Chasing Your Heart - Bab 303 Lukanya Terlalu Parah.

Setelah pergi dari rumah kakek, Regina Mo kesakitan dan langsung pergi menuju ke rumah sakit untuk mengobati luka bakarnya.

Di lengannya muncul bengkak merah yang sangat besar, sepertinya luka bakarnya sangat parah. Selesai diobati, waktu sudah berlalu satu jam lebih.

Di proses pengobatan, Regina Mo selalu menggertakkan giginya tak bersuara, bahkan tak melihat ke arah dokter, lalu dokter berkata: "Kenapa bisa terbakar separah ini? Nantinya kamu harus hati-hati!"

Regina Mo mengangguk, ada rasa getir yang muncul dalam hatinya.

Sebenarnya dirinya hati-hati, tetapi harus bagaimana dirinya menghadapi nyonya Sheng?

Setelah mengambil obat, langit sudah sangat gelap. Demi menjaga keamanannya sendiri, Regina Mo tak berlama-lama di luar.

Di saat seperti ini rumah sakit sangat sunyi, lampu kuning di koridor membuat orang menjadi panik, hidung pun dipenuhi dengan aroma obat.

Suara derap langkah terdengar di koridor yang kosong, wajah Regina Mo tampak serius.

Saat ini dirinya sangat khawatir, kalau Arthur Sheng melihat lukanya, entah apa respon pria itu.

Bagaimanapun juga luka bakar sebesar ini tak bisa disembunyikan.

Berdasarkan sikapnya yang luar biasa tak terkontrol, pasti Arthur Sheng akan terus mencaritahu.

Tapi tak peduli apa yang dikatakan nyonya Sheng, sekarang beliau adalah nyonya besar di keluarga. Arthur Sheng tak bisa membuat keributan karena hal ini, kalau tidak, orang yang tak tahu apapun akan berpikir dirinya menghasut hubungan keduanya.

Kakinya melangkah di anak tangga. Regina Mo masih belum mendapatkan jalan keluar, yang dia rasakan hanya rasa sakit.

Yang tak Regina Mo sadari, diam-diam di belakangnya ada dua siluet yang mengikuti.

Di sudut koridor, belum kesadaran Regina Mo kembali, tiba-tiba ada yang membekap hidungnya.

Sebuah bau memenuhi kepalanya, saat itu juga Regina Mo melotot, obat di tangannya jatuh ke lantai, Regina Mo mengulurkan tangan untuk melawan.

Tapi kekuatan orang yang membekapnya sangat menakutkan dan bau obat itu perlahan-lahan menyakiti kepala Regina Mo, tak lama kemudian tubuh Regina Mo lemas lalu pingsan.

"Cepat bergerak, kalau tidak nanti ada yang datang!"

Salah satu orang memberikan isyarat pada yang lainnya. Orang tersebut langsung menghampiri, keduanya bekerja sama membawa Regina Mo pergi.

Pengawal yang berada di lantai bawah menunggu satu jam penuh. Ketika belum melihat siluet Regina Mo, mereka merasa ada sesuatu yang tak beres.

Beberapa orang berdiskusi lalu menyuruh dua orang mencari.

Barusan Regina Mo ke IGD, tapi di dalamnya hanya ada dokter.

Pengawal merasa dokter menipu mereka, lalu menarik kerah dokter tersebut, "Kemana nyonya kami? Dimana kamu sembunyikan dia?"

"Ba... barusan dia pergi." Dokter lalu gemetar ketakutan, "Apa kalian tak melihatnya?"

Pengawal bertanya dengan kasar, "Kemana dia pergi? Katakan!"

Dengan gemetar dokter mengangkat ketiga jarinya, "Aku bersumpah, aku sungguh tak tahu..."

Kedua pengawal saling bertatapan, wajah mereka langsung redup.

Ketika menerima telepon dari pengawal, Arthur Sheng sedang mengadakan rapat darurat tentang strategi perusahaan.

Di telepon tersebut, dengan takut-takut pengawal berkata, "Direktur Sheng, nyo.. nyonya.. hilang...."

Rapat darurat ini sebenarnya sudah berjalan 6 jam. Walaupun di rapat ini banyak ditemukan wajah muram, tapi wajah Arthur Sheng sama sekali tak berubah. Tapi hanya kata-kata pendek, langsung membuat wajah Arthur Sheng sangat berubah.

"Kamu bilang apa?" Hati Arthur Sheng mencelos, dengan suara tajam menjawab, "Dia baik-baik saja, kenapa bisa hilang?!"

"Kami sudah mencari di tempat yang bisa kami cari.." lalu menjawab dengan terbata-bata, "Se... sepertinya... nyonya diculik...."

Saat itu Arthur Sheng semakin marah. Telapak tangannya langsung menggebrak meja.

Perusahaan baru stabil, Arthur Sheng pikir dirinya bisa bernapas lega sebentar. Tapi hasilnya sekarang malah terjadi sesuatu lagi pada Regina Mo. Sepertinya ada yang sengaja mencengkram titik lemahnya!

Sebisa mungkin Arthur Sheng mengontrol kekhawatiran dan amarahnya, menutup matanya beberapa saat dan tiba-tiba teringat Evelly Mo.

Pasti ini ulahnya kan?!

Mungkin dia melihat saham perusahaannya stabil lalu kembali merusak fokusnya, memanfaatkan waktu dan menculik Regina Mo lalu mengacaukan tujuannya.

Di saat seperti ini, pengawal kembali bicara.

"Direktur Sheng, kami sudah memeriksa CCTV di rumah sakit. Dipastikan nyonya dibuat pingsan, lalu dibawa pergi..."

Tanpa menunggu mereka selesai bicara, kerutan di dahi Arthur Sheng semakin dalam, lalu dengan cepat berkata, "Kirimkan video CCTV padaku sekarang!"

Sinar proyektor terpantul di layar putih besar, di dalamnya terputar video saat Regina Mo di bawa pergi.

Billy Gu yang duduk di samping karena pernah terlibat dengan orang-orang itu, Billy Gu langsung mengenali mereka.

Billy Gu berdiri lalu berkata, "Kedua orang itu yang saat itu mencari jejak jatuhnya Evelly!"

Masalah ini akhirnya ada perkembangan. Wajah Arthur Sheng malah semakin tak enak dipandang.

Tak disangka mereka begitu tak tahu malu merebut orang miliknya, berani sekali!

Jika orang itu yang dikirim oleh Evelly Mo, mengikuti gaya kejam mereka, takutnya Regina Mo akan lebih parah dari sebelumnya.

Terpikirkan kemungkina Regina Mo di sana menerima perlakuan yang kasar, Arthur Sheng langsung marah dan sedih.

Tak disangka sekumpulan orang ini berani menyentuh wanitanya. Bagus, bagus sekali!

Arthur Sheng menghirup napas dalam, telapak tangannya yang lebar hampir menebas vas bunga antik yang mahal.

Arthur Sheng menoleh, lalu berteriak kesal pada pengawal, "Dia baik-baik saja. Kenapa malah ke rumah sakit?"

Para pengawal bisa merasakan kemarahan Arthur Sheng, tentu saja mereka tak berani marah balik.

Beberapa orang saling mendorong, akhirnya seseorang pemberani keluar dan menceritakan bahwa Regina Mo menemui kakek Sheng dan hasilnya dilukai oleh nyonya Sheng.

"Luka nyonya sangat parah, harus dibawa ke rumah sakit."

Seperti takut menerima kemarahan Arthur Sheng, dengan pelan pengawal menambahkan, "Nyonya tak membiarkan kami melapor pada anda, beliau takut anda khawatir..."

Wajah Arthur Sheng semakin menggelap.

Billy Gu seperti bisa merasakan awan gelap menutupi, Billy Gu buru-buru datang menenangkan Arthur Sheng, "Arthur, jangan terprovokasi dulu."

Dan di saat itu juga, tiba-tiba suara ponsel berdering.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu