piano, bunga-bunga di luar, ruangan yang sederhana, dan juga wanita cantik yang ada di dalam ruangan itu, di saat ini, Arthur Sheng merasa dirinya seakan sedang berada di sebuah dunia khayalan seorang penggermar, seperti sebuah dongeng.

Setelah selesai satu lagu, Regina Mo menggerakkan jarinya, lalu mengeluh, "Sudah lama sekali aku tidak bermain piano, sekarang sudah tidak begitu lincah lagi."

Arthur Sheng tak terasa menelan air liur nya, "Apa dulu kamu sering berlatih?"

Regina Mo mengangguk, "Iya, ibu adalah seorang guru yang sangat tegas, tidak boleh malas, jika hasil latihannya tidak sampai pada titik yang dia inginkan, maka aku harus mengulangnya lagi sebanyak lima kali."

Mata Arthur Sheng menjadi gelap, "Regina, ibu pasti bukanlah dar keluarga yang biasa saja, baik itu kehidupan pribadinya, pemikirannya yang bijaksana, maupun latar belakang kultivasinya, semuanya itu bukanlah dari keluarga kecil."

Dari dulu Regina Mo tidak pernah pergi ke rumah keluarga lain, dia tidak tahu bagaimana ibu di rumah lain, dia hanya tahu gadis kecil penjual ikan, ibunya juga bisa menjual ikan, dan ibunya sendiri juga melakukan berbagai macam hal, dia juga tidak merasa dua ibu itu berbeda.

Sampai sekarang!

Tenggorokannya terasa kering, "Aku aku tidak tahu ibuku berbeda dengan orang lain, sekarang aku tahu, tidak ada orang dari keluarga biasa saja yang bisa bermain piano."

Arthur Sheng mengangguk, "Budidaya ibumu tidak jauh berbeda dari ibuku."

Sebenarnya saat itu di stasiun kereta, sudah ada sedikit dugaan, terlebih saat itu Ibu Mo menyuruhnya duduk berhadapan dengannya, dari situ saja sudah bisa terlihat ketidaksamaannya, dulu hanyalah suatu keraguan, sekarang ini merupakan suatu kepastian.

Regina Mo mungkin sejak awal sudah merasakannya, dan dengan polosnya dia menerima pemikiran itu begitu saja.

Arthur Sheng menoleh dan menatap dengan seksama ke arah dinding.

"Apa kamu sedang mencari sebuah puisi milik Cang Yang Jia Cuo?"

Arthur Sheng tersenyum dan mengangguk, "Puisi milik Cang Yang Jia Cuo semuanya adalah puisi tentang cinta, tapi perasaan dalam puisi itu ada yang dalam dan juga dangkal, dari awal ayat hingga ayat-ayat yang baru ditemukan, perasaannya semakin dalam, dan juga semakin menekan menyedihkan."

Ingatan Regina Mo kembali pada saat awal dia membaca puisi itu, dia membacanya dalam hati sebanyak dua kali, sepertinya memang seperti itu.

"Kalimat paling terkenal di puisi milik Cang Yang Jia Cuo hanya ada itu, haruskah kita menebak-nebak kalimat mana yang akan muncul kali ini?" Arthur Sheng hanya bisa memikirkan cara ini untuk memutar perasaaan Regina Mo yang kala ini tengah gundah.

Regina Mo mengangguk, "Aku rasa sepertinya adalah [Beberapa tahun ini / Kamu telah tinggal dalam lukaku / Aku sudah meletakkan langit dan bumi / Tapi tidak pernah bisa melepaskanmu / Gunung dan sungai dalam kehidupanku / Mengucapkan selamat tinggal satu per satu kepadamu.]"

Arthur Sheng berpikir sejenak, "Seseorang membutuhkan berapa banyak rahasia terpendam barulah bisa menghabiskan hidupnya dengan cerdik."

Perjanjian dimulai.

Kedua orang itu tidak melewatkan sedikitpun, dan perlahan mencari dengan seksama.

Arthur Sheng masuk ke dalam kamar yang dulunya digunakan oleh Ibu Mo, dia membuka kertas yang tertempel di dinding, ayat puisi yang ditebak oleh Regina Mo tadi, dia mengabaikan debu di tempat tidur, dan duduk diatasnya, lalu dia membaca kata demi kata dari kalimat itu, merasakan perasaan Ibu Mo pada saat itu.

Dan di sisi lain Regina Mo juga berteriak: "Arthur Sheng cepat ke sini, aku juga menemukannya di sini."

Arthur Sheng mendatanginya, dia melihat sekitar kira-kira 20 cm dari tempat tidur, tertulis satu baris kalimat, kalimat yang ditebaknya.

Jelas sekali, Ibu Mo menyimpan begitu banyak rahasia pada dirinya, ini semuanya mungkin ada hubungannya dengan dirinya, mungkin juga berhubungan dengan Regina Mo, tapi satu yang bisa dipastikan, dalam hatinya ada luka, dan juga kesakitan.

Regina Mo tidak merasa senang setelah menemukannya, dia perlahan berjalan menuju ke halaman, di sana ada sebuah ayunan ganda yang diberikan ibunya kepadanya, awalnya ibu dan anak itu berencana untuk duduk di ayunan itu dan melihat ke bintang-bintang di langit, tapi bintang-bintang tidak tampak, keinginan ini pun tidak bisa tersampaikan lagi.

"Menurutmu mengapa ibu tidak memberitahukan hal ini kepadaku sebelumnya?" Sebuah rasa bersalah tersirat di wajah Regina Mo, dia terkulai mengikuti alur ayunan itu bergerak.

Arthur Sheng mendekat dan duduk di sebelahnya, "Ibumu menyayangimu, dia tidak ingin kamu merasakan luka dan sakit yang dia terima."

Air mata Regina Mo perlahan mulai bercucuran dengan deras, dan dia pun bertanya: "Sebenarnya apa yang terjadi kepadanya, mengapa dia menulis puisi semacam ini, mengapa dia menanggung hari-hari penderitaannya sendiri!"

Arthur Sheng merasakan kesedihannya, dan segera memeluknya erat, "Kamu hanya perlu tahu dia menyayangimu, itu sudah cukup, seumur hidup ini, aku pasti tidak akan membiarkanmu mendapatkan luka seperti ibumu."

Masih tidak tahu apa-apa, tapi hanya dengan empat puisi ini, dia sepertinya sudah merasakan sakit yang menusuk hati ibunya.

Regina Mo menghapus air matanya, dia duduk terdiam di ayunan itu, "Apa yang dulu terjadi, suatu hari nanti aku akan mengetahuinya, hanya saja kuharap aku tidak terlambat, aku juga ingin merasakan dan menanggung sakit yang dialami ibu."

Arthur Sheng tidak mengatakan apa pun, hanya memeluknya, dan berharap bisa memberikan sedikit penghiburan kepadanya.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu